Allah berfirman, yang artinya,
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad)”. (Qs. Al-Maidah: 83)
Anas bin Malik berkata, “Rasulullah berkhutbah kepada kami, sama sekali aku belum pernah mendengar khutbah yang seperti itu sebelumnya. Rasulullah bersabda, “Jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika para sahabat bermajelis bersama Rasulullah mendengarkan wasiat-wasiat beliau, para sahabat merasakan seolah-olah seakan-akan bumi berhenti berputar. Seolah-olah hanya ada mereka bersama Rasulullah. Mereka melupakan harta dunia yang dimilikinya, melupakan anak dan istri di rumah. Hati mereka tertuju pada wasiat Rasulullah yang agung. Kata-kata dari lisan Rasulullah membasuh jiwa mereka sehingga jiwa mereka menjadi tenang.
Syaikh Al-Mubarakfury berkata dalam kitabnya Rahiqul Makhtum, “Wasiat-wasiat Rasulullah tentang akhirat mampu mengucurkan air mata pada sahabat. Inilah kekuatan kalam Rasul. Seorang sahabat, Abu Najih Al ‘Irbad bin Sariyah berkata, ‘Rasulullah memberi kami wasiat yang membuat hati kami bergetar dan mata kami menangis.’”
Para sahabat Nabi adalah orang-orang yang mudah menangis karena takut kepada Allah. Begitu juga generasi setelah mereka. Mereka senantiasa mengingat dan menyadari betapa kecil dan lemahnya diri mereka di hadapan Allah yang Maha Perkasa.
Ibnul Jauzi berkata dalam kitabnya Bahr Al-Dumu’,
- “Wahai tawanan dunia, wahai budak nafsu, wahai sarang dosa,
wahai wadah bencana, ingatlah apa yang telah kau perbuat dan takutlah
kepada Tuhan!”
- “Wahai saudaraku, sampai kapankah engkau menunda amal, larut dalam
angan, terlena oleh kelapangan, dan lalai akan serangan ajal?”
- “Wahai saudaraku, engkau telah menghabiskan usiamu dalam permainan.
Orang lain berhasil meraih tujuan, sementara engkau malah semakin
jauh. Orang lain bersungguh-sungguh, sementara engkau dalam lembah
syahwat. Kapankah engkau akan sadar dan bertobat? Bilakah engkau keluar
dari kubangan hawa nafsu dan kembali menuju Tuhan Yang Mahamulia dan
Maha Terpuji?”
- “Wahai saudaraku, cucilah noda dosa dengan linangan air mata.”
Ia menyampaikan nasehat dengan diselingi sejumlah ayat Al-Quran sampai banyak orang yang mengucurkan air mata. Dalam benak mereka yang hadir dalam majelis Ibnul Jauzi, tersimpan kerinduan untuk selalu mendengarkan nasehat-nasehatnya. Karena dengan nasehatnya, banyak orang yang teringat akan dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah.
Dalam salah satu majelisnya Ibnul Jauzi melantunkan bait-bati syair mengenai rasa cinta kepada Allah yang sangat merasuk ke dalam jiwa, serta lembut nan indah. Bait-bait syair tersebut mampu menyalakan api cinta dalam hati. Di antara bait-bait syair itu adalah:
Di manakah hatiku yang dipenuhi gejolak cintaIa terus-menerus melantunkan bait-bait syairnya. Derai tangisan nyaris menutup pintu ucapan orang-orang yang hadir. Hingga akhirnya ia pun beranjak turun dari mimbar. Hati mereka yang hadir dipenuhi rasa takut kepada Allah. Mereka membakar jiwa mereka dengan air mata yang berderai. (Al-Qushshashu wal Mudzakkirin)
Di manakah hatiku
Tiadalah ia akan sadar sesudahnya
Duhai Pemberi Harapan
Tambahkan daku rasa cinta
Dengan dzikir mereka kepada Allah
Maka aku akan menebusnya
Berikut ini adalah perkataan beberapa salafush shalih mengenai tangisan karena takut kepada Allah.
- Ibnu Umar berkata, “Demi Allah, tangisanku dan tetasan air mata
di kedua pipiku ini lebih aku sukai daripada aku bersedekah seribu
dinar.”
- Ka’ab Al-Ahbar berkata, “Tangisanku karena takut kepada Allah lebih
aku cintai daripada aku bersedekah dengan emas seberat tubuhku.”
- Ketika Muhammad bin Munkadir menangis, dia mengusapkan wajah dan
janggutnya dengan air matanya, lalu berkata, “Aku mendengar bahwa api
neraka tidak akan membakar tempat yang terbasuh oleh air mata.”
- Wahb Al-Munabbih berkata, “Sesungguhnya balasan bagi orang-orang
yang menangis karena Allah dan orang-orang yang bersabar akan diberikan
tanpa perhitungan.” (Mawaizhu Ash-Shahabah)
- Mendapat naungan dari AllahDari Abu Hurairah,
di berkata, Rasulullah bersabda, “Tujuh macam orang yang akan dinaungi
Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungannya.” Kemudian
disebutkan salah satunya adalah, “… dan seorang yang mengingat Allah
dalam kesendiriannya, lalu kedua matanya berlinangan air mata.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
- Selamat dari api nerakaDari Abu Hurairah, di
berkata, Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang
menangis karena takut kepada Allah, sehingga air susu kembali ke dalam
kantong susunya. Dan debu (jihad) di jalan Allah tidak dapat berkumpul
dengan asap jahanam.” (HR. Tirmidzi an An-Nasa’i)
- Dicintai oleh AllahDari Ibnu Abbas, dia berkata,
Rasulullah bersabda, “Ada dua macam mata yang tidak akan tersentuh oleh
api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang
berjaga dalam peperangan di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi)
- Selamat dari berbagai fitnahDari Uqbah bin Amir,
dia berkata, “Ya Rasulullah, apakah kedamaian itu?” Rasulullah
menjawab, “Tahanlah lisanmu, jadikan rumahmu nyaman (untuk beribadah)
dan menangislah atas kesalahanmu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
- Bahagia dunia dan akhiratDari Tsauban, bahwa
Rasulullah bersabda, “Berbahagialah siapa pun yang dapat menguasai
lisannya, yang rumahnya terasa luas baginya, dan dapat menangis atas
kesalahan yang diperbuatnya.” (HR.Tabrani)
Maraji:
- Ar-Rahiqul Makhtum li Shafiyurrahman Al-Mubarakfury
- Al-Qushshashu wal Mudzakkirin li Abul Faraj Abdurrahman Al jauzy
- Bahr Al-Dumu‘ li Abul Faraj Abdurrahman Al Jauzy
- Mawaizhu Ash-Shahabah li Shalih Ahmad Asy-Syami
Catatan: Judul asli “Wahai Muslimah Menangislah”
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer