Dars Ushuluts Tsalatsah (3 Landasan Utama) oleh Syaikh Abu 'Amr 'Abdul-Karim al-Hajuri الشيخ عبد الكريم الحجوري أبو عمرو
di Markiz Salafiyah Ma'had Ittiba'us Sunnah, Jl. Syuhada' 02 Sampung.
Sidorejo, Plaosan, Kota Magetan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, pada
29Safar-4Rabial-Awwal 1432/ 2-7 Februari 2011. Penerjemah Fadly
al-Bhugisiy.
Dars-Ushuluts-Tsalatsah_at-Tamimi_Sesi_1
Dars-Ushuluts-Tsalatsah_at-Tamimi_Sesi_2
Dars-Ushuluts-Tsalatsah_at-Tamimi_Sesi_3
Dars-Ushuluts-Tsalatsah_at-Tamimi_Sesi_4
Dars-Ushuluts-Tsalatsah_at-Tamimi_Sesi_5
Matan Ushuluts-Tsalatsah dan Terjemahannya.
-Oendoeh-
Nasab (silsilah beliau)
Beliau adalah As Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Bin Sulaiman Bin ‘Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Rasyid At Tamimi.
Beliau dilahirkan pada tahun 1115 H -bertepatan dengan 1703 M- di
negeri ‘Uyainah daerah yang terletak di utara kota Riyadh, dimana
keluarganya tinggal.
Beliau tumbuh di rumah ilmu di bawah asuhan ayahanda beliau Abdul Wahhab
yang menjabat sebagai hakim di masa pemerintahan Abdullah Bin Muhammad
Bin Hamd Bin Ma’mar. Kakek beliau, yakni Asy Syaikh Sulaiman adalah
tokoh mufti yang menjadi referensi para ulama. Sementara seluruh
paman-paman beliau sendiri juga ulama.
Beliau dididik ayah dan paman-pamannya semenjak kecil. Beliau telah
menghafalkan Al Qur’an sebelum mencapai usia 10 tahun di hadapan
ayahnya. Beliau juga memperdengarkan bacaan kitab-kitab tafsir dan
hadits, sehingga beliau unggul di bidang keilmuan dalam usia yang masih
sangat dini. Disamping itu, beliau sangat fasih lisannya dan cepat dalam
menulis. Ayahnya dan para ulama disekitarnya amat kagum dengan
kecerdasan dan keunggulannya. Mereka biasa berdiskusi dengan beliau
dalam permasalahan-permasalah ilmiyah, sehingga mereka dapat mengambil
manfaat dari diskusi tersebut. Mereka mengakui keutamaan dan kelebihan
yang ada pada diri beliau. Namun beliau tidaklah merasa cikup dengan
kadar ilmu yang sedemikian ini, sekalipun pada diri beliau telah
terkumpul sekian kebaikan. Beliau justru tidak pernah merasa puas
terhadap ilmu.
Rihlah Beliau dalam Menuntut Ilmu
Beliau tinggalkan keluarga dan negerinya untuk berhaji. Seusai haji,
beliau melanjutkan perjalanan ke Madinah dan menimba ilmu dari para
ulama’ di negeri itu. Di antara guru beliau di Madinah adalah:
* As Syaikh Abdullah Bin Ibrahim Bin Saif dari Alu (keluarga) Saif An Najdi. Beliau adalah imam bidang fiqih dan ushul fiqih.
* As Syaikh Ibrahim Bin Abdillah putra Asy Syaikh Abdullah bin Ibrahim
Bin Saif, penulis kitab Al Adzbul Faidh Syarh Alfiyyah Al Faraidh.
* Asy Syaikh Muhaddits Muhammad Bin Hayah Al Sindi dan beliau mendapatkan ijazah dalam periwayatannya dari kitab-kitab hadits.
Kemudian beliau kembali ke negerinya. Tidak cukup ini saja, beliau
kemudian melanjutkan perjalanan ke negeri Al Ahsa’ di sebelah timur
Najd. Disana banyak ulama mahdzab Hambali, Syafi’i, Maliki dan Hanafi.
Beliau belajar pada mereka khususnya kepada para ulama mahdzab Hambali.
Di antaranya adalah Muhammad bin Fairuz , beliau belajar fiqih kepada
mereka dan juga belajar kepada Abdullah Bin Abdul Lathif Al Ahsa’i.
Tidak cukup sampai disitu, Bahkan beliau menuju ke Iraq, khususnya
Bashrah yang pada waktu itu dihuni oleh para ulama ahlul hadits dan
ahlul fiqih. Beliau menimba ilmu dari mereka, khususnya Asy Syaikh
Muhammad Al Majmu’i, dan selainnya. Setiap kali pindah maka beliau
mendapatkan buku-buku Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim
muridnya, beliau segera menyalinnya dengan pena. Beliau menyalin banyak
buku di Al Ahsa’ dan Bashrah, sehingga terkumpullah kitab-kitab beliau
dalam jumlah yang besar.
Selanjutnya beliau bertekad menuju negeri Syam, karena di sana ketika
itu terdapat ahlul ilmi dan ahlul hadits khususnya dari mahdzab Hambali.
Namun setelah menempuh perjalanan ke sana, terasa oleh beliau
perjalanan yang sangat berat. Beliau ditimpa lapar dan kehausan, bahkan
hampir beliau meninggal dunia di perjalanan. Maka beliaupun kembali ke
Bashrah dan tidak melanjutkan rihlahnya ke negeri Syam.
Selanjutnya beliau bertolak ke Najd setelah berbekal ilmu dan memperoleh
sejumlah besar kitab, selain kitab-kitab yang ada pada keluarga dan
penduduk negeri beliau. Setelah itu beliau pun berdakwah mengadakan
perbaikan dan menyebarkan ilmu yag bermanfaat serta tidak ridha dengan
berdiam diri membiarkan manusia dalam kesesatan.
Dakwah Beliau
Kondisi keilmuan dan keagamaan manusia waktu itu benar-benar dalam
keterpurukan yang nyata, hanyut dalam kegelapan syirik dan bid’ah.
Sehingga khurafat, peribadatan kepada kuburan mayat dan pepohonan
merajalela. Sedangkan para ulamanya sama sekali tidak mempunyai
perhatian terhadap aqidah salaf dan hanya mementingkan masalah-masalah
fiqih. Bahkan diantara mereka justru memberikan dukungan kepada pelaku
kesesatan-kesesatan tersebut.
Adapun dari segi politik, mereka tepecah belah, tidak memiliki
pemerintahan yang menyatukan mereka. Bahkan setiap kampung mempunyai
amir (penguasa) sendiri. ‘Uyainah mempunyai penguasa sendiri, begitu
pula Dir’iyyah, Riyadh, dan daerah-daerah lainnya. Sehingga pertempuran,
perampokan, pembunuhan dan berbagai tindak kejahatan pun terjadi
diantara mereka.
Melihat kondisi yang demikian mengenaskan bangkitlah ghirah
(kecemburuan) beliau terhadap agama Allah Subahnahu Wata’ala juga rasa
kasih sayang beliau terhadap kaum muslimin. Mulailah beliau berdakwah
menyeru manusia ke jalan ALlah Subhanahu Wata’ala, mengajarkan tauhid,
membasmi syirik, khurafat dan bid’ah-bid’ah serta menanamkan manhaj
Salafush Shalih. Sehingga berkerumunlah murid-murid beliau baik dari
Dir’iyyah maupun ‘Uyainah.
Selanjutnya beliau mendakwahi amir ‘Uyainah. Pada awalnya sang amir
menyambit baik dakwah tauhid ini dan membelanya. Sampai-sampai ia
menghancurkan kubah Zaid Bin Al-Khattab yang menjadi tempat kesyirikan
atas permintaan Asy Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab. Namun karena
adanya tekanan dari amir Al Ahsa’ akhirnya amir ‘Uyainah pun menghendaki
agar Asy Syaikh keluar dari ‘Uyainah. Maka berangkatlah beliau menuju
ke Dir’iyyah tanpa membawa sesuatupun kecuali sebuah kipas tangan guna
melindungi wajahnya. Beliau terus berjalan di tengah hari seraya membaca
(Qur’an surat Ath Thalaq:2-3 yang artinya -red):
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah pasti Allah memberinya jalan
keluar dan rizki dari arah yang tiada disangka-sangka”(Ath Thalaq:2-3)
Beliau terus mengulang-ulang ayat tersebut sampai tiba di tempat murid
terbaiknya yang bernama Ibnu Suwailim yang ketika itu merasa takut dan
gelisah, mengkhawatirkan keselamatan dirinya dan juga syaikhnya karena
penduduk negeri itu telah saling memperingatkan untuk berhati-hati
dengan syaikh. Maka beliau (Syaikh -red) pun menenangkannya dengan
mengatakan, “Jangan berpikir yang bukan-bukan, selamanya. Bertawakallah
kepada Allah Subahahu Wata’ala. Niscaya Dia akan menolong orang-orang
yang membela agamanya.”
Berita kedatangan Asy Syaikh diketahui seorang shalihah, istri amir
Dir’iyyah, Muhammad Bin Su’ud. Dia lalu menawarkan kepada suaminya agar
membela syaikh ini karena beliau adalah nikmat dari Allah Subahahu
Wata’ala yang dikaruniakan kepadanya, maka hendaklah dia bersegera
menyambutnya. Sang istri berusaha menenangkan dan membangkitkan rasa
cinta pada diri suaminya terhadap dakwah dan terhadap seorang ulama.
Maka sang amir mengatakan, “(Tunggu) beliau datang kepadaku”. Istrinya
menimpali “Justru pergilah anda kepadanya, karena jika anda mengirim
utusan dan mengatakan ‘datanglah kepadaku’, bisa jadi manusia akan
mengatakan bahwa amir meminta beliau untuk datang ditangkap. Namun jika
anda sendiri yang mendatanginya, maka itu merupakan suatu kehormatan
bagi beliau dan bagi anda.”
Sang amir akhirnya mendatangi Asy Syaikh, mengucapkan salam dan
menanyakan perihal kedatangannya. Asy Syaikh Rahimahullah menerangkan
bahwa tidak lain beliau hanya mengemban dakwah para Rasul yakni menyeru
kepada kalimat tauhid LAA ILAHA ILLALLAH. Beliau menjelaskan maknanya,
dan beliau jelaskan pula bahwa itulah aqidah para Rasul. Sang amir
mengatakan, “Bergembiralah dengan pembelaan dan dukungan”. Asy Syaikh
rahimahullah menimpali, “Berbahagialah dengan kemuliaan dan kekokohan.
Karena barang siapa menegakkan kalimat LAA ILAHA ILLALLAH ini, pasti
Allah akan memberikan kekokohan kepadanya.” Sang amir menjawab, “Tapi
saya punya satu syarat kepada anda.” Beliau bertanya, “Apa itu?” Sang
amir menjawab, “Anda membiarkanku dan apa yang aku ambil dari manusia.”
Jawab Asy Syaikh rahimahullah, “Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata’ala
memberikan kecukupan kepada anda dari semua ini, dan membukakan
pintu-pintu rizki dari sisi-Nya untuk anda.” Kemudian keduanya berpisah
atas kesepakatan ini. Mulailah Asy Syaikh berdakwah dan sang amir
melindungi dan membelanya, sehingga para Thalabul Ilmi (penuntut ilmu)
berduyun-duyun datang ke Dir’iyyah. Semenjak itu beliau menjadi imam
sholat, mufti dan juga qadhi. Maka terbentuklah pemerintahan tauhid di
Dir’iyyah.
Kemudian Asy Syaikh mengirim risalah ke negeri-negeri sekitarnya,
menyeru mereka kepada aqidah tauhid, meninggalkan bid’ah dan khurafat.
Sebagian mereka menerima dan sebagian lagi menolak serta menghalangi
dakwah beliau, sehingga merekapun diperangi oleh tentara tauhid dibawah
komando amir Muhammad Bin Su’ud dengan bimbingan dari beliau
rahimahullah. Hal itu menjadi sebab meluasnya dakwah tauhid di daerah
Najd dan sekitarnya. Bahkan amir ‘Uyainah pun kini masuk di bawah
kekuasaan Ibnu Su’ud, begitu pula Riyadh, dan terus meluas ke daerah
Kharaj, ke utara dan selatan. Di bagian utara sampai ke perbatasan Syam,
di bagian selatan sampai di perbatasan Yaman, dan di bagian timur dari
Laut Merah hingga Teluk Arab. Seluruhnya dibawah kekuasaan Dir’iyyah,
baik daerah kota maupun gurunnya.
Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan kebaikan, rizki, kecukupan, dan
kekayaan kepada penduduk Dir’iyyah. Maka berdirilan pusat perdagangan di
sana, dan bersinarah negeri tersebut dengan ilmu dan kekuasaan sebagai
berkah dari dakwah salafiyah yang merupakan dakwah para Rasul.
Karya-karya Beliau
Karya beliau sangat banyak, dia ntaranya:
* Kitab Tauhid Al Ladzi Huwa Haqqullah ‘ala Al ‘Abid
* Al Ushul Ats Tsalatsah
* Kasfusy Syubhat
* Mukhtasar Sirah Rasul
* Qawaidul ‘Arba’ah dan lainnya
Wafat Beliau
Beliau wafat pada tahun 1206 H. Semoga Allah Subhanahu Wata’la
melimpahkan rahmatnya kepada beliau, meninggikan derajat dan
kedudukannya di Jannah-Nya yang luas serta mengumpulkan beliau bersama
orang-orang shalih dan para syuhada’. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.
Jumlah Pengunjung
Blog Archive
-
▼
2012
(753)
-
▼
September
(87)
- Fitnah Kubur
- Apa Itu Al Masih?
- Balasan Setimpal Perbuatan
- Tiga Catatan Tentang Mimpi Buruk
- Panduan Qurban
- Tata Cara Mandi Wajib khusus Wanita
- Teman Tapi Mesra
- Apabila Suami Tidak Memiliki Kasih Sayang
- Awal Alam Barzakh
- Awas!! Lagu 'Cinta Satu Malam' Promosikan Perzinaan
- Menjemput Takdir Baik
- MA’RIFATULLAH
- APA ITU SYARI'AT, TAREQAT, HAKIKAT DAN MA'RIFAT?
- Cari Muka Beroleh Nista
- Sudah Lama "Ngaji" Tetapi Akhlaq Tidak Baik
- Kisah Nyata Menyentuh :SENYUM INDAH SANG BIDADARI
- Ampuhnya Do’a Ibarat Tajamnya Pedang
- Kenakalan Remaja Dan Solusinya Dalam Islam
- Ukhti Muslimah, Bergaullah Dengan Al-Qur’an
- Ayat-ayat Cinta, Ayat-ayat Benci
- Awas Budaya Tasyabbuh
- Arisan, Bagaimana Islam Memandangnya…?
- Mungkin,ini lebih baik!
- Tak Hanya Waktu yang Terus Berjalan
- Jika Imam Qunut Shubuh apakah kita sebagai makmum ...
- Info:Daftar Radio Streaming Sunnah Indonesia
- Mengharap Kaya dengan Sedekah
- Waktu Penyembelihan Qurban
- Kedudukan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani ra...
- Mulianya Seorang Wanita
- Wanita Yang Sebaiknya Engkau Cari
- Aplikasi Untuk Merekam Radio Streaming
- Sedikitnya Teman Perjalanan, Harga Sebuah Kemuliaan
- Sampaikanlah Kepada Wanita ...
- Rohis Sarang Teroris?
- Mencegah Suami Poligami
- Menyikapi Film “Innocence Of Muslim” Secara Bijak
- Hidayah Lambat Karena Adat
- Alat Musik dalam Pandangan Ulama Syafi’i
- Kami Tak Butuh Pendapatmu Untuk Menjadi Berharga
- Semangat Dakwah Mengundang Datangnya Hidayah
- Heiiii Cantik, Ngapain Kamu Berjilbab?
- Kajian Terbaru Masjid Istiqlal:"SIKAP MUSLIM DALA...
- Kita 'N Make Up
- Wanita Dan Mode
- Hukum Rokok Herbal
- Fenomena Film Innocence Of Muslim
- Komentar Para Mualaf Eropa Terhadap Film Innocence...
- Bukan Raqib Bukan ‘Atid
- Simak Radio Rodja Dengan Blackberry
- Cara mendengarkan radio rodja
- Benarkah Bom Bunuh Diri Mati Syahid?
- Inilah Statement Said Aqil Siradj yang Disoroti Ul...
- Tahu Diri Tidak Tahu
- HALALKAH DAGING MERPATI (BURUNG DARA)? : “Para pen...
- Tiada kata Gagal Sebelum datang Ajal
- Guru Agama Jadi Sasaran
- (ROMANTIS) “MALAM PERTAMA” DALAM ISLAM : RAHASIA &...
- Hukum Air Kencing Unta
- Hina Dianggap Mulia
- Jebakan ”Kesetaraan Gender”
- Shalat Jumat bagi Wanita
- Heboh video Habib curhat di kuburan dan setitik ma...
- Memangsa bangsanya sendiri
- Mandi Jumat Bagi Wanita
- Bolehkah wudhu dalam Keadaan Telanjang?
- Apa sih Batasan Berjilbab?
- Indahnya Menangis Karena Allah, Wahai Muslimah Men...
- Wahai Saudariku, Kenapa Engkau Berpakaian Tapi Tel...
- Niat Shalat Dhuha
- Manisnya Hidayah
- Ilmu dan Kebahagiaan
- Perbedaan antara nasehat dan ghibah
- Hidayah Hanya Milik Allah
- Bismillah..Pentingnya Pengajar sukses
- Tabligh Akbar Forum Nahdliyin Caci Maki Ulama, Sal...
- Misi Yahudi Merusak Agama
- Engkau Lebih Cantik Bercadar [Mengangkat Kekhawati...
- Nasehat Untuk Salafiyyin
- CARA MUDAH MENGHAFAL AL-QUR’AN
- Ushuluts Tsalatsah al-Imam Muhammad bin Abdul-Wahab
- Allah Maha Mengetahui Niatmu,Saudaraku!
- Membongkar Kesesatan Syi’ah
- Makna Dari Ibadah Asy-Syaikh Dr. Shalih Fauzan Al...
- Nasehat Syaikh Sholeh Fauzan Tentang Jilbab Yang D...
- 3 Prinsip Akidah Seorang Muslim
- Bedanya Taubat dan Istighfar
-
▼
September
(87)