Bagaimana jika hanya kita yang diundang lalu kita membawa rekan lain yang tidak diundang? Apakah dibolehkan?
عَنْ
أَبِى مَسْعُودٍ الأَنْصَارِىِّ قَالَ كَانَ مِنَ الأَنْصَارِ رَجُلٌ
يُقَالُ لَهُ أَبُو شُعَيْبٍ ، وَكَانَ لَهُ غُلاَمٌ لَحَّامٌ فَقَالَ
اصْنَعْ لِى طَعَامًا أَدْعُو رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
خَامِسَ خَمْسَةٍ ، فَدَعَا رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
خَامِسَ خَمْسَةٍ ، فَتَبِعَهُمْ رَجُلٌ فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله
عليه وسلم – « إِنَّكَ دَعَوْتَنَا خَامِسَ خَمْسَةٍ وَهَذَا رَجُلٌ قَدْ
تَبِعَنَا ، فَإِنْ شِئْتَ أَذِنْتَ لَهُ ، وَإِنْ شِئْتَ تَرَكْتَهُ »
“Dari
Abu Mas’ud Al Anshori, ia berkata bahwa ada seseorang dari kalangan
Anshor yang bernama Abu Syu’aib. Ia memiliki anak yang menjadi seorang
penjual daging. Ia katakan padanya, “Buatkanlah untukku makanan dan aku
ingin mengundang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk jatah lima orang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas diundang dengan jatah untuk lima orang, namun ketika itu ada seseorang yang ikut bersama beliau. Kala itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau
telah mengundang kami untuk jatah lima orang, sedangkan orang ini
mengikuti kami. Jika engkau mau, izinkan dia untuk ikut. Jika tidak, ia
bisa pulang.” (HR. Bukhari no. 5434 dan Muslim no. 2036).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer