Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah ditanya :
السؤال: بارك الله فيكم على هذا التوضيح المستمع أيضاً من جامعة الإمام محمد ابن سعود الإسلامية يقول في سؤاله الثالث أعرف أنه يشرع للمؤذن عند الحيعلتين الالتفات يميناً ويسارا ولكن عندما انتشرت مكبرات الصوت والحمد لله هل يشرع ذلك وذلك لأنه عندما يلتفت المؤذن يضعف الصوت في الميكرفون لأنه ابتعد عنه؟
Semoga Allah memberi barakah kepada engkau atas penjelasan ini, seorang pendengar dari Universitas Islam Al Imam Muhammad Ibnu Su’ud  berkata dalam pertanyaan yang ketiga, Aku mengetahui bahwa disyariatkan bagi muadzin saat mengucapkan حي على الصلاة dan حي على الفلاح untuk menoleh ke kanan dan ke kiri, namun alhamdulillah sekarang sudah tersebar microphone, apakah perbuatan tersebut masih disyariatkan ? karena ketika seorang muadzin menoleh ke kanan dan ke kiri akan menyebabkan suara adzan terdengar lemah, karena jauh dari microphone ?
Syiakh rahimahullah menjawab :

الشيخ: هذه المسألة عندي فيها توقف لأن أصلاً مشروعية الالتفات من أجل أن يشترك الذين عن يمين المؤذن والذين عن يساره في سماع الآذان وإذا كان الإنسان يؤذن بمكبر الصوت فإن مخرج الآذان من السماعات العليا واحد سواءٌ التفت أو لم يلتفت
Saya bersikap tawaquf/tidak berpendapat dalam masalah ini, karena tujuan asal disyariatkannya menoleh saat adzan adalah supaya orang yang berada di daerah kanan dan kiri muadzain bisa mendengar adzan. Adapun jika dia adzan menggunakan microphone maka suara adzan sudah bisa terdengar dimana-mana, sama saja dia menoleh atau tidak.
بل إنه إذا التفت قد ينخفض الصوت كما قال السائل المسألة عندي محل توقف وأصل ذلك هل هذا الالتفات للتعبد أو من أجل إيصال الصوت لليمين والشمال فإن كان للتعبد فإن كان من أجل التعبد فإن الالتفات باقياً وإن كان من أجل إيصال الصوت لليمين والشمال فإنه لا يحتاج إلى الالتفات في هذه الحال نعم
Bahkan jika dia menoleh saat adzan malah akan melemahkan suara adzan, sebagaimana yang dikatakan oleh penanya dalam masalah ini. Oleh karena itu saya tawaquf/tidak berpendapat dalam masalah ini. Sebenarnya yang menjadi dasar hukum adalah apakah tujuan perbuatan menoleh saat adzan ini dalam rangka ibadah atau untuk menyampaikan suara pada orang-orang yang berada di kanan dan kiri muadzin. Jika tujuannya dalam rangka ibadah maka dia tetap menoleh. Namun jika tujuan menoleh tersebut untuk menyampaikan suara pada orang yang ada didaerah kanan dan kiri muadzin maka tidak perlu menoleh dalam keadaan ini, na’am.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers