Beberapa Faidah Dari Khutbah Jum’at 25 Maret 2011 yang disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Yahya Badrusalam –hafizhahullah-:
1.       Termasuk nikmat yang paling besar diantara nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada hamba adalah ia dapat berjalan mengikuti sunnah dan menjadikan Rasulullah sebagai panutannya dalam segala hal. Karena tidak ada jalan bagi seorang hamba untuk sampai kepada keridho’an Allah selain dari jalan yang telah digariskan oleh Rasulullah.
2.       Diantara sunnah Rasulullah yang beliau perintahkan adalah agar kita menghormati Ahli Bait beliau sebagaimana terdapat dalam hadits yang shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim
3.       Ahlul Bait adalah isteri-isteri beliau, anak-anak, paman-paman dan semua yang harama menerima shodaqoh dari bani Abdul Muththalib yang merupakan keturunan bani Hasyim
4.       Dalil bahwa Isteri beliau termasuk Ahli Bait adalah, dalam Al-Qur’an ayat yang menyebutkan tentang kata Ahli atau Ahlul seringkali disebutkan maka seringkali yang dimaksud adalah isteri. Demikian pula terdapat dalam hadits riwayat Imam Bukhari, ketika Rasulullah mendatangi kamar ‘Aisyah maka beliau mengucapkan “Assalamu’alaikum Ahlal Bait” demikian pula ketika beliau mendatangi kamar-kamar isteri beliau yang lain. Bahkan ‘Aisyah adalah orang yang paling beliau cintai.
5.       Orang syi’ah mengaku mencintai Ahlul Bait akan tetapi mereka mencaci-maki, menjelek-jelekkan bahkan mengkafirkan ‘Aisyah, semoga Allah melaknat siapa saja yang melaknat ‘Aisyah. Dari sini kita ketahui batilnya klaim orang-orang Syi’ah yang mengaku-ngaku bahwa mereka mencintai Ahlul Bait.
6.       Dalil yang menunjukkan bahwa paman-paman beliau termasuk dalam ahlul bait adalah hadits yang menceritakan bahwa ada anak paman beliau yang datang meminta dipekerjakan sebagai pengumpul harta zakat dan shadaqah agar mereka dapat memperoleh bagian darinya, maka Rasulullah mengatakan, “Sesungguhnya kita Ahli Bait tidak halal bagi kita harta shadaqah”
7.       Bahkan Ahli bahasa Arab mengatakan bahwa mertua dan menantu Rasulullah termasuk ahli bait
8.       Ahlussunnah mencintai Ahlil Bait dan menjaga kehormatan mereka, akan tetapi ini tidak menggugurkan kewajiban untuk menasihati mereka yang jatuh dalam kekeliruan. Bahkan apabila ada diantara mereka yang memilki pemikiran yang menyimpang yang menyebar di masyarakat maka wajib bagi kita untuk membantah pemikiran yang menyimpang tersebut dengan tetap mencintai mereka sebagai ahli bait.
9.       Klaim cinta kepada Ahli Bait seringkali dijadikan tameng oleh orang yang tidak mencintai Islam dan kaum muslimin untuk menghancurkan Islam. Sebagai contoh adalah Abdullah bin Saba’ yang pura-pura masuk Islam demikian pula Ubaidillah bin Abul Qoddah.
10.   Klaim cinta kepada Ahli Bait juga dijadikan tameng oleh Syi’ah Rafidhah, padahal mereka mengkafirkan Shahabat Nabi, bahkan mengkafirkan ‘Aisyah
11.   Maka, Hanya ahlussunnah saja yang benar kecintaannya kepada Ahlul bait, bahkan ahlussunnah senantiasa mengharumkan nama Ahlul Bait.
12.   Orang Syi’ah telah berpecah belah menjadi berkelompok-kelompok, yang paling buruk dari mereka adalah kelompok Itsna ‘Asyariyah. Mereka mengkafirkan Abu Bakar dan Umar bahkan mereka memiliki do’a khusus untuk melaknat keduanya. Kelompok ini dikafirkan oleh para ulama diantaranya oleh Al-Imam Malik bin Anas. Kelompok inilah yang pada zaman dahulu dikenal sebagai Rafidhah
13.   Diantara kelompok syi’ah ada yang hanya sekedar melebihkan Ali di atas Shahabat lainnya dan mencaci maki Mu’awiyah serta setiap orang yang berselisih dengan Ali. Inilah Syi’ah yang dikenal pada zaman Imam Ahmad sebagai Syi’ah.
14.   Sedangkan Rafidhah ia adalah kelompok yang mengkafirkan para Shahabat.
15.   Ada diantara perawi hadits yang disebut sebagai Syi’I oleh para ulama Ahli Hadits diantaranya, Imam Abdurrazzaq bin Hammam dan Aban bin Taghlib, karena mereka lebih mengunggulkan Ali dan mencaci maki Mu’awiyah.
16.   Tidak dibenarkan bagi kita untuk mencaci siapa pun dari kalangan shahabat Nabi, karena telah shahih larangan mencaci maki mereka dari Nabi.
17.   Adapun sikap kita terhadap perselisihan yang terjadi antara Ali dan Mu’awiyah adalah itu terjadi karena perbedaan Ijtihad mereka berdua, dan kewajiban kita adalah mendo’akan kebaikan bagi mereka semua sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam surah Al-Hasyr.
Wallhu a’lam
http://abangdani.wordpress.com/2011/03/25/ahlul-bait-nabi-di-mata-ahlussunnah-wal-jamaah-faidah-dari-khutbah-jumat-ust-badrusalam/


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers