[SEBUAH JAWABAN SINGKAT UNTUK BPK.
AGUS MAFTUH ABEGEBRIEL , PROF. SAID AGIL SIROJ (Ketua NU berpaham
SYI’AH), SYAIKH IDAHRAM dan METRO TV]
Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi
tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan
(dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan
perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” [Al-An’am: 112]
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Dan perkataan Allah Ta’ala, “Mereka satu sama lain saling membisikkan
perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)”, maknanya adalah
mereka mengatakan kepada yang lainnya ucapan yang dihiasi (dengan
kata-kata yang menipu), sehingga membuat orang bodoh yang mendengarnya
tertipu.” [Tafsir Ibnu Katsir, 3/321]
Memperburuk citra Ahlus Sunnah wal
Jama’ah Salafiyin di mata ummat dan mengait-ngaitkan dengan aksi
Terorisme, sebetulnya bukan baru sekarang ini dilakukan oleh orang-orang
yang terusik dengan semakin tersebarnya dakwah kepada tauhid dan
sunnah. Berbagai cara mereka lakukan untuk menjatuhkan dakwah yang mulia
ini, tidak peduli walau harus berdusta, baik secara terang-terangan
maupun dengan cara halus.
Secara terang-terangan seperti yang
dilakukan oleh Syaikh Idahram dan didukung penuh oleh Prof. Said Agil
Siraj [Ketua NU berpaham SYI’AH] baik dalam pernyataan-pernyataannya
maupun dalam buku “Sejarah Berdarah,” yaitu tuduhan dusta mereka bahwa Salafi terkait dengan aksi-aksi Terorisme.
Adapun secara halus, yaitu tidak tegas
menuduh Salafi terkait Terorisme namun dengan ucapan-ucapan yang
mengarah ke sana, adalah seperti yang dilakukan Bpk. Agus Maftuh
Abegebriel –hadaahullah- dalam “Bom Waktu dari Yaman” di Metro TV,
sehingga pada akhirnya Metro TV dalam Metro Realitasnya benar-benar
menuduh Darul Hadits, lembaga pendidikan Ahlus Sunnah Salafiyin di Yaman
terkait Terorisme.
سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ
“Maha Suci Engkau (Ya Rabb kami), ini adalah dusta yang besar.” [An-Nur: 16]
Dan lebih parah lagi, sangat tampak
alasan tuduhan mereka terlalu dipaksakan, yaitu adanya para santri Darul
Hadits yang terpaksa memanggul senjata untuk menjaga keselamatan
diri-diri mereka dan kaum muslimin dari serangan pemberontak Syi’ah
Hutsi. Bersamaan dengan itu, ketika kaum Syi’ah membantai para santri
Darul Hadits hampir-hampir tidak pernah terdengar suara pembelaan
mereka.
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti
orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat,
maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [Al-Ahzab: 58]
Muncul tanda tanya besar, benarkah mereka tidak bisa membedakan antara Salafi dan Teroris?
Ataukah mereka sebenarnya sudah tahu perbedaan tersebut namun sengaja ingin menggiring opini yang salah terhadap Salafi?
Kenapa perlu dipertanyakan? Sebab di era
keterbukaan informasi seperti ini tentunya tidak sulit bagi orang-orang
awam sekalipun untuk membedakan antara Salafi dan Teroris.
Alhamdulillah dengan mudah sekali dapat ditemukan di dunia maya: PERINGATAN-PERINGATAN KERAS
yang disampaikan oleh Salafi terhadap penyimpangan para Teroris,
terutama yang mengatasnamakan JIHAD dalam aksi-aksi teror mereka. Bahkan
sepanjang yang kami ketahui, tidak ada yang lebih keras membantah dan
menerangkan penyimpangan Teroris melebihi Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Salafiyin. Walhamdulillah sejak lama kami pribadi telah menulis tema ini
dalam blog pribadi, seperti dalam beberapa link berikut:
Bahkan terdapat web Salafi secara khusus membantah Terorisme:
Demikian pula telah ditulis sejumlah buku oleh Asatidzah Salafiyin untuk membantah penyimpangan Teroris diantaranya:
1. “Mereka Adalah Teroris” karya Al-Ustadz Luqman Ba’abduh hafizhahullah, ditulis untuk membantah buku “Aku ‘Memang’ Teroris”
karya Imam Samudera, dan buku ini mendapat reaksi keras, baik dari para
teroris dan pendukungnya, maupun dari orang-orang yang simpati dengan
sebagian prinsip-prinsip teroris seperti penulis buku “Siapa Teroris? Siapa Khawarij?” seorang alumni Mesir yang kagum dengan tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin/PKS.
2. Antara Terorisme dan Jihad karya Al-Ustadz Dzulqarnain hafizhahullah.
Apakah semua ini tidak diketahui oleh para penuduh tersebut ataukah pura-pura tidak tahu!?
إن كنت لا تدري فتلك مصيبة … وإن كنت تدري فالمصيبة أعظم
“Jika engkau tidak tahu maka itu musibah, namun jika engkau sudah tahu maka musibahnya lebih besar.”
Bukankah adanya bantahan-bantahan terhadap terorisme menunjukkan jauhnya Salafi dari keterkaitan dengan aksi-aksi terorisme?
Tidakkah mereka tahu fakta ini ataukah
sebenarnya mereka telah tahu namun sengaja menyembunyikannya disebabkan
ketidaksukaan dan kekhawatiran mereka terhadap meluasnya penyebaran
dakwah salafiyah dan tegasnya dakwah ini dalam memberantas syirik dan
bid’ah?
وعين الرضا عن كل عيب كليلة … ولكن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi segala cela, Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
Namun alhamdulillah Pemerintah RI secara
umum dan Densus 88 secara khusus insya Allah telah dapat membedakan mana
Salafi dan mana Teroris. Maka sangat aneh kalau orang-orang media tidak
dapat membedakan antara putih dan hitam.
فَإِنَّهَا لا تَعْمَى الأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [Al-Hajj: 46]
Inilah “Sebuah Jawaban Singkat” kami,
insya Allah jika ada kelapangan waktu akan kami tulis “Sebuah Jawaban
Panjang” yang lebih rinci.
Tanbih :
Sesungguhnya dalam “Jawaban Panjang” Bpk. Agus Maftuh Abegebriel terdapat pelajaran yang berharga bagi Ikhwan Salafiyin. Ketahuilah, perkataan dan perbuatan kita oleh sebagian orang dapat dijadikan sarana untuk menghantam kita sendiri bahkan yang lebih buruk lagi digunakan untuk menjelek-jelekan dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, sehingga dakwah yang mulia ini semakin asing dan kaum muslimin semakin jauh darinya. Maka ketika itu, kita pun sebetulnya punya andil dalam bencana tersebut.Dalam tulisannya terdapat dua hal yang disorot:1. Adanya sebagian Ikhwan Salafi yang berkomentar di statusnya dengan kata-kata yang kasar dan tidak menggambarkan seorang muslim yang beradab.2. Adanya perselisihan sebagian Ahlus Sunnah, khususnya sebagian para penuntut ilmu yang menjatuhkan kehormatan ulama Ahlus Sunnah semisal Asy-Syaikh Abdullah dan Abdur Rahman Al-Mar’iyaan hafizhahumallah, dan tidak berlapang dada dalam khilaf yang diperbolehkan padanya khilaf.Maka berhati-hatilah ayyuhal Ikhwah, jadilah sebab hidayah, dan janganlah menjadi sebab manusia lari dari hidayah. Bersikaplah dengan ILMU, bukan dengan SEMANGAT belaka.Baarokallahu fiykum.
Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray -hafizhahullah-
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer