Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan kegelapan dan cahaya yang terang, sementara mereka orang-orang kafir tetap dalam pengingkaran. Nikmat-nikmat Allah tidak dapat dihitung dan orang yang ber-tahmid tidak dapat menunaikan syukur kepadaNya serta tidak ada seorangpun yang dapat mensifati keagunganNya. Dialah yang menciptakan langit dan bumi, dan bila dia berkehendak maka cukuplah dengan berkata “kun” maka jadilah, Aku memuji dan bersyukur atas segala nikmat-Nya, aku memohon pertolongan kepada-Nya baik di kala lapang maupun sempit, aku bertawakal kepadanya atas segala katetapan dan ketentuannya, aku bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan yang benar) selain Allah, dan berkeyakinan bahwa tidak ada Rabb selain Dia, syahadat orang yang tidak meragukan persaksiannya, keyakinan orang yang tidak enggan beribadah kepada-Nya, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya yang Al-Amin [terpercaya], dia adalah rasulnya yang paripurna, Allah memberinya keyakinan yang mantap, dia telah menunaikan amanah, dia menjelaskan risalah dengan baik, dia telah memberikan peringatan kepada umat, dia menyingkap segala yang kabur, dia memerangi di jalAn-Nya setiap yang menjadi penghalang kebenaran, dia telah beribadah kepada Rabbnya hingga akhir hayat, Maka pataslah bagi sayyid Al-mursalin shalawat dan taslim, kepada ahlu bait beliau yang mulia, kepada para sahabatnya yang menjadi pilihan umat, kepada istri-istrinya umamahat Al-mu’minin yang suci, dan kepada setiap yang mengikuti jejak dan langkahnya hinga hari kiamat,[1] amma ba’du.

Sungguh Allah telah menentukan sekolompok dari umat ini sebagai pilihan.  Dia menunjuki mereka untuk senantiasa mentaatiNya dengan senantiasa meniti jalan orang-orang baik (Abrâr) dalam mengikuti sunnah dan atsar para sahabatnya, lalu menghiasi hati mereka dengan keimanan dan memudahkan lisan-lisan mereka dalam menjelaskan hokum agamanya serta mengikuti sunnah Nabi dengan cara terus menerus pergi dan safar serta meninggalkan keluarga dan negeri, demi mengumpulkan hadits-hadits Nabi, menolak ke-bid’ah-an, menggali khazanah-nya dengan meninggalkan filsafat dan ilmu kalam. Lalu muncullah satu kaum yang mengkonsentrasikan dirinya untuk hadits. Mereka mencarinya, melakukan perjalanan jauh dan menulis hadits, menanyakan dan menghafalnya, mengulang-ulang hafalannya dan menyebarkannya ke khalayak umum, mereka ber-tafaqquh dan membuat kaidah-kaidah agama. mereka juga memfokuskan segala tenaga untuknya, sehingga berhasil membedakan hadits yang mursal dari yang muttasil, yang mauquf dari yang munqati’, yang nasikh dari yang mansukh, yang muhkam dari yang mukhtalaf, yang mufassar dari yang mujmal, yang masih berlaku dari yang tidak berlaku lagi, yang gharib dari masyhur.
Mereka juga mampu meninggalkan perawi yang dicela dan orang-orang lemah yang ditinggalkan dan menyingkap perawi mana yang tidak dikenal (majhul), mana yang telah di ganti atau di tukar berupa usaha tadlis & yang berisi talbis, hingga Allah menjaga keaslian agama ini melalui tangAn-tangan mereka dan melindunginya dari tangAn-tangan jahil orang jahat. Allah jadikan mereka sebagai pemimpin kebenaran pada kondisi persilihan, dan lampu-lampu penerang dalam masalah-masalah baru yang menimpa umat merekalah itulah para pewaris Nabi, serta rujukan umat yang pilihan[2].
Allah telah menjadikan ahlu al-hadits sebagai rukun dari syariat, dan melalui mereka membasmi segala bid’ah, mereka adalah duta-duta Allah dari makhluknya, dan  penyambung lidah Rasulullah kepada umatnya , para mujtahid yang bersungguh-sungguh mengeksiskan agama-Nya, cahaya mereka selalu bersinar, keutamaan mereka senantiasa hidup, madzhab mereka terkenal dan hujjah mereka terdepan. Semua kelompok yang mengidolakan hawa nafsu akan kembali atau menganggap baik pendapat yang dimilikinya saja. Kecuali ahlu al-hadits, mereka menjadikan kitab Allah sebagai bekal mereka dan sunnah Nabi yang suci sebagai hujjah-nya. Mereka adalah kelompok Nabi, mereka hanya menisbatkan diri kepadanya, sama sekali tidak tertarik kepada hawa nafsu dan tidak menggubris pendapat akal, diterima dari mereka setiap yang mereka riwayatkan dari Rasulullah mereka dipercaya, menjadi penjaga agama dan syari’atnya, mereka adalah gudang ilmu dan pemanggulnya. Mereka adalah para ulama besar, para faqih, para khatib orator, qari yang handal, merekalah al jumhur al a’dzom (ahlus sunah wal jama’ah).   Jalan mereka adalah jalan yang lurus, siapa yang berupaya makar pada  mereka, maka Allah akan memurkainya, siapa yang memusuhi mereka, maka Allah akan rendahkan, tidak merugikan mereka orang yang menyelisihinya dan beruntung orang yang meninggalkan mereka. Orang yang menjaga agamanya butuh kepada bimbingan mereka dan celakalah orang yang memandang jahat kepada mereka. Sesungguhnya Allah maha kuasa untuk memenangkan mereka.[3]
Demikianlah para ulama ahli hadits berjuang menjaga sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dan menyebarkannya, hingga akhirnya mereka menjadi penjaga agama dan menara hujjah. Mereka pantas mendapatkan keutamaan dan kedudukan tinggi, karena mereka menjaga agama ini dan menyampaikan berita Alquran dan sunnah kepada umat ini.
Mereka memberikan perhatian yang sangat besar kepada sunnah-sunnah rasulullah n dengan mengumpulkan, menghafal dan menulisnya. Bermunculanlah banyak kitab-kitab yang berisi hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam diantaranya berupa Muwatha’, Al-Jawâmi’ dan yang lainnya.
Diantara bentuk-bentuk kitab tersebut adalah kitab Al-Ahkâm.
Kitab-kitab Al-Ahkâm
Kitab Al-Ahkâm didefenisikan menurut istilah Ahli Hadits sebagai kitab-kitab yang hanya mencakup hadits-hadits tentang hukum saja. Dalam pengertian hadits-hadits tersebut di keluarkan oleh penyusun kitab-kitab ini dari kitab-kitab rujukan hadits dan mereka susun berdasarkan bab-bab fikih.
Jumlahnya ada banyak, di antara yang paling terkenal sebagai berikut:
1. Al-Ahkâm Al-Kubra karya Al-Imam Al-Muhadits Abu Muhammad Abdilhaq bin Abdurrahman Al-Isybili yang dikenal dengan Ibnul Kharâth hidup antara tahun 510-581 H. Kitab yang terdiri dari lima jilid ini beliau susun dari kitab-kitab sunnah. Kitab ini mengumpulkan hadits-hadits ahkâm dan menyampaikannya dengan sanad. Kitab Al-Ahkâm Al-Kubra ini tidak lepas dari kritik, diantara para pengkritisi kitab ini adalah Al-Hafizh An-Nâqid Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Al-Qath-than wafat tahun 628 H dalam kitabnya yang berjudul Bayanul Wahm wal Ihâm Al waqi’in fi Kitabil Ahkâm.[4]
2. Al-Ahkâm Al-Wustha karya Abdilhaq Al-Asybili juga, terdiri dari dua jilid. Disebutkan dalam khutbahnya bahwa diamnya beliau terhadap sebuah hadits menunjukkan shahih-nya tersebut. Kitab ini adalah ringkasan dari kitab Al-Ahkâm Al-Kubra dengan menghapus sanad-nya. Kitab ini telah dicetak dalam 4 jilid dengan tahqiq Shubhi As-Sâmira`i dan Syeikhuna Hamdi Abdulmajid As-Salafi dan diterbitkan oleh Maktabah Ar-Rusyd tahun 1416 H.
Manuskripdua kitab ini telah dijelaskan keberadaan dan tempat penyimpanannya oleh Shubhi As-Sâmira`i dan guru saya Syeikh Hamdi Abdulmajid As-Salafi dalam Muqaddimah tahqiq beliau berdua atas kitab Ahkâm Al-Wustha ( lihat jilid pertama hlm 57 dari kitab Al-Ahkâm Al-Wustha). Kemudian Abu Abdirrahman bin ‘Uqail azh-Zhâhiri mengeluarkan dua jilid dari kitab Al-Ahkâm Al-Kubra dan Ash-Shughra dan beliau namakan Asy-Syurûh wa At-Ta’liqât ‘Ala Kutub Al-Ahkâm dan dicetak dalam dua jilid. [5]
3.   Al-Ahkâm Ash-Shughra karya Abdilhaq juga, beliau sebutkan dalam khutbahnya: bahwasanya pilihan beliau terhadap hadits yang shahih sanad-nya dalam kitab ini adalah hal yang biasa di kalangan Kritikus hadits, terdiri dari 1 jilid, kitab ini di syarah lagi oleh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Marzuq [6] wafat tahun 781 H. Kitab Al-Ahkâm Ash-Shughra ini dicetak dalam dua jilid dengan tahqiq Ummu Muhammad Bintu Ahmad Al-Hulais dengan bimbingan syeikh Kholid bin Ali bin Muhammad Al-‘Anbari dan diterbitkan Maktabah Ibnu Taimiyah kairo dan maktabah Al-Ilmi di Jeddah tahun 1413 H.
Dalam kitab ini imam Abdulhaq Al-Isybili meringkas sanad dan mencukupkan dalam takhrij haditsnya pada satu sumber rujukan saja agar mudah dihafal. Juga kitab ini memiliki keistimewaan dalam penyampaian hadits-hadits dan tidak hanya mencukupkan pada hadits halal dan haram saja, bahkan beliau tambah dengan banyak bab-bab sunnah lainnya. Pengarang disini memberikan perhatian dalam kata-kata yang sulit (Gharib Al-Hadits) dan penjelasan maknanya secara ringkas.
4. Al-Umdah Al-Kubro Fi Ahâdits Al-Ahkâm (العمدة الكبرى في أحاديث الأحكام) karya Taqiyuddin Abu Muhammad Abdulghani bin Abdilwahid Al-Maqdisy Al-Jama’ili wafat tahun 600 H. Kitab ini tidak sama dengan kitab ‘Umdah Al-Ahkaam yang terkenal. Kitab ini dicetak dengan tahqiq DR. Rif’at fauzi Abdulmuthalib diterbitkan Maktabah Al-Ma’arif di Riyâdh. Demikian juga di-tahqiq Samir bin Amin Az-Zuhairi dan diterbitkan Daar Al-Bayaan pada cetakan pertama tahun 1422 H .
5. Umdatul Ahkâm An Sayyidil Anâm karya Taqiyuddin Abu Muhammad Abdulghani bin Abdilwahid Al-Maqdisy Al-Jama’ili wafat tahun 600 H.
Kitab ini adalah salah satu kitab-kitab hadits ahkâm yang penting dan ringkas, karena seluruh hadits-haditsnya shahih, adakalanya hadits-hadits yang muttafaqun ‘alaihi, ada juga yang hanya diriwayatkan Bukhari atau Muslim. Beliau bersandar dalam menyampaikan hadits-hadits muttfaqun ‘alaihi kepada kitab Al-Jam’u baina ash-Shahihain karya Al-Humaidi.
Kitab Umdah Al-Ahkâm ini telah dicetak beberapa cetakan, di antaranya:
  1. Cetakan mathba’ah (percetakan) As-Sunnah Al-Muhammadiyah dengan tahqiq Syeikh Muhammad Hâmid Al-Faqi tahun 1371 H.
  2. Cetakan Dâr Al-Ma’ârif dengan tash-hih Syeikh Ahmad Muhammad Syâkir tahun 1371 H.
  3. Cetakan Al-Mathba’ah As-Salafiyah di Mesir tahun 1376 H dengan pengawasan Syeikh Muhibuddin Al-Khathib.
  4. Cetakan Mathba’ah Al-Manâr di Mesir dengan perhatian dari Syeikh Muhammad Rasyid Ridho dimasukkan dalam Majmu’ah  Al-Hadits An-Najdiyah tahun 1342.
  5. Dicetak ulang secara terpisah melalui dâr As-Salâm .
  6. Cetakan Dâr Al-ma’mun Litturats tahun 1405 H dengan Tahqiq Syeikh Mahmud Al-Arnauth.
  7. Cetakan dengan tahqiq Samier bin Amin Az-Zuhairi.
  8. Cetakan dâr at-Thayyibah beberapa kali dan cetakan ketiganya tahun 1427 H dengan tahqiq Nazhar Muhammad Al-Fâriyâbi dengan 7 naskah manuskrip.
Karena pentingnya kitab ini maka para ulama memberikan perhatian besar kepadanya sejak dahulu hingga sekarang dengan men-syarah dan mengajarkan serta memberikan komentar ilmiyah terhadap kitab ini. Diantara syarah kitab ini adalah :
a. Ihkâm Al-Ahkâm Syarhu Umdatul Ahkâm (إحكام الأحكام شرح عمدة الأحكام) karya Al-Hafizh Ibnu Daqiqul Aid wafat tahun 702H dicetak beberapa cetakan, diantaranya:
  • Cetakan Dâr ‘Alam Al-Fikr di Mesir dengan takhrij Thaha Sa’ad dan Mushthafa Al-hawâri dalam 2 jilid.
  • Cetakan Muhammad Munir Ad-Dimasyqi di Mesir tahun 1342 H dalam 2 jilid dan disebarkan oleh Dâr Al-Kutub Al-‘Ilmiyah di Bairut.
b. Al-‘Uddah Bi Syarhi Al-‘Umdah (العدة بشرح العمدة) karya Muhammad bin Isma’il Ash-Shan’ani. Kitab ini adalah hasyiyah (komentar ilmiyah) terhadap kitab Ihkâm Al-Ahkâm Syarhu Umdatul Ahkâm. Kitab ini dicetak Al-Mathba’ah As-Salafiyah di Kairo pada tahun 1379 H dalam empat jilid dengan tahqiq Syeikh ‘Ali bin Muhammad Al-Hindi (wafat tahun 1419 H).
c. Al-I’lâm Bi Fawâ’id ‘Umdah Al-Ahkâm (الإعلام بفوائد عمدة الأحكام) karya Al-Hâfizh Sirajuddin Abu Hafsh Umar bin ‘Ali bin Ahmad Al-Anshâri yang dikenal dengan ibnu Mulaqqin wafat tahun 804 H. Kitab ini dicetak pertama kali dalam lima jilid oleh Daar Al-‘Ashimah dengan tahqiq Syeikh Abdul Aziz bin Ahmad bin Muhammad Al-Musyaiqih. Kemudian disempurnakan menjadi 11 jilid dengan kata pengantar dari Syeikh Shâlih bin Fauzan Al-Fauzan dan Syeikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid.
d. Khulashah Al-Kalâm Syarhu ‘Umdah Al-Ahkâm (خلاصة الكلام شرح عمدة الأحكام)  karya Syeikh Faishal bin Abdulaziz Ali Mubaarak wafat tahun 1376 H. Kitab ini telah dicetak beberapa kali diantaranya cetakan kedua diterbitkan Maktabah An-Nahdhoh dan Al-maktabah Al-Ahliyah di Riyâdh tahun 1379 H dan dicetak tahun 1412 H oleh Maktabah Ar-Rusyd.
e. Aqwâl Al-A`imah Al-A’lâm Bi Syarhi Umdah Al-Ahkâm (أقوال الأئمة الأعلام بشرح عمدة الأحكام) karya beliau juga dan belum diterbitkan.
f. Khulashah Al-Kalâm ‘ala ‘Umdah Al-Ahkâm (خلاصة الكلام على عمدة الأحكام) karya Syeikh Abdullah bin Abdurahman bin Shalih Al-Basâm wafat tahun 1423 H dicetak di Mathba’ah Al-Fajâlah Al-Jadidah di Kairo.
g. Taisîr Al-‘Alâm Syarhu ‘Umdah Al-Ahkâm (تيسير العلام شرح عمدة الأحكام) karya beliau juga. Kitab ini telah dicetak beberapa kali dan pertama kali pada tahun 1380 H di Mathba’ah Al-Madani di Kairo dalam dua jilid. Terakhir keluar cetakan yang lebih baik dari Dâr Al-Maimân tahun 1426 H dalam dua jilid diawasi langsung oleh anak beliau yang bernama Basâm bin Abdillah Al-Basâm.
h. Ta’sies Al-Ahkâm ‘Ala Mâ Shahha ‘An Khoiri Al-Anâm Bi Syarhi Ahâdiets ‘Umdah Al-Ahkâm (تأسيس الأحكام على ما صح عن خير الأنام بشرح أحاديث عمدة الأحكام) karya Syeikh Ahmad bin Yahya An-Najmi. Kitab ini dicetak secara sempurna dalam 5 jilid oleh Daar Al-Minhâj di Mesir tahun 1427 H.
i. Al-Ilmâm Bi Syarhi ‘Umdah Al-Ahkâm (الإلمام بشرح عمدة الأحكام) karya Syeikh Isma’il bin Muhammad Al-Anshari wafat tahun 1417 H. Syarah ini cukup ringkas dan mudah sehingga dijadikan buku pegangan siswa SMP (MTS) dan MA di kerajaan saudi Arabia hingga tahun 1397 H. Dicetak beberapa kali diantaranya oleh maktabah Ar-Riyâdh tahun 1392 H dan Mathba’ah As-Sa’adah di Mesir tahun 1400 H.
j. Tambîh Al-Afhâm Syarhu ‘Umdah Al-Ahkâm min Kalâm Khairi Al-Anâm (تنبيه الأفهام شرح عمدة الأحكام من كلام خير الأنام) karya Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin wafat tahun 1421 H. Kitab ini adalah buku pegangan siswa tingkat MTS dan ma’had ilmiyah dimulai tahun ajaran 1397-1398 H dicetak dalam 3 juz dan terakhir digabung dalam satu jilid oleh Dâr Al-Bashirah di Mesir.
k. Nail Al-Marâm Syarhu ‘Umdah Al-Ahkâm (نيل المرام شرح عمدة الأحكام) karya Syeikh Hasan bin Ismail An-Nûri dan syeikh ‘Alwi bin Abas Al-Mâliki wafat tahun 1391 H. Dicetak dalam beberapa cetakan diantarnya cetakan Mathaabi’ Syarikah Asy-Syamarli di Mesir tahun 1392 H.
l. Al-‘Uddah Syarhu Al-‘Umdah fi Ahâdits Al-Ahkâm (العدة شرح العمدة في أحاديث الأحكام) karya ‘Alauddin Ali bin Dawud bin Al-‘Athâr Asy-Syâfi’i (tahun 654-724 H) di cetak dengan wakaf dari Syeikh Nizhâm Muhammad Shalih Ya’qubi dan diterbitkan Dâr Al-Basyâ`ir di Libanon tahun 1427 H.
Masih banyak lagi syarah kitab ‘Umdah ini yang masih dalam bentuk naskah manuskrip.
6. Ihkâm Al-Ahkâm ash-Shâdirah Min Baini Syafatai Sayyid Al-Anâm karya Syamsuddin Abu Umamah Muhammad bin ‘Ali bin Abdilwahid An-Naqâsy Al-Maghribi Al-Mishri tahun 720-763 H. Kitab ini di-tahqiq DR. Rif’at Fauzi Abdulmuthalib dan di terbitkan Maktabah Al-Khânji di Kairo dan cetakan pertamanya tahun 1409 H.
7. Al-Ahkâm Al-Kubra karya Majduddin Abdussalam bin Abdullah bin Abu Al-Qâsim bin Abdillah bin Taimiyyah Al-Harani (wafat tahun 653 H). Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata tentang beliau dalam biografi beliau dalam kitab Dzail Thobaqât Al Hanabilah, “Kitab tersebut terdiri beberapa jilid”.
8. Al-Muntaqa min Akhbâri Musthafa (المنتقى من أخبار المصطفى) karya Majduddin Abul Barakât Abdussalam bin Abdillah bin Abu Al-Qâsim bin Abdillah Ibnu Taimiyyah juga, kitab ini merupakan ringkasan dari kitab Al-Ahkâm Al-Kubra sebagaimana dijelaskan hal itu oleh Ibnu Rajab dalam biografi Al-Majdi ibnu Taimiyah dalam kitab Dzail Thobaqât Al Hanabilah, dan telah dicetak. Kitab ini berisi 5029 hadits yang menjadi sumber dasar hukum-hukum fikih di susun sesuai tertib bab-bab pembahasan fikih, dengan mencantumkan ulama yang mengeluarkannya tanpa menjelaskan derajat hukum hadits tersebut.
Banyak para Ulama yang men-syarah kitab ini, seperti:
  • Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin Abdul Hadi Al-Maqdisi wafat tahun 744 H.
  • Al-Allamah Sirajuddin Umar bin Ali bin Al-Mulaqqin wafat tahun 804 H. tapi tidak sampai selesai.
  • Abul Abbas Ahmad bin Muhsin Al-Qadhi Al-Hanbali wafat tahun 771 H. dan tidak sampai selesai juga.
  • Al-Qadhi Muhammad bin Ali Asy-Syaukani wafat tahun 1255 H. Dan beliau beri nama Nailul Authar Syarhu Muntaqal Akhbâr. Imam Syaukani dalam Syarahnya banyak mengambil metoda dan meringkas penjelasannya dari kitab Fathul Bâri Syarhu Shahih Al-Bukhari dalam masalah Fiqhiyyah. Juga dalam meringkas takhrij hadits cukup bagus dan baik. Kitab Nailu Al-Author ini pertama kali dicetak di Al-mathba’ah Al-Fârûqiyah di Newdelhi (India) tahun 1296 H.  Kemudian kitab ini ditahqiq Thâriq bin ‘Audhullah bin Muhammad dari dua naskah manuskrip dan dicetak menjadi 3 jilid oleh penerbit Dâr Ibnu Al-Jauzi pada tahun 1423 H. DR. Muhammad Umar Bazamul meneliti kitab ini dan penulisnya serta usaha dan jasa beliau dalam permasalahan hadits-hadits ahkâm dan mendapatkan gelar Master dalam syariat islamiyah dari Universitas Umu Al-Qurâ` di Makkah. Disertasi ini dicetak Daar Al-Basyâ`ir di Bairut pada tahun1424 H. Syeikh Faishal bin Mubârak meringkas kitab ini dan diberi judul,Bustân Al-Akhbâr Mukhtashar Nail Al-Authâr. Demikian juga Syeikh Khalid Al-‘Ak juga meringkasnya dan diterbitkan Dâr Al-Hikmah tahun 1409 H. Diberitakan bahwa Syeikh Muhammad bin Râsyid telah menyusun hadits-hadits Nail Al-Authâr dengan nama, Tanwîr Uli Al-Abshâr bi Tartîb Ahâdits Nail Al-Authâr telah diterbitkan Dâr Al-Kutub Al-Ilmiyah di Bairut tahun 1413 H.
  • Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin men-syarah juz pertama dari kitab Al-Muntaqa yaitu sampai masalah Jâmi’ Ad’iya` manshushun ‘Alaiha Fi ash-Shalat dan telah dicetak tahun 1426 H oleh Dâr Al-Muhaddits
  • Syeikh Abdulaziz bin Abdillah bin Bâz men-syarah jilid pertama kitab Al-Muntaqa dan direkam dalam kaset.
9. Al-Ilmam fi Bayani Adillatil Ahkâm karya Al Izz bin Abdussalam wafat tahun 660 H. Buku ini di tahqiq oleh DR. Ali bin Muhammad Syarif di Universitas Muhammad bin Saud Al-Islamiyah pada tahun 1404 H[7].
10. Al-Ilmam fi ma’rifat Ahâditsil Ahkâm karya Taqiyuddin Abil Fattah Muhammad bin Ali bin Wahb yang masyhur dengan sebutan Ibnu Daqiqul Aid, wafat tahun 702 H. sudah di cetak dengan tahqiq Syeikh DR. Sa’ad bin ‘Abdillah Al-humaid dalam empat jilid besar dengan rincian jilid pertama berjumlah 618 halaman, jilid kedua berjumlah 571 halaman dan jilid ketiga berjumlah 599 halaman serta jilid keempat berjumlah 380 halaman dengan indeks dan referensi. Diterbitkan oleh penerbit Daar At-Tahqiiq di Riyadh KSA.
11. Al-Ilmam fi Ahâditsil Ahkam karya Taqiyuddin Abil Fattah Muhammad bin Ali bin Wahb Al-Mishri Al-Qusyairi yang masyhur dengan sebutan Ibnu Daqiqul Aid, wafat tahun 702 H. sudah di cetak. Hâjie Khalifah berkata, “Ia mengumpulkan matan hadits-hadits yang terkait dengan hukum tanpa sanad, kemudian men-syara-hnya dengan baik dan memberi nama Al-Imâm. Ada yang mengatakan sesungguhnya beliau tidak pernah menulis kitab-hadits sejenis yang lebih bagus dari kitab ini, karena manfaat dan cara pengambilan hukumnya. Namun, ia tidak menyelesaikan buku ini, kemudian Al-Baqa’i dalam Hâsyiah kitab Alfiah-nya menyebutkan bahwa ia telah menyempurnakan kitab tersebut. Kemudian tidak didapatkan kitab ini setelah wafatnya kecuali sedikit, seandainya saja ada niscaya orang tidak perlu lagi syarah syarah yang lain. [8].
Kitab ini telah di-tahqiq dan di-takhrij haditsnya oleh Husein bin Isma’il Al-Jamal dan diterbitkan Dâr Al-Mi’raaj di Riyadh dan cetakan pertamanya tahun 1414 H dalam dua jilid.
Diantara ulama yang men-syarah kitab ini adalah:
  • Penulis sendiri Ibnu Daqiq Al-‘id, sebagaimana disampaikan imam Al-Hâfizh adz-Dzahabi. Syeikhul Islam menyatakan: tidak ada seorangpun yang berbuat seperti beliau, tidak juda ad-Dhiya’ dan tidak pula kakekku Abu Al-Barakaat. Syarah beliau ini ditahqiq seperenamnya oleh Syeikh Abdulaziz bin Muhammad As-Sa’ied sebagai disertasi S2 (magister) pada jurusan Assunnah wa ‘Ulumuha di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud KSA dan diterbitkan Daar Athlas Riyadh tahun 1418 H dalam 2 jilid. Jilid pertama berjumlah 464 halaman dan kedua berjumlah 360 diluar indeks isi dan referensi. Hadits yang di-syarah dalam dua jilid ini hanya 7 hadits saja.
  • Al-Hafizh Syamsuddin Muhammad bin Nashiriddin Ad-Damsyiqi wafat tahun 842 H.
  • Al-Qâdhi Yusuf bin Hasan Al-Hamwi wafat tahun 809. Kitab ini telah diringkas oleh Al-Haafizh Qathbuddin Abdulkarim bin Munayyir Al-Halabi tahun 664-735 H dengan judul Al-Ihtimaam Bi Talkhish kitab Al-Ilmaam diterbitkan Mu`assasah Al-Kutub Ats-Tsaqafah, bairut tahun 1410 H.
12. Al-Muharrar fi Ahaditsil Ahkam karya Hafizh Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Qudamah Al-Maqdisi, yang dikenal dengan Ibnu Abdil Hadi wafat tahun 744 H. kitab ini merupakan ringkasan dari kitab Al-Ilmam karya Ibnu ad-Daqiqul Aid.
Syeikh Abdulmanaan Abdullathif Al-Madani seorang peneliti di Markas Bin Baaz untuk penelitian islam (Markaz Al-‘Alamah bin Baaz Liddirasaat Al-Islamiyah) di Jami’ah ibnu Taimiyah di India telah berbicara tentang karakteristik dan manhaj penulis kitab ini dalam Muqadimah beliau dalam tahqiq kitab ini. Kitab ini dicetak markaz dan di terbitkan Daar Ad-Daa’I . kitab ini dicetak pada Rabi’ Al-Awal tahun 1422 H. dalam dua jilid dibawah pengawasan DR. Muhammad Luqmaan As-Salafi. Jumlah halamannya 920 halaman dengan jumlah hadits 1320 hadits. Keistimewaan cetakan ini adalah adanya keterangan faidah dan komentar ilmiyah terhadap hadits-hadits tersebut yang diambil pen-tahqiq dari kitab-kitab syarah hadits yang terkenal seperti Al-Minhaaj (Syarah shahih Muslim) karya imam An-Nawawi , Al-Ikmaal karya Al-Aabi, Fathu Al-baari, ‘Aunulma’bud, Tuhfat Al-Ahwadzi, Subul As-Salam dan Taudhih Al-Ahkam serta kitab lainnya dari karya-karya para ulama lainnya. Beliau namakan komentar-komentar beliau ini dengan ‘Aun Al-Mughits Fi Syarhi Al-Muharrar fi Al-Hadits.
Kitab Al-Muharrar ini telah dicetak sebelumnya dalam beberapa cetakan diantaranya:
  1. Cetakan dengan tahqiq Syeikh Muhammad bin Ahmad Al-Muzaini Al-Maaliki
  2. Cetakan Syeikh DR. Yusuf Abdurrahman Al-Mar’asyli dan Muhammad Saliem Samaarah serta Jamaal Hamdi Adz-Dzahabi dan di cetak di daar Al-Ma’rifah, Libanon tahun 1421 H dalam satu jilid tebal jumlah halamannya dengan indek 848 halaman.
  3. Cetakan Syeikh Saliem bin ‘ied Al-Hilaali dicetak tahun 1425 H di Daar ibnu Hazm di Libanon dalam tiga jilid ditahqiq dengan membandingkan lima manuskrip.
13. Dalaail Al-Ahkam karya Bahauddin Ibnu Syadaad wafat tahun 632 H.
14. Aqribul Asanid wa Tartibul Masanid karya Zainuddin Abul Fadhal Abdurrahim bin Husain Al-Iraqi wafat tahun 806 H. sudah dicetak dan beliau juga men-syarah dalam kitabnya Tharhul Tatsrib fi Syarhit Taqrib namun beliau wafat sebelum bisa menyelesaikannya, kemudian anak beliau yang bernama Waliyyul Al din Ahmad bin Abdurrahim Al-Iraqi wafat tahun 862 H menyempurnakannya.
15. Fathu Al-Alaam Bi Syarhi Al-I’laam Bi Ahaadits Al-Ahkaam (فتح العلام بشرح الإعلام بأحاديث الأحكام) karya Syeikh Islam Abu yahya Zakariya Al-Anshaari wafat tahun 925 H. Kitab ini berisi 619 hadits dicetak dalam satu jilid sebanyak 768 halaman berikut indeksnya diterbitkan Daar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah di Libanon dengan tahqiq Syeikh Ali Muhammad Mu’awwad dan Syeikh ‘Aadil Ahmad Abdulmaqsud.
16.  ‘Uqûd Al-Jawâhir Al-munîfah Fi Adillati Madzhab Al-Imam Abi Hanifah Mimmâ Wâfaqa Fihi Al-Aimmah As-Sittah au Ahadihim (عقود الجواهر المنيفة في أدلة مذهب الإمام أبي حنيفة مما وافق فيه الأئمة الستة أو أحدهم) karya Al-Imam As-Sayyid Muhammad Murtadha Az-Zabidi (1145-1205 H). Kitab ini dicetak dalam dua juz dengan tahqiq As-Sayyid Abdullah Hasyim Al-Yamaani Al-Madani diterbitkan Mathba’ah Asy-Syabkasyi di Al-Azhar Mesir tahun 1382 H. Juga kitab ini di-tahqiq oleh Syeikh Wahbi Sulaiman Ghaawaji Al-Albani dan diterbitkan Muassasah Ar-Risaalah tahun 1406 H. dalam dua juz.
17. Majmu’ Al-Hadits ‘Ala Abwâb Al-Fiqh (مجموع الحديث على أبواب الفقه) karya Syeikh Muhammad bin Abdulwahab (1115-1206 H). Kitab ini berisi 4600 hadits selain kitab Al-Farâ`idh dan kitab Al-Itqi. Kitab ini dicetak Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Sa’ud Al-Islamiyah dalam empat jilid dan dimasukkan kedalam Majmu’ah Mu`allafât Al-Imâm Muhammad bin Abdulwahab dengan tahqiq DR. Mahmud Muhammad Ath-Thahân dan DR. Kholil Mulâ Ibrohim Khâthir.
18. Fathu Al-Ghafâr Al-jâmi’ Liahkami Sunnati Nabiyina Al-Mukhtâr (فتح الغفار الجامع لأحكام سنة نبينا المختار) karya Al-Qâdhi Al-Hasan bin Ahmad Ar-Rubâ’i (1200-1276 H). Kitab ini berisi 6529 hadits dan dicetak dâr ‘Âlam Al-Fawâ`id Makkah tahun 1427 H dengan takhrij sejumlah pelajar dibawah arahan Syeikh Ali bin Muhammad Al-‘Imrân.
19. Atsaar As-Sunan Ma’a at-Ta’liq Al-Hasan wa Ta’liq At-Ta’liq (آثار السنن مع التعليق الحسن وتعليق التعليق) karya Syeikh Muhammad Ali An-Naimawi wafat tahun 1322 H. Kitab ini berisi 1114 hadits yang menjadi induk dalil dalam fikih madzhab Hanafi dan di-tahqiq Maulana Faidh Ahmad diterbitkan Maktabah Al-Imdaadiyah.
20. Anjah Al-Maa’ii Fi Al-Jam’i Baina Shifatai As-Saami’ wa Al-Waa’ii (أنجح المساعي في الجمع بين صفتي السامع والواعي) karya Syeikh Falih bin Muhammad Azh-Zhahiri Al-Madani wafat tahun 1238 H. Kitan ini dicetak beberapa kali diantaranya tahun 1391 cetakan kedua dengan tahqiq As-Sayyid Abdullah Haasyim Al-Yamaani kemudian di-ta’lieq dan di-takhrij oleh Ibrahim bin Abdillah Al-Haazimi dan beliau namakan takhrij-nya ini dengan Ifadat Al-Qaari Bi Takhrij Ahaadits Anjah Al-Masaa’i diterbitkan Daar Asy-Syariif di Riyaadh tahun 1414 H.
21. Ushul Al-Ahkaam (أصول الأحكام) karya Syeikh Abdurrahman bin muhammad bin Qaasim Al-Hambali An-najdi (1312H-1392 H). Kitab ini di-syarah penulisnya sendiri dalam kitab Al-Ihkaam Syarh Ushul Al-Ahkaam yang dicetak dalam 4 jilid dan cetakan ketiganya tahun 1406 H.
22. Shofwah Al-Ahkaam Min nail Al-Authaar wa Subulussalam (صفوة الأحكام من نيل الأوطار وسبل السلام) karya DR. Qahthaan Abdurrahman Ad-Duuri. Diterbitkan Al-Furqaan Linnasyr di Yordania cetakan pertamanya tahun 1419 H.
23. Al-Muntakhab Min Adillati Asy-Syari’at (المنتخب من أدلة الشريعة) karya Syeikh Ahmad bin Abdirrahman bin Muhammad bin Qaasim. Dicetak di Al-Mathaabi’ Al-Ahliyah lil ofset di Riyaadh, cetakan pertama tahun 1405 H.
24. Ahaadits Al-Ahkaam (أحاديث الأحكام) karya Syeikh Muhammad bin Ibrahim Aalusyeikh. Kitab ini ibarat dari 100 hadits dalam Al-Ahkaam yang dipilih Syeikh Muhammad bin Ibrahim Mufti KSA. Hal ini disampaikan oleh Syeikh Muhammad bin Ibrahim bin Qaasim dalam muqaddimah Fatawa Asy-Syeikh Muhammad bin Ibrohin Alusyeikh.
25. Bulughul Maram min Ahaditsul Ahkam (بلوغ المرام من أدلة الأحكام ) karya Al-Hafizh Abil Fadhl Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Muhamamd Al-Kinaani dikenal dengan Ibnu Hajar Al-Asqalani wafat tahun 852 H. beliau telah mengumpulkan hadits-hadits yang dijadikan oleh para fuqaha’ sebagai tempat pengambilan hukum-hukum fikih dengan menjelaskan setelah setiap hadits para Imam yang meriwayatkan hadits tersebut berikut darajat haditsnya shahih atau dha’if tersusun secara sistematis berdasarkan bab-bab fikih. kemudian dimasukkan juga di bagian akhir buku ini pembagian yang lain tentang hadits adab, Akhlak, zikir dan doa, sehingga hadits di dalamnya mencapai sekitar 1596 Hadits.
Beliau sampaikan dalam Muqaddimah kitabnya ini,”Ini adalah ringkasan yang mencakup pokok dalil-dalil dari hadits-hadits berkenaan dengan hukum-hukum syar’i. Aku pilihkan secara teliti agar orang yang menghafalnya menjadi menonjol diantara sejawatnya dan dapat membantu para pelajar pemula serta para mujtahid tidak akan merasa cukup dengannya….”
Demikianlah beberapa kitab hadits Al-Ahkaam yang dapat dipaparkan dan suatu yang yang sangat sulit kalau tidak dikatakan mustahil menjelaskan dan menyebutkan semua kitab-kitab Al-Ahkaam seluruhnya. Mudah-mudahan yang sedikit ini bermanfaat dan menggambarkan usaha dan jasa para ulama dalam menyebarkan sunnah-sunnah Rasulullah n kepada kita semua.
Wabillahi taufiq.

[1] Diambil dari Muqaddimah Al Khathib dalam Tarikh Al Baghdadi hlm 1/3 [2] lihat Shahih Ibnu Hibban hlm 1/84
[3] lihat Syaraf Ash hab Al Hadits karya Al Khathib hlm 8-9.
[4] kitab Bayân Al Wahm wa Al Ihâm telah dicetak dalam enam jilid.
[5] Penulis memiliki jilid yang kedua saja.
[6] Lihat tentang tiga kitab ini Ar-Risalah al-Musthatrifah karya Al-Katani (178 – 179)
[7] Lihat lagi Al-Muharrir karya Ibnu adil Hadi: 1/ 64 dari muqaddimah Muhaqqiq
[8] Haajie Khalifah Kasyful Zhunun: (1 / 158)

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers