Pengutip: Abu Abdirrahman Agi Sumarta al-Padangi

Sifat dan ciri Ahlus Sunnah wal Jama'ah sangatlah jelas dan terang, sebab mereka adalah para penegak kebenaran sekaligus kejujuran sebab kebenaran dan kejujuran itu nyata dan jelas adanya, mereka pun pengikut Sunnah dan adalah sunnah itu terjaga, sebab mereka adalah al-Jama'ah, dan al-Jama'ah akan terjaga dari perbuatan salah selama mengikuti kebenaran.
Berikut beberapa pendapat dari kalangan salaf tentang sifat Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan ciri-ciri mereka, yakni :
Ahlus Sunnah adalah mereka yang berpegang teguh dengan tali Allah yang kokoh
– Abu Bakar radhiyallahu 'anhu berpendapat: “As Sunnah adalah tali Allah yang kokoh, maka barangsiapa meninggalkan As Sunnah berarti ia telah memutuskan talinya dari Allah” (Lihat Asy Syarh wal Ibanah oleh Ibnu Baththah: 120)
– Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu, “... Para penegak As Sunnah lebih mengetahui tentang Kitabullah (Al Qur'an)”. (Lihat Sunan Ad-Daarimi I/49) Sebab orang-orang yang berpegang teguh dengan As Sunnah dan yang mengikuti atsar (pendapat para shahabat) berarti ia telah berpegang teguh dengan tali Allah yang kokoh (urwatul wutsqo) dan Ahlus Sunnah pun demikian.

Mereka adalah teladan yang shalih yang memberikan petunjuk kepada kebenaran dan bimbingan ke jalan yang lurus
Barangsiapa menapaki tilas jalan mereka dan menjadikan mereka sebagai teman setia, serta mengambil ajaran Islam dari mereka maka ia akan selamat, karenanya siapa pun yang menentang mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai teladan maka ia akan binasa.
– Amr bin Qaisy al-Mala'i (wafat 143 H) berkata -yang artinya-: “Jika Anda melihat seorang pemuda tumbuh dalam manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah, maka berharaplah kepadanya kebaikan, dan jika Anda melihatnya tumbuh dalam konsep bid'ah, maka janganlah menaruh harapan kepadanya, sebab seorang pemuda bergantung pada pertumbuhannya” (Lihat Asy Syarh wal Ibanah hal.133)
– Ia (Amr bin Qaisy al-Mala'i berkata lagi -yang artinya-, “Jika seorang pemuda dalam tumbuh kembangnya lebih memilih untuk menghadiri majelis Ahlul Ilmi (ulama') maka insya Allah hampir ia selamat, namun jika ia cenderung untuk memilih kepada selain mereka, insya Allah ia hampir menuju kehancuran” (Lihat al Ibanah I/206)
– Ayyub as-Sikhtiyani rahimahullah berkata -yang artinya-, “Sesungguhnya termasuk kebahagian bagi orang Arab dan selainnya ketika keduanya mendapat taufik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk belajar dari seorang yang 'alim dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah” (Lihat Syarhu Ushul I'tiqad Ahlus Sunnah oleh Al Laika'i I/60 Al Atsar no.30)
– Ibnu Syaudzab rahimahullah (wafat 120 H) berkata -yang artinya-, “Di antara nikmat Allah 'Azza wa Jalla yang diberikan kepada pemuda dan orang asing jika keduanya beribadah dengan karunia taufik untuk berteman dengan penegak As Sunnah” (Lihat Asy Syarh wal Ibanah hal.133, Al Ibanah I/205)
– Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum ketika menafsirkan ayat 106 dari QS. Ali 'Imran -yang artinya- “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): 'Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman?' Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu!”
Ia (Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum) berkata -yang artinya-, “Adapun orang-orang yang wajahnya berseri-seri adalah golongan Ahlus Sunnah wal Jama'ah sedang orang-orang yang menghitam wajahnya adalah golongan Ahlul Bid'ah dan kesesatan” (Lihat Asy Syarhu wal Ibanah hal.137)
Wallahu a'lam.
Sumber rujukan : Buku “Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan Kewajiban Mengikutinya”, karya Syeikh Dr.Said al-Qahthani dan Syeikh Dr.Nashir bin Abdul Karim al-'Aql hafidzhahumullah, Cetakan Pertama, 2003 M, Pustaka As-Sunnah: Surabaya.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers