Jawaban:
Alhamdulillah
Penanya tentu mengetahui keutamaan sedekah dan balasan bagi orang yang suka bersedekah.
Allah Ta'ala berfirman,
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ
الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا
حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (سورة الحديد:
18)
"Sesungguhnya
orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya) baik laki-laki
maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi
mereka pahala yang banyak." (QS. Al-Hadid: 18)
Allah juga berfirman,
"Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah: 274)
Ayat-ayat dan hadits-hadits tentang keutamaan sedekah sangat banyak.
Kedua:
Tidak
mengapa mengurungkan sedekah sebelum diterima orang fakir atau
melalui wakilnya. Karena si fakir tersebut tidak dikatakan memiliki
sedekah tersebut sebelum dia menerimanya. Jika dia belum
menerimanya, maka kepemilikan masih berada di tangan pemiliknya.
Berdasarkan firman Allah Ta'ala,
إِنْ
تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا
وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ (سورة البقرة:
271)
"Jika
kamu Menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik sekali. dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir,
Maka Menyembunyikan itu lebih baik bagimu." (QS. Al-Baqarah: 271)
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata dalam tafsirnya, "Di
antara pelajaran dalam ayat ini bahwa sedekah belum dianggap
sebelum sampai ke tangan fakir, berdasarkan firman Allah Ta'ala,
'dan kamu berikan kepada orang-orang fakir' "
Imam Ahmad meriwayatkan, no. 26732, dari Ummu Kultsum bin Abu Salamah, dia berkata, "Ketika
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menikahi Ummu Salamah, dia
berkata kepadanya, 'Aku memberi Raja Najasyi hadiah berupa perhiasan
dan minyak wangi. Aku perkirakan, jika Raja Najasyi wafat, hadiah
tersebut akan dikembalikan kepadaku. Jika dikembalikan kepadaku,
maka hadiah-hadiah itu untukmu." Al-Hafiz (Ibnu Hajar) berkata dalam Fathul Bari bahwa sanadnya hasan.
Dikatakan
dalam Kitab 'Daqa'iqu Ulin-Nuha, 1/268, "Siapa yang sudah
menyiapkan sesuatu untuk disedekahkan atau mewakilkan seseorang
untuk itu, kemudian pikirannya berubah untuk mengurungkannya, maka
disunnahkan untuk meneruskan niatnya (bersedekah) sebagai perlawanan
atas hawa nafsunya dan setan. Akan tetapi tidak wajib baginya untuk
meneruskannya, karena kepemilikannya belum berpindah sebelum
berpindah tangan."
Ini merupakan pendapat mayoritas fuqoha. Lihat Kitab Al-Mughni, 5/379, 383
Adapun
setelah sedekah tersebut telah berpindah ke penerima atau orang
yang mewakilinya, maka tidak boleh meminta kembali pemberiannya
berdasarkan kesepakatan para ulama rahimahumullah. Berdasarkan
riwayat Bukhari dalam Shahihnya, no. 2589, dari Ibnu Abbas
radhiallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata,
الْعَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَقِيءُ ثُمَّ يَعُودُ فِي قَيْئِه (وفي لفظ) الْعَائِدَ فِي صَدَقَتِهِ
"Orang
yang meminta kembali pemberiannya, bagaikan anjing muntah, lalu
menelan kembali muntahnya." Dalam riwayat lain, "Orang yang meminta
kembali sedekahnya"
Imam Malik berkata dalam Al-Muwaththa, no. 1477, dari Umar bin Khattab radhiallahu anhu,
dia berkata, 'Siapa yang memberikan sebuah pemberian untuk
silaturrahim atau semata sedekah, maka dia tidak boleh mengambil
kembali." Sanadnya dishahihkan oleh Al-Albany rahimahullah dalam Kitab Irwa'ul Ghalil, 6/55.
Imam
Bukhari menyebutkan sebuah bab dalam Kitab Shahihnya, "Tidak halal
seseorang mengambil kembali pemberian atau sedekahnya."
Al-Hafiz
Ibnu Hajar berkata, "Adapun sedekah, mereka sepakat bahwa tidak
boleh mengambil kembali setelah diterima." (Fathul Bari)
Kesimpulannya,
siapa yang telah niat untuk bersedeka dengan jumlah tertentu, maka
lebih utama baginya meneruskan niatnya bersedekah, namun tidak wajib
harus meneruskan, selama belum diterima oleh si fakir. Jika si
fakir telah menerimanya, maka tidak boleh mengambilnya kembali
berdasarkan kesepakatan para ulama.
Wallahua'lam.
Soal Jawab Tentang Islam
Sumber: islamqa.info/id
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer