Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsari
Bismillahirrohmanirrahiim
Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh
Kepada Ikhwah Salafiyyin Al mukhtaramiin
Alhamdulillah washolatu wa salamu ‘ala rosulillah wa’ala alihi wa sohbihi wa man waa lah, Amma ba’du
Perkara yang tidak diragukan lagi bahwa berjihad dengan hujjah dan burhan dalam berdakwah, mengikhlaskan ibadah hanya untuk Alloh, membantah kesyirikan dan kesesatan dengan segala bentuknya, menghancurkan syubhat-syubhat dan melenyapkan fitnah syahwat, adalah amalan yang paling utama. Dengan demikian, maka bangkitlah para ahlul haq di setiap zaman dan tempat mengangkat bendera kebenaran sebagai pembela Agama Alloh, KitabNya, dan RasulNya, menjadi penasehat umat, merealisasikan firman Allah “Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Alloh” (Q.S. Ali Imran:110).
Kepada Ikhwah Salafiyyin Al mukhtaramiin
Alhamdulillah washolatu wa salamu ‘ala rosulillah wa’ala alihi wa sohbihi wa man waa lah, Amma ba’du
Perkara yang tidak diragukan lagi bahwa berjihad dengan hujjah dan burhan dalam berdakwah, mengikhlaskan ibadah hanya untuk Alloh, membantah kesyirikan dan kesesatan dengan segala bentuknya, menghancurkan syubhat-syubhat dan melenyapkan fitnah syahwat, adalah amalan yang paling utama. Dengan demikian, maka bangkitlah para ahlul haq di setiap zaman dan tempat mengangkat bendera kebenaran sebagai pembela Agama Alloh, KitabNya, dan RasulNya, menjadi penasehat umat, merealisasikan firman Allah “Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Alloh” (Q.S. Ali Imran:110).
Dan juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam “Akan
ada sekelompok dari ummatku mereka nampak diatas kebenaran, tidak
memudharatkan mereka orang-orang yang menghinanya tidak pula yang
menyelisihinya sehingga datang ketetapan Alloh” (H.R.Bukhari-Muslim)
Akhi barokallahufiik…
”menyampaikan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam ke tengah-tengah ummat adalah lebih afdhol dari pada melemparkan panah ke leher-leher musuh, yang demikian itu hal ini dapat dilakukan semua orang, sedang menyampaikan Sunnah tidak ada yang melakukannya kecuali warosatul anbiya”
Menyampaikan Al-Haq itulah tujuan kita, sementara Alloh Ta’ala berfirman :”Serulah (manusia) ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (Q.S. An-Nahl : 125).
Akhi barokallahufiik…
”menyampaikan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam ke tengah-tengah ummat adalah lebih afdhol dari pada melemparkan panah ke leher-leher musuh, yang demikian itu hal ini dapat dilakukan semua orang, sedang menyampaikan Sunnah tidak ada yang melakukannya kecuali warosatul anbiya”
Menyampaikan Al-Haq itulah tujuan kita, sementara Alloh Ta’ala berfirman :”Serulah (manusia) ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (Q.S. An-Nahl : 125).
Oleh karena itu barokallahufiik, janganlah antum jadikan perdebatan adalah satu-satunya jalan untuk menyampaikan dakwah dengan hujjah-hujjahmu karena itu bukanlah jalan yang ditempuh salafuna sholih, memaksakan sampainya hujjah-hujjah dengan cara debat adalah tidak benar, sampaikan Al-Haq itu dengan penuh hikmah. Antum harus tahu bahwa para salaf mencela perdebatan karena beberapa hal :
- Bila perdebatan itu dilakukan dengan menggunakan argumentasi-argumentasi ilmu kalam dan filsafat
- Mereka mencela perdebatan bila yang berdebat keadaannya lemah tidak mampu menolak syubhat-syubhat
- Mereka mencela perdebatan bila lawan debat diketahui ngeyel/membangkang, dll (Dar’u ta’arudh al ‘aql wannaql : 7/173)
Bila ada yang bertanya dalam rangka mendebatmu dalam perkara yang antum tidak tahu ilmunya, tinggalkan! Haram hukumnya berdebat tanpa ilmu, bila suatu masalah itu sudah jelas kebenarannya menurut Kitab dan Sunnah serta paham salaf, kemudian ada yang berupaya untuk membuka front debat, tinggalkan! Haram hukumnya berdebat dalam perkara yang sudah jelas kebenarannya. [Al Faqih Wal Mutafaqih: 2/32-33]
Hendaknya antum persempit medan perdebatan, dan ingat! Tidak semua orang dapat masuk ke dalam medan ini karena perdebatan membutuhkan ketakwaan, keikhlasan, dan lain-lain. Jika perdebatan itu menimbulkan mafsadah yang besar, maka diam adalah sifat orang-orang yang bertakwa. Demikian dan semoga Allah menunjuki kita kepada apa yang dicintai dan diridhoiNya. Wal ‘ilmu ‘indallah.
Bandung, 18 Februari 2004
Ditulis oleh yang faqir di hadapan Rabbnya.
Abu Hamzah Al Atsary.
Sumber: www.salafy.or.id versi offline
judul asli: "Nasihat Untuk Salafiyyin"
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer