Termasuk bahaya besar apabila seorang hamba mengamalkan suatu amalan sholih dalam rangka mengharap harta benda dunia. Amalan ini adalah bentuk kesyirikan yang menafikan kesempurnaan tauhid yang wajib dan menggugurkan amalan. Perbuatan ini lebih besar daripada riya’, sebab orang yang menginginkan dunia keinginannya selalu mengalahkan (menyertai) mayoritas amalannya. Adapun riya’, hanya muncul pada sebagian amalan saja, tidak terus-menerus menyertainya. Sedangkan seorang mukmin, akan senantiasa waspada dari ini dan itu.
Adapun perbedaan antara riya’ dengan keinginan seseorang untuk mendapatkan dunia dengan amalnya, yaitu antara keduanya memiliki keumuman dan kekhususan mutlak yang keduanya akan berkumpul pada diri seseorang apabila dia melakukan amalan, agar nampak indah di hati hadapan manusia, agar mereka melihatnya, mengagungkan dan memujinya. Yang seperti ini namanya riya’, demikian juga termasuk mengharapkan dunia, sebab dia beramal ketika di sisi manusia dan mengharap agar mereka memuliakan, memuji dan menyanjungnya.
Adapun amalan untuk dunia, yaitu seorang manusia mengamalkan amalan sholih tidak menginginkan riya’ di hadapan manusia, akan tetapi dia mengharapkan harta benda dunia ; seperti orang yang menggantikan haji orang lain untuk mendapatkan harta, berjihad karena ingin mendapatkan ghanimah, atau selain daripada itu.
Orang yang riya’ beramal dikarenakan ingin mendapatkan pujian dan sanjungan dari manusia, sedangkan orang yang beramal untuk dunia mengamalkan amalan sholih untuk mendapatkan harta benda dunia. Kedua-duanya orang yang rugi. Kita berlindung kepada Alloh dari hal-hal yang mendatangkan kemarahan-Nya dan kepedihan siksa-Nya. [ Lihat "Fathul Majid" hal.442 dan "Taisir Al-Aziz Al-Hamid" hal.534 ]
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka didunia dengan sempurna dan mereka diduinia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan didunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” QS. Huud ; 15-16
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya didunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.” QS. Al-Israa’;18
Rosulullah sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Janganlah kalian mempelajari ilmu untuk membanggakan diri dihadapan para ulama (menyainginya) dan jangan untuk mendebat orang-orang bodoh, dan jangan pula agar majelisnya dipilih, barangsiapa yang melakukan seperti itu, maka neraka, neraka (baginya).” HR. Ibnu Majah dari Jabir radhiyallohu ‘anhu ; dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani
JENIS-JENIS AMALAN UNTUK DUNIA
Amalan untuk tujuan dunia bentuknya banyak sekali, Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab telah menyebutkan bahwasanya telah datang penjelasan dari ulama Salaf yang menerangkan bahwa amalan yang ditujukan untuk dunia itu ada 4 jenis :
1. Jenis Pertama
Amal sholih yang dilakukan oleh kebanyakan manusia dalam rangka mengharap wajah Alloh ‘azza wa jalla, seperti shodaqoh, sholat, berbuat baik kepada manusia, mencegah kedzaliman, dsb dari amalan-amalan yang dilakukan atau ditinggalkan oleh manusia karena ikhlas untuk Alloh, akan tetapi tidak mengharapkan pahala di akhirat, dia hanya mengharap agar Alloh membalasnya dengan menjaga hartanya dan mengembangkannya, atau agar Alloh menjaga keluarga dan sanak saudaranya, atau agar Alloh tetap memberikan nikmat-Nya kepadanya dan kepada keluarganya. Tidak ada keinginan dalam dirinya untuk mencari surga dan lari dari neraka. Orang yang seperti ini akan diberi balasan amalannya didunia dan kelak di akhirat dia tidak mendapatkan bagian sedikitpun. Yang seperti ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhu.
2. Jenis Kedua
Jenis yang kedua ini lebih besar dan lebih ditakutkan daripada jenis yang pertama, yaitu seseorang beramal amalan sholih sedangkan niatnya untuk riya’ kepada manusia dan tidak mengharapkan dengannya pahala akhirat. Yang seperti ini disebutkan dari Mujahid rahimahullah.
3. Jenis Ketiga
Beramal sholih untuk mendapatkan harta, seperti menghajikan orang lain agar mendapatkan upah, sama sekali dia tidak mengharap dengan amalan tsb wajah Alloh dan tidak pula negeri akhirat, atau berhijrah untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya, atau berjihad untuk mendapatkan ghanimah, atau mempelajari ilmu agar mendapatkan rekomendasi dan kedudukan, sama sekali dia tidak mengharap wajah Alloh. Atau mempelajari Al-Qur’an dan rajin sholat dikarenakan tugas masjid yang ia emban, atau tugas-tugas diniah yang lainnya. Sama sekali dia tidak mengharapkan dengan amalannya tadi pahala (dari Alloh ta’ala)
4. Jenis Keempat
Beramal ketaatan kepada Alloh dengan ikhlas hanya untuk Alloh semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Akan tetapi dia berada diatas amalan yang menyebabkan dia kufur keluar dari agama Islam, seperti melakukan salah satu diantara pembatal-pembatal keislaman. Yang seperti ini diriwayatkan dari Anas radhiyallohu ‘anhu dan yang lainnya. [ Silahkan lihat "Fathul Majid Syarh Kitabut Tauhid" hal.444 dan "Taisiril Al-Aziz Al-Hamid" hal.536 dan "Al-Qaulus Sadid fi Maqashid At-Tauhid" hal.126 karya Syaikh As-Sa'di ]
Maka hendaknya setiap muslim waspada dari hal-hal yang bisa menggugurkan amalannya dan melemparkannya kepada kemurkaan dan kemarahan Alloh. Dan hendaknya seluruh kaum muslimin waspada dari keempat jenis amalan yang rusak ini. Kita berlindung kepada Alloh dari hal itu.
-dikutip dan diringkas dari kitab NURUL IKHLAS WA DHULUMAT IRODATID-DUNYA BI AMALIL AKHIRAH FI DHAUIL KITAB WAS SUNNAH karya Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani ; edisi terjemah “Ikhlas, Cahaya Kehidupan Hati” penerbit Maktabah Al-Ghuroba’-
Wassalam,

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers