“Terima kasih ya nak…, atas pemberiannya”.
بسم الله الرحمن الرحيم و الحمد لله رب العالمين و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله و صحبه أجمعين, أما بعد:
Si Fulan berkata kepada penulis: “Hati saya sangat sakit sekali,  perasaan saya hancur, sedih, malu, haru, semua rasa bercampur, ketika  orangtua saya berkata kepada saya: ”Terima kasih ya nak…, atas  pemberiannya”,
Penulis bertanya: “Coba ceritakan dari awalnya, mungkin akan lebih jelas kejadiannya”.
Si Fulan kemudian bercerita: “Ceritanya, orangtua saya minta  dikirimi uang dalam jumlah tertentu, dan mereka berkata: “Kirimkan  segera ya..”,  maka hari itu saya langsung transfer permintaan tersebut  kepada orangtua saya, besoknya saya telpon orangtua untuk memberitahukan  bahwa uangnya sudah ditransfer, saya berkata kepada orangtua: “Semoga  bermanfaat”, mereka menjawab: ”Uang yang kamu kirim itu sebenarnya,  untuk beli celana panjang bapakmu, karena bapakmu mempunyai celana cuma  satu, yang hijau itu aja, padahal beliau sering ikut kajian Islam, kalau  celana kotor, maka beliau tidak bisa ikut kajian, yang jelas terima  kasih ya nak…atas pemberiannya”.
Si fulan pun terdiam sejenak sambil mengatur nafas, menahan tangis,  kemudian dia berkata: “Semoga orangtua saya diampuni oleh Allah Ta’ala  dari segala dosa dan kesalahan serta diberikan husnul khatimah di akhir  hidup mereka, Allahumma amin”.
Kawan pembaca…
Cerita di atas adalah cerita nyata, penulis ketika mendengar cerita  tersebut hanya bisa meneteskan air mata sambil mengingat-ingat  ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Nabishallallahu ‘alaihi wasallam  tentang berbakti kepada kedua orangtua:
1. Perintah berbakti kepada orangtua disebutkan setelah perintah  beribadah kepada Allah semata, hal ini menunjukkan akan sangat tingginya  kedudukan berbakti kepada orangtua di dalam Islam.
{وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ  وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ  أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا  تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا} [الإسراء: 23]
Artinya: ”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan  menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu  dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau  kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka  sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan  janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan  yang mulia”. QS. Al Isra: 23
2. Perintah berbakti kepada orangtua lebih ditekankan lagi ketika  mereka sudah dalam keadaan lanjut usia, karena kalau sudah lanjut usia,  mereka dalam keadaan:
a. kadang tidak mempunyai tempat tinggal akhirnya tinggal di tempat anaknya.
b. kadang tidak mempunyai penghasilan akhirnya mereka sering minta kepada anaknya.
c. kadang menginginkan sesuatu yang kurang bermanfaat, akhirnya membuat bingung anaknya.
d. Tua renta yang kesusahan mengerjakan kegiatan pribadi secara  sewajarnya, seperti buang air besar, buang air kecil dan semisalnya yang  menjijikkan, akhirnya anaknya yang mengurusnya.
Maka dari sinilah rahasianya, Allah Ta’ala memerintahkan kepada anak:
a. untuk berbakti kepada orangtua,
b. untuk jangan mengucapkan perkataan “ah” kepada mereka,
c. untuk jangan membentak dan mengucapkan perkataan yang baik kepada mereka,
terutama dalam keadaan mereka tua. Lihat Tafsir An Nasafi, 2/283.
Coba perhatikan hadits di bawah ini:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى  الله عليه وسلم- « رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ  أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ  وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ  يَدْخُلِ الْجَنَّةَ ».
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi  wasallam bersabda:”Kehinaan baginya, kehinaan baginya, dan kehinaan  baginya!!”, lalu ada yang bertanya kepada beliau: “Bagi siapakah  kehinaan itu wahai Rasulullah?”, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi  wasallam bersabda: ”Orang yang mendapati kedua orangtuanya dalam keadaan  tua (jompo), salah satunya atau keduanya kemudian ia tidak masuk  surga”. HR. Muslim
3. Sungguh tidak pantas seorang anak mendapatkan ucapan terima  kasih dari orangtua, karena berbakti adalah kewajiban anak, mari  perhatikan riwayat berikut:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا  رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِى مَالاً وَوَلَدًا وَإِنَّ أَبِى يُرِيدُ أَنْ  يَجْتَاحَ مَالِى فَقَالَ « أَنْتَ وَمَالُكَ لأَبِيكَ ».
Artinya: “Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma bercerita:  “Sesungguhnya ada seseorang berkata kepada Rasulullah: “Wahai  Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta dan anak dan sesungguhnya  bapakku ingin mengambil/memusnahkan hartaku”?, Rasulullahshallallahu  ‘alaih wasallam menjawab: “Kamu dan hartamu adalah milik bapakmu”. HR.  Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani.
Sungguh Indah perkataan Imam Qurthubi rahimahullah: “Orang yang  bahagia adalah orang yang menggunakan kesempatan emas ini untuk berbakti  kepada kedua orangtuanya agar ia tidak luput dari (kesempatan emas ini  yaitu masuk surga) dengan meninggalnya kedua orangtuanya. Dan orang yang  celaka adalah orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, terlebih  lagi orang yang telah diperintahkan untuk berbakti kepada kedua  orangtuanya”. Lihat Tafsir Al Qurthubi, 10/242.
Kawan pembaca…Baktilah…sebelum telat!
Ditulis oleh seorang anak yang menginginkan kedua orangtuanya dan seluruh orangtua kaum muslim masuk surga. Allahumma amin.
Ahmad Zainuddin
Dammam KSA, Selasa 14 Shafar 1432H.Sumber : http://fkiajubail.blogspot.com/2011/01/berbaktilah-sebelum-telat-sebuah.html
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
 
 
 
 https://orcid.org/0000-0002-6047-3243
https://orcid.org/0000-0002-6047-3243