Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menjadikan kita sebagai Muslim. Ketetapan takdir Allah yang tidak boleh diingkari, Allah telah menyajikan berbagai skenario kehidupan bagi hamba-hambaNya.
Bagi orang beriman, bagaimanapun takdir yang Allah tetapkan akan terasa nikmat jika disyukuri, karena salah satu tanda orang beriman adalah mensyukuri atas apa yang Allah tetapkan baik bahagia ataupun sedih, susah ataupun gampang, dan sebagainya.


Nikmatnya hidup di negeri mayoritas Muslim, Alhamdulillah. Karena di negeri mayoritas Muslim, umat Islam dapat merasakan ketenangan dalam beribadah dan menjalankan syari’at-syari’at Islam dengan mudah, tanpa tekanan, tanpa larangan, dan tanpa cacian. Seharusnya demikian.
Tetapi hari ini, tak dipungkiri umat Islam yang ingin menerapkan syari’at Islam yang murni secara total, sangat sulit. Kita saksikan penentangan terjadi dimana-dimana. Lho, katanya negeri mayoritas Muslim?!
Ya, memang aneh, di negeri mayoritas Muslim kok malah sulit menerapkan syari’at Islam? padalah syari’at Islam tak akan merugikan. Baiklah, kita tak sedang bicara penentangan syari’at Islam tingkat tinggi (baca: Tingkat Parlemen) yang hiruk pikuknya sudah sangat mengerikan.
Sekarang kita ingin bertanya, ‘apa kabar dengan jilbab di negeri mayoritas Muslim ini?’. Kabarnya, Alhamdulillah sekarang sudah banyak Muslimah yang sadar akan kewajiban berjilbab atau berjhijab.
Tapi anehnya, sering kita mendengar keluhan saudari-saudari Muslimah yang telah memakai atau yang baru mendapat hidayah memakai jilbab dan mengenal Islam yang murni, dikatakan aneh, dicaci, dicibir, diledek, dilarang, dan semacamnya. Lho, katanya negeri mayoritas Muslim?!
Berbagai kata ejekan dilontarkan oleh berbagai pihak terhadap Muslimah yang berjilbab, mulai dari keluarga sendiri, masyarkat sekitar, orang-orang yang katanya ‘intelek’ yang dari jajaran Sekuler-Liberal itu, ada juga yang dilarang di sekolah.
Jika non-Muslim yang mencibir sih wajar. Tapi anehnya orang-orang yang mengaku Islam juga ikut-ikutan mencibir, Ironis.
Di mata orang-orang yang telah terjangkit virus budaya kafir Barat, yang dirancang sedemikian ‘cantik’ oleh Zionis-Yahudi, melihat bahwa jilbab adalah pakaian kuno, penjara pakaian, bikin cewek ga cantik, ga keren, ga gaul, ‘you are worthless’ deh kata mereka.

…Apa yang nampak, berbeda dengan kenyataannya…
Apa yang nampak pada diri mereka itu baik, menurut mereka, pada kenyataannya adalah racun yang merusak. Sedang mereka melihat wanita berjilbab sungguh tidak berharga atau tidak menarik di mata dunia zaman ini. Maka mereka akan memicingkan mata dari para Muslimah yang menjalankan agamanya dengan benar. Kebebasan yang mereka elu-elukan sungguh omong kosong - la liberté est une absurdité -  nyatanya mereka sendiri tidak membiarkan umat Islam menjalankan agamanya dengan tenang. Tetapi pada dasarnya kebebasan yang mereka usungkan adalah ‘hidup sebebas-bebasnya tanpa ada yang mengatur, bahkan Tuhan sekalipun, dan orang lain harus mengkuti mereka agar diterima dan dihargai dalam pandangan mereka’.
Tidak pahamnya akan ilmu Islam akibat kebodohan atau kesombongan tidak mau mempelajarinya dan result dari terjangkit virus budaya kafir Barat, menyebabkan Islam di mata mereka (orang-orang yang mengaku Islam namun tidak berislam dengan benar) adalah aneh alias asing. Kata mereka ‘ini zaman modern, jadi menerapkan aturan yang sesuai dengan zaman ini, bukan seperti zaman Nabi’. Padahal, mereka telah terjerat dalam kungkungan budaya jahiliyah orang-orang kafir zaman dahulu, ironis.
…Islam akan kembali asing sebagaimana pertama kali…
Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)
Bagi kami, Muslimah, tak perlu pendapat picik atau mendapat stample ‘berharga’ dari mereka yang membenci ajaran Islam atas diri kami yang mengenakan jilbab atau hijab. Karena kami hanya mengharap ridho Allah Ta’ala yang telah memerintahkan: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)
…Karena orang yang berharga sebenarnya adalah orang yang berserah diri kepada Allah…
…Jika sesuatu itu berharga, maka akan diperintahkan untuk menjaganya, sebagaimana berlian yang amat ketat dijaga agar tidak dicuri…
Maka Muslimah adalah wanita yang amat berharga yang karena itu Allah menurunkan perintah untuk menjaga kehormatannya. Maka penjagaan apakah yang lebih baik dari penjagaan Allah? Maka penghargaan apakah yang lebih indah dari penghargaan dari Allah? cukuplah bagi kami apa yang Allah berikan dan janjikan.
…Pendapatmu tak berharga, kecuali perkataan yang ma’ruf…
So, Kami tak butuh pendapatmu untuk menjadi berharga, duhai orang-orang yang membenci kami. Cukuplah bagi kami menjadi berharga di Mata Allah.
“Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah.” (Al- An’aam: 116)

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers