Pertanyaan:
Bolehkah mendoakan orang non muslim agar mendapatkan hidayah? Karena ada yang pernah bilang, katanya gak boleh.
Trim’s
Dari: Aab
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Ada dua hal yang perlu dibedakan
terkait doa kebaikan untuk orang kafir: pertama, istighfar (permohonan
ampunan) dan kedua, permohonan hidayah.
Pertama, permohonan ampunan (istighfar)
Berdoa kepada Allah, memohonkan ampun untuk orang musyrik, hukumnya haram dalam islam. Allah berfirman,
مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا
لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُوْلِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ
لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ ( ) وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ
إِبْرَاهِيمَ لأَبِيهِ إِلا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ فَلَمَّا
تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ
إِبْرَاهِيمَ لأَوَّاهٌ حَلِيمٌ
“Tiadalah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik
itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya
orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. ( ) Dan
permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain
hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya
itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh
Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim
adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah: 113 – 114)
Sabab Nuzul
Ayat ini diturunkan terkait peristiwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mendakwahkan islam kepada pamannya Abu Thalib di detik kematiannya.
Namun dia enggan untuk menerima islam, karena merasa malu dengan
masyarakatnya. Diapun mati dalam kondisi musyrik. Rasa sedihpun
menyelimuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sampai beliau bersabda,
لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْهُ
“Sungguh aku akan memintakan ampunan untukmu, selama aku tidak dilarang.” Kemudian Allah menurunkan ayat di atas dan surat Al-Qashas ayat 56. (HR. Bukhari 3884)
Keterangan as-Sa’di,
Maksud ayat, tidak selayaknya
seorang nabi atau semua orang yang beriman kepada beliau, memohonkan
ampunan untuk orang musyrik, meskipun mereka adalah kerabat dekatnya.
Sementara permohonan ampun untuk orang musyrik yang pernah dilakukan
oleh Nabi Ibrahim kepada bapaknya, itu karena suatu janji yang pernah
beliau ikrarkan, seperti yang Allah ceritakan di surat Maryam. Dan itu
sebelum dia mengetahui akhir kehidupan bapaknya. Namun, setelah Ibrahim
menyadari bahwa ayahnya adalah musuh Allah dan akan mati dalam kekufuran
serta berbagai nasehat tidak lagi bermanfaat baginya, Ibrahimpun
berlepas diri dari ayahnya, menyesuaikan diri dengan aturan Allah. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 353).
Dalil yang lain adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لأُمِّي فَلَمْ يَأْذَنْ لِي ، وَاسْتَأْذَنْتُهُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي
“Saya minta izin Rabku untuk
memohonkan ampun bagi ibuku, namun Dia tidak mengizinkanku. Lalu aku
minta izin untuk menziarahi kuburnya, dan Dia mengizinkanku.” (HR. Muslim 976)
Mengapa Dilarang?
Sesungguhnya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan orang yang beriman, dituntut untuk mengimani segala sesuatu yang
telah Allah tetapkan. Mencintai apa yang Allah cintai dan membenci apa
yang Allah benci, memberikan loyalitas kepada orang yang Allah beri
loyalitas, dan memusuhi semua orang yang Allah musuhi. Sementara
memohonkan ampun untuk orang yang mati kafir, bertentangan dengan
prinsip ini. (Demikian keterangan as-Sa’di dalam Tafsirnya, hlm. 353).
Barangkali, informasi yang Anda dengar bahwa kita tidak boleh
mendoakan orang kafir agar dapat hidayah, maksudnya adalah mendoakan
orang kafir agar mendapatkan ampunan.Kedua, memohonkan hidayah
Memohonkan ampun untuk orang
musyrik, tentu berbeda dengan memohon hidayah untuk mereka. Kita
dibolehkan memohonkan hidayah untuk mereka. Terdapat banyak dalil yang
menunjukkan hal ini, diantaranya,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Thufail bin Amir pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan pembangkangan yang dilakukan kaumnya. Thufail mengatakan,
إِنَّ دَوْسًا قَدْ عَصَتْ وَأَبَتْ ، فَادْعُ اللَّهَ عَلَيْهِمْ
“Sesungguhya suku daus telah bermaksiat dan enggan menerima islam. Doakanlah keburukan untuk mereka.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
اللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا وَأْتِ بِهِمْ
“Ya Allah, berilah petunjuk kepada suku Daus dan datangkanlah mereka (ke Madinah).” (HR. Bukhari 2937 dan Muslim 2524)
Imam Bukhari membuat judul bab untuk hadis ini dalam shahihnya,
بَابُ الدُّعَاءِ لِلْمُشْرِكِينَ بِالْهُدَى لِيَتَأَلَّفَهُمْ
Bab: mendoakan kebaikan untuk orang musyrik dalam bentuk permohonan hidayah agar bisa mengambil hati mereka (Shahih Bukhari).
Hadis selanjutnya adalh dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu,
كَانَ
الْيَهُودُ يَتَعَاطَسُونَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَرْجُونَ أَنْ يَقُولَ لَهُمْ : يَرْحَمُكُمْ اللَّهُ ،
فَيَقُولُ : يَهْدِيكُمُ اللَّهُ ، وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
Dulu orang-orang yahudi bersin di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan harapan mereka mendapatkan doa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk orang bersin: “Semoga Allah merahmati kalian.” Namun doa yang diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kalian dan memperbaiki keadaan
kalian.” (HR. Turmudzi 2739 dan dishahihkan al-Albani).
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer