بسم الله الرحمن الرحيم


Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam حفظه الله berkata dalam kitab “Al-Ibanah ‘An Kaifiyah At-Ta’amul Ma’a Al-Khilaf Baina Ahlu As-Sunnah wa Al-Jama’ah” hal. 52-53:

Kebanyakan Perbedaan Yang Terjadi Dalam Tubuh Ahlus Sunnah Adalah Perbedaan Pemahaman
Ahlus sunnah wal jama’ah adalah penerima anugerah rahmat ilahy yang khusus. Allah تعالى berfirman terkait dengan kaum muslimin secara umum dan ahlus sunnah secara khusus,

وَلاَ يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ * إِلاَّ مَن رَّحِمَ رَبُّكَ

“Dan selalu mereka berselisih. Kecuali orang yang dirahmati Rabbmu.” (Hud: 118-119)
Maka Allah تعالى mengkhususkan mereka dengan anugerah rahmat yang mengantarkan kepada keselamatan mereka dari perselisihan yang menyesatkan. Perselisihan ahlus sunnah itu -kalau terjadi- maka tidak ada padanya sikap meninggalkan kewajiban yang Allah تعالى bebankan, tidak pula menjatuhkan pada melanggar apa yang Allah تعالى haramkan. Sesungguhnya perbedaan ada mereka kebanyakannya adalah perbedaan pemahaman.

Syikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata sebagaimana dalam “Majmu’ Al-Fatawa” (17/311): “Perkara perselisihan yang umat berselisih padanya dalam perkara ushul dan furu’ jika tidak dikembalikan kepada Allah تعالى dan Rasul belum bisa jelas padanya yang benar. Bahkan orang-orang yang berselisih padanya akan menjadi berada di luar keterangan yang benar dalam urusan mereka. Jika Allah تعالى merahmati mereka maka sebagian mereka akan menghargai sebagian yang lain, dan sebagian mereka tidak zhalim terhadap yang lain. Sebagaimana para shahabat pada masa khilafah ‘Umar dan ‘Utsman رضي الله عنهما mereka saling berselisih dalam sebagian perkara ijtihad, lalu sebagian mereka menghargai yang lain dan tidak lancang kepadanya. Namun jika mereka tidak mendapatkan rahmat akan timbul antara mereka perselisihan yang tercela, sehingga sebagian mereka menzhalimi yang lain, entah dengan ucapan, seperti mengkafirkannya atau menfasikkannya, entah dengan perbuatan, seperti menahannya, memukulnya dan membunuhnya. Ini adalah keadaan pemuja kebid’ahan dan kezhaliman seperti khawarij dan yang semisal mereka.”

Guru kami Asy-Syaikh -Muqbil- Al-Wadi’iy رحمه الله berkata dalam biografi beliau dalam “Nashihaty Li Ahlis Sunnah (Nasehatku Untuk Ahlus Sunnah)” hal. 198-199: “Adapun ahlus sunnah, alhamdulillah kebanyakan perselisihan mereka terjadi dalam pemahaman terhadap suatu hadits dalam hal ibadah yang datang secara beragam dari peletak syari’at ini, atau terhadap suatu hadits yang pandangan mereka berbeda dalam hal penshahihan dan pendha’ifannya. Dan selain dari itu yang merupakan sebab-sebab perselisihan yang disebutkan oleh Syaikhul Islam رحمه الله.”

Maka perselisihan ahlus sunnah tidak masuk pada perselisihan firqah-firqah dan hizb-hizb, karena perselishan mereka adalah perselisihan yang diberi keluasan dalam syari’at. Asy-Syathiby  رحمه الله berkata dalam “Al-I’tisham” (2/700): “Sesungguhnya perselisihan itu dari zaman para shahabat sampai sekarang terjadi dalam masalah ijtihadiyah. Perbedaan yang pertama terjadi pada zaman khulafa’ ar-rasyidin al-mahdiyin, kemudian pada sisa para shahabat, kemudian pada zaman tabi’in dan tidaklah seorangpun … akan hal itu. Dan orang setelah mereka mencontoh para shahabat di saat terluaskannya perselisihan.”

Berdasarkan apa yang telah lewat, sesungguhnya perbedaan dalam tubuh ahlus sunnah, perbedaan yang berisi rahmat bukan berisi bencana, perbedaan yang memiliki nilai yang tiada kejelekan padanya tidak pula kerusakan, tidak mengantarkan orang yang terlibat untuk zhalim. Kecuali di sana diikut sertakan perkara berbentuk mengekor hawa nafsu, fanatik yang tersembunyi. Entah dari kedua belah pihak atau salah satunya.
Diterjemahkan oleh
‘Umar Al-Indunisy
Darul Hadits – Ma’bar, Yaman


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers