.
- Bayangan Iran masa lalu [Reza Pahlavi masih jaya] dan keberhasilan Syiah menumbangkan pemerintahan Syah Iran menjadi Inspirasi daulah Syiah dan simpatisannya di seluruh dunia
- Seorang Mantan Syiah Ustadz Roisul Hukama, seorang ustad yang banyak makan garam di tengah lautan kesesatan Syiah, menceritakan cita gemilang Syiah yang akan mencaplok Negara Kesatuan RI ini menjadi bagian dari revolusi Syiah Iran. Roisul Hukama salah satu korban pembodohan Syiah meyakinkan kepada media, bahwa keberadaan Syiah di Indonesia tak beda tujuannya dengan revolusi Syiah Iran yang mereka canangkan sebagai Revolusi Islam Iran atau “khilafah Paternalis model Imam Imam ciptaaan Iran.
- Menurut mantan pengikut Syiah, Ustadz Roisul Hukama, persiapan Revolusi yang seperti terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan Syiah di Indonesia. “Itu cita-cita. Jelas sekali,” Dalam Pandangan Syiah, karena Imamiyah wajib hukumnya, maka memperjuangkan dengan menumpahkan darah juga adalah wajib.
- Begitulah Iran kelak dengan kekuatan dan senjata nuklir yang sedang di pancang di negara itu dan kekuatan lainnya, dan telah mampu memaksa Amerika menyerahkan Irak ke tangan Syiah, memungkinkan Iran akan lebih ganas memangsa Negara Negara lain tunduk pada pemerintahannya.
Produk Syiah Iran melahirkan
sentiment anti NKRI yang mayoritas penduduknya penganut sunni, juga
latar belakang kebangsaan yang tertekan, sehingga menimbulkan sengketa
batin atau tekanan mental kelompok tertentu di kalangan intelektual,
kemudian melahirkan sikap apatis kebangsaan dalam bentuk NKRI, dan
memilih Iran sebagai kiblat Revolusi, karena dinilai kontribusi Iran
terhadap masa depan demokrasi benar benar bersifat Imamiyah, sehingga
bisa diandalkan untuk merobah keberadaan bangsa yang terintimidasi
kekuasaan. Bayangan Iran masa lalu [Reza Pahlavi masih jaya] dan
keberhasilan Syiah menumbangkan pemerintahan Syah Iran menjadi Inspirasi
daulah Syiah dan simpatisannya di seluruh dunia
Dengan kedok NKRI, Syiah melakukan sikap
sikap antisipasi dan antipati terhadap segala kemungkinan yang akan
menimpa Syiah, untuk itu Syiah mempersiapkan intelektual yang memadai
guna menjebak generasi muda Indonesia yang masih membiasakan diri dengan
budaya Lata. Budaya “Lata” bangsa ini menjadi pilihan Republik Syiah
Iran dalam proyek “Syiah Raya atau Syiah Semesta” .
Roisul Hakama banyak membeberkan sikap
Iran dan Syiah kepada Bangsa Indonesia, mengapa harus Asia Tenggara yang
menjadi lahan garapan Syiah, terutama Indonesia. Seperti tuturnya, karena “mayoritas Islam di Indonesia adalah Islam yang mudah terinfeksi pemahan transnasional”, berbagai aliran baru yang masuk dan dikembangkan di negara ini, membuktikan kalau Negara Indonesia adalah Negara lata, yang mudah menkonsumsi paham baru.
Tingkat intelektual warga NKRI masih
sebatas mudah mengadopsi nilai apapun yang bisa membuatnya senang dan
untung, sekalipun kalangan doctoral, masih berada pada taraf rata rata
yang mudah dibujuk dengan kekuatan uang, itulah yang menyenangkan Syiah.
Pakar pakar dari pendidikan umum lebih diminati Syiah, dari pada pakar
pakar yang “jebolan Wahabi”. Itulah sebabnya Syiah sangat anti dengan
wahabi, dan berusaha menjungkir balikkan wahabi dari berbagai sisi dan
visi.
IMAMAH ADALAH NUBUAT SYIAH YANG WAJIB DIPERJUANGKAN DARI SELURUH DUNIA
Ketika dia menjadi wajib, maka dia harus diperjuangakan. Menurut mantan pengikut Syiah, Ustadz Roisul Hukama,
persiapan Revolusi yang seperti terjadi di Iran, juga tengah
dipersiapkan Syiah di Indonesia. “Itu cita-cita. Jelas sekali,”.
Pernyataan Roisul Hukama [sebagai mantan Syiah] sangat relevan , bahwa
tipu daya Syiah ini telah dipersiapkan sematang mungkin. Bertujuan
menebas segala hambatan yang ada di depan arah syiah. Dalam Pandangan
Syiah, karena Imamiyah wajib hukumnya, maka memperjuangkan dengan
menumpahkan darah juga adalah wajib.
Menyakiti tubuh mereka dengan benda
benda tajam dan tumpul dalam mengenal pembantaian Husen, sebenarnya
merupakan riyadah (latihan) membekali diri untuk menghadapi pertumpahan
darah yang kapan saja terjadi. Hikmah dari perayaan Karbala yang penuh
dengan penyiksaan dan menyakiti diri sendiri itu adalah upaya “anti sakit atau tahan sakit”
juga upaya agar tidak takut mati dan tidak takut akan banjir darah,
sebab pada hakikatnya semua manusia akan mati dengan segala caranya.
Jadi hukum memperjuangkan Imamiyah
adalah sebuah kewajiban kepada seluruh penduduk Syiah, dari Negara
manapun, termasuk Indonesia.
Karena ini sebuah desain yang cukup
besar, rencana itu pun tengah dimatangkan dengan melibatkan berbagai
tahapan. Salah satunya menanam kader-kader Syiah di berbagai ormas dan
pemerintahan. “Harus dikuatkan dulu dengan cara orang-orang Syiah
ditanam di mana-mana. Mereka semua ada di Ormas, Pemerintahan, dan juga
partai politik,” Tandas Ustadz Roisul Hukamah membeberkan
sikap sikap Syiah dalam menjalankan tahapan revolusi Iran di Indonesia.
Mereka mematangkan diri dengan menebarkan pukatnya di seluruh sektor,
kelak akan menjadi kekuatan multilateral dari berbagai partai yang
menerima kehadiran Syiah. Partai Partai itu adalah partai yang nalar
Intelktual keagamaannya sangat lemah, atau partai partai terbuka dan
bisa menerima kehadiran semua golongan, seperti “nasdem, PKB, Pan,
Golkar, PDI , PKS dan lainnya . Pada saatnya nanti mereka bersatu
mempengaruhi fans fans partai yang sama dalam melakukan tindakan
revolusi.
Satu kekuatan syiah dalam satu partai
sudah dianggap cukup untuk mempengaruhi orang orang partai, untuk
bersuara sama, melahirkan sikap sama dalam mewujudkan cita cita revolusi
Iran. Terlebih kalau syiah telah mempersiapkan stok wanita mut’ah,
adalah sebuah kejutan baru dari orang partai yang berwajah hidung
belang. Tentu akan sangat mudah dilunakkan oleh mereka.
Apalagi syiah telah membaca banyak kasus
dalam tubuh parlemen Indonesia, terutama kasus kasus wanita sangat
mencuat, tentunya telah dipersipkan dengan matang oleh Syiah untuk
merobah pola pikir di partai yang sekuat apapun Menejeminnya. Kecuali
partai partai “yang berlindung dari godaan Syiah yang terkutuk”
Menurutnya, konspirasi yang tengah disiapkan di Indonesia bagian dari sebuah konspirasi berskala global.
“Ini sebenarnya bukan lokal, tapi internasional. Meski kecil mereka
punya power. Coba lihat Zionis, meski kecil tapi punya power tidak?
Mereka punya otak, duit dan senjata. Amerika pun bisa diperdaya,”
. Sebuah pernyataan Roisul Hukama yang cukup mendebarkan dada muslim
yang beriman. Kalau kekuatan senjata dan uang digunakan sebagai landasan
ekspansi paham, tak ada bedanya dengan gereja masa lalu ketika
memasarkan Hasil Konsili Necia “program mempertuhankan Yesus”.
Kekuatan yang berhasil merobah kultur dunia tauhid ke paganis model
Necia, hingga sekarang berhasil mengikat pengikutnya dari seluruh dunia
ke Vatikan. Didukung dengan kekuatan senjata barat, maka kekuatan
keberpihakan ini lebih dominan membela kepentingan Negara Negara yang
penduduknya teridiri dari para penyembah trinitas.
Begitulah Iran kelak dengan kekuatan dan
senjata nuklir yang sedang di pancang di negara itu dan kekuatan
lainnya, dan telah mampu memaksa Amerika menyerahkan Irak ke tangan
Syiah, memungkinkan Iran akan lebih ganas memangsa Negara Negara lain
tunduk pada pemerintahannya.
Memang senjata utamanya, menjadi pilihan
utama Negara Negara maju untuk mempertahankan negaranya dan memperluas
pengaruhnya di seluruh dunia. Sebagaimana Negara Paman Sam dan Negara
Tirani barat yang pernah mendapat julukan “tangan besi” kerajaan
Inggris, kekuatan barat dan sekutunya menjadi andalan mereka menggunakan
haknya memaksa Negara lain di PBB.
Kalau Negara sekecil Iran saja bisa
melunakkan Negara barat seperti Amerika, bagaiman dengan Negara NKRI
ini, tentu diplomatic Iran akan lebih berhasil.
Konspirasi Syiah, kelak di negara
kesatuan ini akan menjadi bencana besar kebangsaan, merobah kultur
Negara yang menganut Pancasila, akan menjadi Negara yang menganut Syiah
Iran. Lambang lambang Merah putihpun akan sirna dari bumi pertiwi ini,
sedangkan yang akan berkibar adalah bendera Syarikat Syiah Indonesia
Tak ada lagi lagu Indonesia raya, tetapi
yang ada lagu lagu Syiah yang menuangkan kebencian kepada sahabat
sahabat dan Istri istri Rasulullah.
Menuju Sistim Pemerintahan Vatikan Ala Syiah
Sebelumnya, petinggi NU, Kiai As’ad Ali
juga mengatakan hal yang senada. Menurutnya, dewasa ini Syiah Indonesia
sedang berupaya membuat lembaga yang disebut Marja’ al-Taqlid,
sebuah institusi kepemimpinan agama yang sangat terpusat, diisi oleh
ulama-ulama Syiah terkemuka dan memiliki otoritas penuh untuk
pembentukan pemerintah dan konstitusi Syiah. Di beberapa negara yang
masuk dalam kaukus Persia, lembaga itu telah berdiri kokoh dan memainkan
peran yang efektif dengan kepemimpinan yang sangat kuat. Di Irak
misalnya, lembaga Marja Al Taqlid dipimpin oleh Ayatollah Agung Ali
al-Sistani.
Sebut saja Konsili Iran ini telah
membentuk panitia panitian dari berbagai Negara yang menerima Syiah
dengan doktrin doktrinya sebagai misionaris dalam rangka pengembangan
Syiah di berbagai Negara. Bertujuan melebur warga Negara setempat dalam
agama Syiah, dan bisa menerima syiah sebagai sebuah konstitusi yang bisa
mengendalikan Negara Negara pilihan untuk menjadi Negara bawahan.
Republic Uni Iran ini akan menggabungkan berbagai Negara yang berada
dalam cengkramanya, dengan menggunakan sistem khilafah nubuat ayatullah
ayatullah sebagai imam imamah besar Uni Iran kelak.
Marja taqlid yang merupakan Institusi
kepemimpinan agama yang berpusat di Iran disii oleh ulama ulama Syiah
terkemuka dan memiliki otroritas penuh untuk pembentukan Negara boneka.
Di beberapa Negara yang masuk daftar Kaukus Persia raya, lembaga itu
berdiri kokoh, menunjukkan gigi taringnya, menampakkan wajahnya dalam
memainkan peran yang efektik, dampak yang luas di wilayah Persia dan
sekitarnya.
Setelah Marja’ Taqlid ini berdiri di
Irak, kelak di Suriah, dan Negara Negara yang ditaklukan Iran. Meniru
revolusi masa pemerintahan khilafah berkuasa dan menguasai Persia.
Komando Iran kelak tak akan bedanya dengan vatikan yang bisa dia up date oleh seluruh Syiah mania di seluruh dunia.
Keuskupan Ala Iran Imamiyah
Adalah sebuah tradisi uskup, mulanya
dikenal dalam agama trinitas. Kelak bisa diadopsi Iran, sebagaimana dulu
masa awal revolusi Iran, Tokoh Rohaniawan dan Revolusi Iran, Khomaini
orang petama yang meletakkan dasar Negara keuskupan , sebuah bentuk
pemerintahan rohani ala vatikan. Namun tentuya lebih di modifikasi
dengan bentuk ketokohan Imamiyah. Marja taqlid tak ubahnya dengan
menyandarkan pemerintahan pada sebuah konstitusi yang terpimpin dan
didalangi oleh para imam, atau manhaj atau metode yang ditentukan ulama
ulama terkemuka Syiah
Kalau Sentral Keuskupan vatikan ini
dianut oleh banyak gereja yang afiliatif, maka demikian juga kekuasan
Iran itu akan disandarkan pada kepemimpinan yang afiliatif keimaman,
kecuali para pemimpin Negara Negara itu harus murni berpaham Syiah,
tidak boleh diambil dari warga Negara yang tidak berpaham Syiah murni,
yang dipilih melalu uji kelayakan macam menentukan siapa yang pantas
duduk di MK [mahkamah kontitusi]
Sebagaiman trinitas Vaitikan dengan keuskupannya,
maka Iran dengan kekuatan senjatanya tentunya akan merumuskan Negara
Uni Iran ini dalam cakupan yang lebih dari sekedar vatikan. Sebab
dinasti vatikan masih murni dipilih dari orang orang yang paling setia
dan ahli dengan doktrin trionitas. Tetapi bagi Iran akan dipilih orang
yang paling loyal dengan ajaran Syiah dan setia terhadap mullah. Sanggup
berada dalam kekuasaan dan doktrin Syiah Iran. Disamping akan membentuk
struktur Negara yang dapat diterima semua lembaga Syiah di seluruh
dunia.
Setelah Uni Eropa Dan United State America, Adalah Negara Serikat Syiah
Bisa dipastikan Negara Serikat Syiah
yang mendunia ini akan bersaing dengan Negara serikat serikat lainnya,
dengan mengandalkan nuklir sebagai penyelesaian masalah. Karena ketika
Negara Negara di berbagai dunia ini berhadap dengan Amerika, maka
penyelesainnya adalah ancaman senjata Amerika kepada Negara bersangkutan
sebagai jalan penyelesaian, mau tunduk atau memilih jalan perang.
Demikian Iran akhirnya akan memiliki sikap yang sama, menggunakan nuklir
untuk memaksa Negara Negara di luar Iran tunduk ke Iran atau memilih
jalan perang.
Masih Ingat ketika Khomaini menulis
surat kepada presiden selama masih dalam bentuk Negara uni soviet,
tanggal 13 Dey 1367 Hs/ tanggal 3 Januari 1989, Khomeini, pemimpin
Revolusi Islam Iran, mengirimkan surat kepada Mikail Gorbachev, presiden
terakhir Uni Soviet. Dalam surat itu, Imam Khomeini mengajak Gorbachev
untuk menyingkirkan paham Marxisme dan memeluk Islam. Dengan argumentasi
yang jernih dan jitu, Imam Khomeini menunjukkan kesalahan sistem
sosialis. Masih belum punya senjata nuklir, seorang khomaini sudah
berani melayangkan surat kepada Presiden waktu sebagai bentuk misi syiah
pertama yang bersifat kekuatan Negara, lalu bagaiman kelak sikap para
mullah di Iran setelah Negara yang dinginkan mereka itu terbentuk,
mungkin yang pertama kali dilakukan memaksa Arab Saudi menyerahkan
kekuasaan kepada Iran. Naudzubillah [ kiamat Kubra?]
Details
Category: Data dan Fakta
Published on Thursday, 13 March 2014 12:24
Written by Zulkarnain El Madury / http://koepas.org
(nahimunkar.com)
- See more at: http://www.nahimunkar.com/rencana-makar-syiah-menjelang-pesta-demokrasi-2014/#sthash.nKu0Gazl.dpufFree Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer