Pertanyaan:
Mau tanya, mohon diberi penjelasan ya..
Beberapa hari yang lalu lagi rame tentang dukun eyang subur. Banyak artis dan pelawak yg menjadi pasiennya menganggapnya sebagai guru spiritual, orang pinter, dst. Untuk mengikat pasiennya, tak jarang eyang subur menakuti-nakuti mereka, akan terjadi sesuatu yg mengerikan, ini semua salah, kalo tidak dituruti akan kualat, dst. Dia juga kadang ngasih mobil ke artis agar semakin memunculkan ketergantungan. Istri Eyang Subur banyak, dan suka mengawini istri pasiennya. Nah, dalam islam, hukuman apakah yg layak untuk orang semacam ini?
Beberapa hari yang lalu lagi rame tentang dukun eyang subur. Banyak artis dan pelawak yg menjadi pasiennya menganggapnya sebagai guru spiritual, orang pinter, dst. Untuk mengikat pasiennya, tak jarang eyang subur menakuti-nakuti mereka, akan terjadi sesuatu yg mengerikan, ini semua salah, kalo tidak dituruti akan kualat, dst. Dia juga kadang ngasih mobil ke artis agar semakin memunculkan ketergantungan. Istri Eyang Subur banyak, dan suka mengawini istri pasiennya. Nah, dalam islam, hukuman apakah yg layak untuk orang semacam ini?
Stia b, Jogja
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, semua manusia menginginkan hidup bahagia,
mendapatkan apa yang diinginkan dan terhindar dari segala bentuk bahaya
yang mengancam. Kondisi semacam ini dalam bahasa Al-Quran diungkapkan
dengan Al-falah. Orangnya disebut Al-Muflih.
Hanya saja, cara yang ditempuh
manusia untuk mewujudkan hal ini berbeda-beda. Ada yang sesuai syariat,
ada yang menyimpang dari aturan syariat, dan bahkan ada yang sampai
harus mengorbankan iman. Tak terkecuali mereka yang gandrung dengan
berbagai klenik, ramalan, perdukunan, paranormal,
orang pintar, dan sebangsanya. Kita semua sangat yakin, motivasi
terbesar para artis dan atau semua pasien dukun adalah mereka ingin
kebahagiaan itu, melebihi dari apa yang saat ini mereka rasakan. Mereka
bisa mendapatkan apa yang diinginkan dan terhindar dari bahaya yang
mengancam.
Kedua, tidak ada sesuatu yang gratis dalam hidup
Pepatah jawa mengatakan: Jer
basuki Mawa bea untuk mendapatkan sukses, butuh biaya. Butuh perjuangan,
pengorbanan, dst. Karena itu, dimanapun manusia mencari kesuksesan itu,
tidak ada istilah gratis, tanpa pengorbanan. Sekalipun dia menggunakan
jalan pintas, dengan mendatangi dukun. Demikian pula ketika anda ingin
mendapatkan kesuksesan dengan jalan yang diridhai syariat. Andapun harus
melakukan pengorbanan.
Kasus para artis dan mereka yang
menjadi pasien eyang subur atau pasien dukun manapun, telah menjadi
bukti nyata bagi kita. Simbiosis mereka dengan eyang subur ternyata
harus diiringi pengorbanan dan perjuangan keras, agar mereka bisa
mengambil hati si eyang, meskipun sampai harus menyerahkan istrinya.
Untuk bisa mendapatkan sukses melalui jalur syariat, andapun harus
melakukan perjuangan. Perjuangan apa yang harus anda lakukan, bisa anda
pelajari beberapa firman Allah, diantaranya surat Al-Mukminun ayat 1 –
11.
قَدْ
أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ
لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ
Sungguh berbahagia orang-orang yang beriman (1) (yaitu) orang-orang
yang khusyu’ dalam shalatnya, (2) Orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (3) Orang-orang yang
menunaikan zakat…dst (QS. Al-Mukminun)Ketiga, menakut-nakuti pasien untuk mendapatkan pengaruh
Bagian inilah cara paling mujarab
bagi dukun dan para normal untuk mengikat pasiennya. Dengan memberikan
ancaman batin, ditakut-takuti, kualat, dst, akan membuat ketergantungan
pasien si dukun. Di saat yang sama, selanjutnya si dukun mengendalikan
pasien. Dia akan mempersyaratkan banyak hal kepada pasien, yang semuanya
kembali menguntungkan diri si dukun.
Cara seperti ini sama persis
dengan apa yang dilakukan orang musyrikin Quraisy untuk mempertahankan
aqidah mereka dan memaksa para sahabat agar kembali musyrik. Allah
kisahkan dalam Al-Quran,
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Bukankah Allah cukup untuk
melindungi hamba-hamba-Nya. Sementara mereka menakut-nakuti kamu dengan
(sembahan-sembahan) yang selain Allah. dan siapa yang disesatkan Allah
Maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya. (QS. Az-Zumar; 36).
Di ayat ini, Allah awali dengan
ajaran untuk bertawakal kepada-Nya. Allah mengajarkan satu prinsip agar
orang bisa menjadi bertawakal, melalui firman-Nya (yang artinya):
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya…” Allah
menanamkan keyakinan pada diri setiap hamba, bahwa Allah-lah
satu-satunya yang memberi kecukupan bagi semua hamba-Nya. Kecukupan
dalam rizki, kecukupan perlindungan keamanan, dst. Dengan prinsip ini,
sehebat apapun usaha tipuan dukun untuk menakut-nakuti anda, tidak akan
membuat anda gentar dengan omongannya. Dengan prinsip ini pula, sehebat
apapun pengaruh orang untuk menakut-nakuti anda dengan kualat dan
kualat, tidak akan membuat anda bergeming. Karena anda adalah orang yang
tawakal. Pasrah kepada Allah, Dzat yang mengatur alam semesta.
Keempat, memberi untuk mengharap yang lebih besarBagian ini termasuk salah satu trik dukun lainnya. Tak jarang, mereka memberi sesuatu kepada pasien. Namun tentu saja ini tidak gratis. Ini trik untuk mengikat ketergantungan dengan pasien. Si dukun memberikan ini untuk mengharapkan yang lebih besar dari pasien.
Terkadang ada orang yang langsung
jatuh cinta kepada si dukun, karena pada saat datang pertama, si dukun
langsung memberi keris atau cincin akik, atau perhiasan, atau
semacamnya. Yang tentu saja, sejatinya si dukun juga memiliki stok
simpanan barang-barang semacam itu yang jauh lebih banyak.
Tentu saja, sikap ini bukan termasuk akhlak terpuji. Allah ingatkan hal ini dalam Al-Quran,
وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ
“Janganlah kamu berbuat baik, untuk mengharapkan yang lebih banyak (dari orang lain).” (QS. Al-Mudatsir)Kelima, hukuman bagi dukun dan peramal
Allah berfirman,
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
“Katakanlah: Tidak ada satupun makhluk yang berada di langit dan di
bumi, yang bisa mengetahui hal ghaib, selain Allah..” (QS. An-Naml: 65).Allah juga berfirman,
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى
غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ
يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“Dia adalah Tuhan yang mengetahui
perkara ghaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang
yang ghaib itu. ( ). Kecuali kepada para Rasul yang diridhai-Nya,
Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di
belakangnya.” (QS. Al-Jin: 26 – 27).
Berdasarkan ayat-ayat di atas,
para ulama menegaskan bahwa dukun atau peramal dihukumi kafir ketika dia
mengaku mengetahui sesuatu yang ghaib.
Imam Ibnu Abidin mengatakan,
أن الكاهن من يدعي معرفة الغيب بأسباب وهي
مختلفة، فلذا انقسم إلى أنواع متعددة كالعراف، والرمال، والمنجم: وهو الذي
يخبر عن المستقبل بطلوع النجم وغروبه، والذي يضرب الحصى والذي يدعي أن له
صاحبا من الجن يخبره عما سيكون، والكل مذموم شرعا، محكوم عليهم وعلى مصدقهم
بالكفر.
Dukun adalah orang yang mengaku
mengetahui perkara ghaib dengan berbagai cara yang berbeda-beda. Karena
itu, dukun ada banyak macamnya, seperti peramal, Ar-Rammal (tukang ramal
dengan kerikil), Al-Munajim, yaitu ornag yang memberitakan tentang masa
depan dengan acuaran terbit dan terbenamnya bintang. Ada juga yang
menggunakan kerikil, ada juga yang mengaku memiliki rekan dari jin yang
mengabarkan apa yang akan terjadi. Dan semuanya tercela secara syariat.
Para dukun dan orang-orang yang membenarkannya dihukumi kafir.
Ibnu Abidin kemudian melanjutkan penjelasannya dengan menukil keterangan ulama lainnya,
وفي البزازية: يكفر بادعاء علم الغيب وبإتيان
الكاهن وتصديقه. وفي التتارخانية: يكفر بقوله أنا أعلم المسروقات أو أنا
أخبر عن إخبار الجن إياي
Dalam Al-Bazaziyah dinyatakan,
‘Dukun menjadi kufur karena mengaku mengetahui hal yang ghaib. Pasien
menjadi kufur karena mendatangi dukun dan membenarkannnya.’ Sementara
dalam At-Tatarkhaniyah dinyatakan, ‘Dukun menjadi kafir ketika
mengatakan: ‘Saya tahu letak benda yang dicuri’ atau mengklaim: ‘Saya
akan sampaikan berita yang saya terima dari jin yang disampaikan
kepadaku.’ (Hasyiyah Raddul Mukhtar, 4/428).
Apakah dihukum bunuh?
Sebagian ulama menegaskan bahwa
dukun mendapatkan hukuman mati, sebagaimana tukang sihir. Diantara yang
berpendapat demikian adalah Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah. Syaikhul
Islam menjelaskan,
الكتاب والسنة أثبتا وجود الكاهن وأحمد قد نص على أنه يقتل كالساحر
Al-Quran dan hadis telah
menegaskan adanya dukun (tidak seperti aqidah mu’tazilah yang menolak
adanya dukun). Imam Ahmad meneggaskan bahwa dukun dihukum bunuh
sebagaimana tukang sihir. (An-Nubuwat, hlm. 287).
Ibnu Muflih dalam Al-Furu’ menyatakan,
Ibnu Muflih dalam Al-Furu’ menyatakan,
حُكْمُهُمْ حُكْمُ السَّحَرَةِ الَّذِينَ يُقْتَلُونَ
Hukum mereka (para dukun dan peramal) sebagaimana hukum untuk pelaku sihir, mereka dibunuh..
Selanjutnya beliau juga menegaskan,
Selanjutnya beliau juga menegaskan,
الْكَاهِنُ وَالْمُنَجِّمُ كَالسَّاحِرِ عِنْدَ أَصْحَابِنَا
“Dukun, peramal bintang sebagaiaman tukang sihir, menurut ulama madzhab kami (madzhab hambali).” (Al-Furu’, 11/349)Beliau juga menegaskan,
فَإِنْ أَوْهَمَ قَوْمًا بِطَرِيقَتِهِ أَنَّهُ يَعْلَمُ الْغَيْبَ فَلِلْإِمَامِ قَتْلُهُ لِسَعْيِهِ بِالْفَسَادِ
“Jika dukun melakukan tindakan
dengan metodennya untuk menimbulkan kesan kepada masyarakat bahwa dia
mengetahui hal yang ghaib, maka pemerintah berhak membunuhnya, karena
dia telah berusaha untuk membuat kerusakan.” (Al-Furu’, 345).
Terkait eyang subur, perlu dilakukan pembuktian. Apakah dia termasuk kriteria di atas, sehingga layak untuk dihukumi sebagai dukun, ataukah hanya sebatas penipu yang mengelabuhi pasiennya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Terkait eyang subur, perlu dilakukan pembuktian. Apakah dia termasuk kriteria di atas, sehingga layak untuk dihukumi sebagai dukun, ataukah hanya sebatas penipu yang mengelabuhi pasiennya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Keenam, Doa keselamatan
Bekali diri anda dengan banyak
berdoa. Sebagai bukti semangat anda untuk pasrah dan tawakal kepada
Allah. Salah satu doa yang selayaknya kita rutinkan dalam hal ini adalah
doa agar kita mendapat ampunan dan terbebas dari segala masalah. Teks
doanya adalah sebagai berikut,
اللَّهُمَّ
إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ،
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي دِينِي
وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ
رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنَ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي،
وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ
أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA
WAL ‘AAFIYAH FID DUN-YAA WAL AAKHIRAH. ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA
WAL ‘AAFIYAH FI DIINI WA DUNYAA-YA WA AHLII WA MAALII.
ALLAHUMMAS-TUR ‘AU-RAATII WA AAMIN RAU-’AATII.
ALLAHUMMAS-TUR ‘AU-RAATII WA AAMIN RAU-’AATII.
ALLAHUMMAH-FADZ-NII MIN BAINI YADAYYA WA MIN KHALFII WA ‘AN YAMIINII WA ‘AN SYIMAALII WA MIN FAUQII.
WA A-’UUDZU BI ‘ADZMATIKA AN-UGHTAALA MIN TAHTII.
WA A-’UUDZU BI ‘ADZMATIKA AN-UGHTAALA MIN TAHTII.
Ya Allah! Sesungguhnya aku
memohon ampunan dan terbebas dari masalah di dunia dan akhirat. Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan terbebas dari masalah dalam
urusan agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku
dan tenangkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Jagalah aku dari arah
muka, belakang, kanan, kiri dan dari atasku, dan aku berlindung dengan
kebesaranMu, agar aku tidak dihancurkan dari bawahku
Keterangan:
Auratku: mencakup aurat badan, cacat, aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang lain
dihancurkan dari bawahku: dihancurkan sementara aku lengah. Bisa dengan tenggelam atau di telan bumi.
Auratku: mencakup aurat badan, cacat, aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang lain
dihancurkan dari bawahku: dihancurkan sementara aku lengah. Bisa dengan tenggelam atau di telan bumi.
Keutamaan:
- Dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca wirid ini ketika pagi dan sore, dan beliau tidak pernah meninggalkannya sampai beliau meninggal dunia: “Allahumma inni as-alukal ‘afwa…dst.” (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan dishahihkan Al Albani)
- Dari Abbas bin Abdul Muthallib, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Ya Rasulullah, ajarilah aku do’a yang harus aku panjatkan kepada Allah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abbas, mintalah al afiyah (terbebas dari masalah) kepada Allah.” Kemudian, setelah tiga hari, Abbas datang lagi dan mengatakan: Ya Rasulullah, ajarilah aku do’a yang harus aku panjatkan kepada Allah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abbas, wahai pamanku, mintalah kepada Allah al afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani)
- Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, bahwasanya ada seorang yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: Ya Rasulullah, do’a apa yang paling afdhal? Beliau menjawab: “Mintalah kepada Allah al-afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat.” Kemudian besoknya dia datang lagi dan bertanya: “Wahai Nabi Allah, do’a apa yang paling afdhal? Beliau menjawab: “Mintalah kepada Allah al afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat. Karena jika engkau diberi al-afiyah di dunia dan akhirat berarti kamu beruntung.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani)
Mari kita rutinkan doa ini setiap pagi dan sore, semoga Allah meringankan beban hidup kita. Amiin.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer