Assalamu ‘alaikum, Sakinah, mohon
maaf saya ingin bertanya tentang sesuatu. Saya (21th) saat ini
berpacaran dan pernah berhubungan seks dengannya. Setelah melakukan
kesalahan itu, saya menyadarinya sehingga saya tidak pernah
mengulanginya lagi. Namun sampai sekarang status kami masih pacaran.
Lambat laun saya menyadari bahwa berpacaran yang saya lakukan sebenarnya sangat tidak disukai Allah walaupun tidak sampai berhubungan seks. Sebenarnya kami pun sekarang tidak pernah bersentuhan jika bertemu. kami juga sangat jarang bertemu. Kami hanya komunikasi lewat sms saja.
Sebenarnya saya ingin sekali putus supaya saya bisa lebih dekat ke Allah dan mohon ampun atas dosa-dosa saya dahulu. Tapi, saya udah berulang kali minta putus, namun dia tidak mau. Alasannya, dia yang telah merenggut kesucian saya, maka dia juga yang menikahi saya.
Selain itu, dia juga mengaku sangat mencintai saya dan gak bisa berpindah ke lain hati. Sebenarnya, dia udah pengin banget nikahin saya, tapi karena masih kuliah dan belum punya kerja, kami belum diperbolehkan menikah oleh ortu kedua belah pihak.
Jika saya minta putus ke dia, biasanya dia gak mau & menjadi sangat sedih. Dia bilang, selama ini semangat kuliah karena saya. Hal itu kadang membuat saya jadi kasian sama dia sekaligus kasian juga sama ortunya jika dia hancur kuliahnya cuma gara-gara saya putusin.
Lambat laun saya menyadari bahwa berpacaran yang saya lakukan sebenarnya sangat tidak disukai Allah walaupun tidak sampai berhubungan seks. Sebenarnya kami pun sekarang tidak pernah bersentuhan jika bertemu. kami juga sangat jarang bertemu. Kami hanya komunikasi lewat sms saja.
Sebenarnya saya ingin sekali putus supaya saya bisa lebih dekat ke Allah dan mohon ampun atas dosa-dosa saya dahulu. Tapi, saya udah berulang kali minta putus, namun dia tidak mau. Alasannya, dia yang telah merenggut kesucian saya, maka dia juga yang menikahi saya.
Selain itu, dia juga mengaku sangat mencintai saya dan gak bisa berpindah ke lain hati. Sebenarnya, dia udah pengin banget nikahin saya, tapi karena masih kuliah dan belum punya kerja, kami belum diperbolehkan menikah oleh ortu kedua belah pihak.
Jika saya minta putus ke dia, biasanya dia gak mau & menjadi sangat sedih. Dia bilang, selama ini semangat kuliah karena saya. Hal itu kadang membuat saya jadi kasian sama dia sekaligus kasian juga sama ortunya jika dia hancur kuliahnya cuma gara-gara saya putusin.
Selain itu, jika saya putusin
pacar saya, saya juga jadi ga enak sama ortu dia, sebab kami udah kenal
deket dan mereka udah setuju banget jika nanti saya yang jadi menantu
mereka.
Sebenarnya, jika mutusin dia,
saya bukan berharap supaya sata dapat yang lebih baik dari dia. Sama
sekali bukan. Saya cuma ingin gak pacaran lagi supaya lebih dekat sama
Allah, karena pacaran ini membuat saya terkadang gelisah jika tidak
mendapat kabar darinya. Tapi di sisi lain, saya bimbang atas dua hal di
atas. Selain itu, masa’ orang yang udah mau tanggung jawab dengan
ketidakperawanan saya, sy sia-siakan??
Saya takut, jika nanti akhirnya
kami benar-benar putus, dia akan menikah dengan wanita lain karena dia
menganggap saya tidak mencintainya. Sebenarnya saya sangat ingin menikah
dengannya. Namun saya hanya tak mau pacaran dengannya. Menurut Sakinah
bagaimana? Apakah:
a. Saya tetap mutusin pacar supaya lebih dekat sama Allah
b. Saya gak mutusin pacar, tapi kami saling bantu seperti layaknya sahabat sampai kami nikah setelah lulus? (Tapi masih sekitar 2,5 thn lagi).
c. Atau ada pendapat lain?
Mohon penjelasannya, karena saya sangat bingung. Terima kasih.
a. Saya tetap mutusin pacar supaya lebih dekat sama Allah
b. Saya gak mutusin pacar, tapi kami saling bantu seperti layaknya sahabat sampai kami nikah setelah lulus? (Tapi masih sekitar 2,5 thn lagi).
c. Atau ada pendapat lain?
Mohon penjelasannya, karena saya sangat bingung. Terima kasih.
JAWABAN:
Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh, Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa setia mengikuti ajarannya yang lurus hingga hari kiamat.
Saudariku, semoga Allah merahmati Anda, setelah membaca semua apa yang Anda ceritakan di atas, kami nasihatkan kepada Anda dan pacar Anda agar segera bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha, memperbanyak istighfar (minta ampunan) kepada-Nya atas segala perbuatan dosa yang pernah Anda berdua lakukan, serta bersungguh-sungguh dalam menjalan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala tatkala menyebutkan beberapa sifat orang-orang yang bertakwa:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (136)
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Ali ‘Imran: 135-136)
Dan firman-Nya pula:
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (17)
“Sesungguhnya Taubat di sisi Allah hanyalah Taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang Kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa’: 17)
Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa setia mengikuti ajarannya yang lurus hingga hari kiamat.
Saudariku, semoga Allah merahmati Anda, setelah membaca semua apa yang Anda ceritakan di atas, kami nasihatkan kepada Anda dan pacar Anda agar segera bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha, memperbanyak istighfar (minta ampunan) kepada-Nya atas segala perbuatan dosa yang pernah Anda berdua lakukan, serta bersungguh-sungguh dalam menjalan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala tatkala menyebutkan beberapa sifat orang-orang yang bertakwa:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (136)
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Ali ‘Imran: 135-136)
Dan firman-Nya pula:
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (17)
“Sesungguhnya Taubat di sisi Allah hanyalah Taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang Kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa’: 17)
Maka dari itu, sejak sekarang
juga hendaknya Anda berhenti dari berpacaran dengan siapa pun (baik
bertemu secara langsung maupun melalui telepon, sms, chatting atau
lainnya), dan menjauhi segala hal yang akan menjerumuskan diri Anda ke
dalam perbuatan keji (zina) dan mungkar. Dengan demikian, mudah-mudahan
Allah menerima taubat Anda dan mengampuni segala kesalahan dan dosa yang
telah lalu. Allah Ta’ala berfirman,
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’ : 32)
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’ : 32)
Janganlah Anda tertipu atau
terlena dengan pengakuan pacar Anda yang menyatakan bahwa dia sangat
mencintai dan menyayangi Anda, padahal Anda belum halal baginya. Sebab,
ini akan membuat Anda sulit untuk terbebas dari jerat-jerat setan,
sehingga menghalangi Anda dari taubat nashuha. Di samping itu,
berlarut-larut dalam dosa dan maksiat akan membuat hidup Anda penuh
dengan kegelisahan, kesedihan dan kesempitan, serta hati pun
hampir-hampir tak pernah merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang
hakiki.
Sebab, tatkala Anda bertemu dan berdekatan dengan pacar Anda, hati Anda merasa khawatir akan kehilangan dan berpisah dengannya. Begitu pula ketika Anda berpisah dan berjauhan dengan pacar Anda, hati Anda pun merasa rindu yang sangat untuk segera berjumpa dan berdekatan dengannya. Demikianlah keadaan hati orang yang berpacaran (berbuat maksiat) sebagai pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh dosa dan maksiat. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit”. (QS. Thaaha: 124)
Sebab, tatkala Anda bertemu dan berdekatan dengan pacar Anda, hati Anda merasa khawatir akan kehilangan dan berpisah dengannya. Begitu pula ketika Anda berpisah dan berjauhan dengan pacar Anda, hati Anda pun merasa rindu yang sangat untuk segera berjumpa dan berdekatan dengannya. Demikianlah keadaan hati orang yang berpacaran (berbuat maksiat) sebagai pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh dosa dan maksiat. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit”. (QS. Thaaha: 124)
Sedangkan ketenangan dan
kebahagiaan hidup, serta lapangnya dada hanya diperoleh dengan jalan
ketakwaan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala semata. Sebagaimana
firman-Nya:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (28)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (28)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)
Adapun keinginan pacar Anda untuk
segera menikahi Anda sebagai bentuk tanggung jawabnya, namun tidak
disertai dengan adanya kemampuan memberikan nafkah secara lahir dan
batin, maka yang demikian ini tidak sesuai dengan bimbingan Islam dalam
pernikahan. Sebab, keadaan seperti itu akan menimbulkan banyak kerusakan
dan akan mengurangi keharmonisan dalam berumah tangga. Apalagi kedua
orang tua masing-masing belum mengizinkan atau merestui pernikahan Anda
berdua, tentu ini sangat dilarang.
Oleh karena itu, hendaknya Anda
dan pacar Anda memperbaiki keadaan masing-masing dengan bertaubat kepada
Allah, menghiasi diri Anda dengan akhlak dan adab Islami yang mulia,
serta memohon kepada Allah agar Dia menganugerahkan kepada Anda calon
suami yang sholih dan hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Jika Anda berdua telah bertaubat,
maka dengan izin Allah, Anda berdua akan dimasukkan ke dalam golongan
hamba-hamba-Nya yang baik-baik, dan berhak mendapatkan pendamping hidup
yang baik-baik pula. Allah Ta’ala berfirman,
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (An-Nuur: 26)
Demikian jawaban atas pertanyaan yang dapat kami sampaikan. Semoga dapat menyelesaikan problem yang sedang Anda hadapi, dan menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat. Wallahu Ta’ala A’lam bish-showab.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (An-Nuur: 26)
Demikian jawaban atas pertanyaan yang dapat kami sampaikan. Semoga dapat menyelesaikan problem yang sedang Anda hadapi, dan menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat. Wallahu Ta’ala A’lam bish-showab.
Artikel Majalah Nikah Sakinah rubrik Konsultasi Pra Nikah
Dijawab oleh: Muhammad Wasitho, Lc
Dijawab oleh: Muhammad Wasitho, Lc
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer