Saya srng mendengar orang yang bergerak lebih 3 kali dalam shalat, bisa membatalkan shalatnya. Apa ini benar? apa dalilnya?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Sebelumnya kita perlu
mempertegas bahwa yang dimaksud gerakan dalam pembahasan ini adalah
gerakan yang bukan termasuk gerakan shalat.
Terdapat banyak dalil yang
menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan gerakan
yang bukan termasuk gerakan shalat, seperti menggendong cucu beliau,
memindahkan orang, melepas sandal, membukakan pintu, bergerak maju, dan
yang lainnya. Berikut beberapa riwayat tersebut,
Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggendong cucunya, bernama Umamah bintu Abil Ash. Ibunya Umamah bernama Zainab putri sulung Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ
بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِذَا سَجَدَ
وَضَعَهَا، وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat sambil
menggendong Umamah putri Zainab bintu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Apabila beliau sujud, beliau letakkan Umamah, dan apabila
beliau bangkit, beliau menggendongnya. (HR. Bukhari 516, Muslim 543, dan
yang lainnya).
Kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memindahkan orang yang shalat bersama beliau.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menceritakan,
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ، فَقُمْتُ أُصَلِّي مَعَهُ، فَقُمْتُ
عَنْ يَسَارِهِ، فَأَخَذَ بِرَأْسِي، فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ
”Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam, kemudian aku ikut shalat
bersama beliau. Aku berdiri di sebelah kiri beliau, lalu beliau
memegang kepalaku dan memindahkanku ke sebelah kanan beliau.” (HR.
Bukhari 699, Muslim 763 dan yang lainnya).
Ketiga, beliau bergerak maju
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma,
صَبَبْتُ
لرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضُوءًا، فَتَوَضَّأَ
فَالْتَحَفَ بِإِزَارِهِ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَجَعَلَنِي عَنْ
يَمِينِهِ، وَأَتَى آخَرُ فَقَامَ عَنْ يَسَارِهِ، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي
“Saya menyediakan air untuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau berwudhu dan
memakai sarung. Kemudian aku berdiri (jadi makmum) di sebelah kiri
beliau, kemudian beliau memindahkanku ke sebelah kanannya. Lalu datang
orang lain, dan dia berdiri di sebelah kiri beliau, ternyata beliau
malah maju dan melanjutkan shalat.” (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1536)
Keempat, beliau melepas sandal dan meletakkannya di sebelah kiri
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,
بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ إِذْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ
فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ الْقَوْمُ أَلْقَوْا
نِعَالَهُمْ
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sedang mengimami para sahabat, tiba-tiba beliau melepas sandalnya dan
meletakkannya di sebelah kiri. Para sahabat yang melihat beliau,
langsung melepas sandal mereka… (HR. Ahmad 11877, Abu Daud 650 dan
dishahihkan oleh Syuaib al-Arnauth).
Kelima, beliau membuka pintu
Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,
اسْتَفْتَحْتُ
الْبَابَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي
تَطَوُّعًا وَالْبَابُ عَلَى الْقِبْلَةِ فَمَشَى عَنْ يَمِينِهِ أَوْ عَنْ
يَسَارِهِ، فَفَتَحَ الْبَابَ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى مُصَلَّاهُ
”Saya minta dibukakan pintu, sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sedang shalat sunah, dan pintu ada di arah kiblat. Kemudian beliau
berjalanan serong kanan atau serong kiri, lalu membuka pintu dan kembali
ke tempat shalatnya.” (HR. Nasai 1206, Abu Daud 922 dan dihasankan
al-Albani)
Dan masih banyak beberapa riwayat lainnya yang menunjukkan gerakan beliau ketika shalat.
Bisa dipastikan, gerakan
yang beliau lakukan lebih dari 3 kali. Sementara beliau sama sekali
tidak membatalkan shalat yang sedang beliau kerjakan. Semua ini dalil
bahwa gerakan di luar shalat yang lebih dari 3 kali, tidak membatalkan
shalat.
Kapan gerakan itu bisa membatalkan shalat?
Imam Ibnu Al-Utsaimin
menjelaskan bahwa gerakan selain bagian dari shalat, yang dilakukan
ketika shalat tidak secara mutlak bisa membatalkan shalat. Gerakan itu
terhitung membatalkan shalat jika terpenuhi beberapa syarat. Beliau
menyebutkan,
الشُّروط لإِبطال الصَّلاة بالعمل الذي مِن غير جنسها أربعة:
1 ـ أنه كثير.
2 ـ من غير جنس الصَّلاة.
3 ـ لغير ضرورة.
4 ـ متوالٍ، أي: غير متفرِّق
Syarat batalnya shalat karena melakukan gerakan selain bagian dari shalat ada empat:
1. Sering
2. Bukan bagian dari gerakan shalat
3. Tidak ada kebutuhan mendesak
4. Berturut-turut, artinya tidak terpisah.
(As-Syarh al-Mumthi’, 3/354)
Beliau juga menjelaskan,
Jika gerakan yang banyak
tersebut dilakukan secara terpisah-pisah maka tidak membatalkan sholat.
Jika ia bergerak tiga kali pada raka’at yang pertama, kemudian bergerak
lagi tiga kali di rakaat kedua, kemudian bergerak tiga kali juga di
rakaat ketiga, dan bergerak juga tiga kali di rakaat keempat, maka jika
seandainya gerakan-gerakan ini digabung tentunya banyak gerakannya, akan
tetapi tatkala gerakan-gerakan tersebut terpisah-pisah maka jadi
sedikit jika ditinjau pada setiap rakaat masing-masing, dan hal ini
tidak membatalkan sholat. (Syarhul Mumti’ 3/351).
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer