☑
GAWAT !
▬►IRAN JAJAKI KERJASAMA TATA KELOLA MASJID DENGAN INDONESIA
KETUA Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan dari Ketua Dewan Masjid negara Iran, Muhammad Jafad Ali Akbari. Pertemuan ini guna membahas mengenai peluang kerja sama untuk kemajuan masjid di kedua negara.
“Kami membicarakan tentang kemungkinan bagaimana menjajaki kerja sama antara Dewan Masjid Indonesia dan Dewan Masjid Iran, agar saling belajar pengelolaan masjid yang baik,” kata Jusuf Kalla di Kantor DMI Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Kalla menyatakan terdapat persamaan antara pengelolaan masjid di Indonesia dan di Negara Iran yang terkenal berideologi Syiah tersebut. Persamaan itu adalah peran yang masyarakat lakukan dalam tata kelola masjid.
“Masjid di Iran sama dengan di Indonesia, semuanya dikelola masyarakat, hanya beberapa yang dikelola Pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu,
Akbari mengapresiasi pertemuan tersebut dan berharap rencana kerja sama terkait pengelolaan masjid dapat terlaksana.
“Masjid adalah tempat yang sangat penting bagi umat Muslim di dunia dan masjid adalah rumah Allah. Disamping itu, masjid juga menjadi rumah bagi masyarakat,” kata mantan wakil presiden Iran itu usai pertemuan dengan Kalla.
Dalam rapatnya,
pimpinan dewan masjid itu mengusulkan adanya perayaan Hari Masjid Sedunia. Bentuk perayaan dari peringatan itu masih dirundingkan, namun akan jatuh pada 30 Mei.
Terkait status Iran sebagai negara Syiah, Sekretaris Bidang Wakaf dan Hukum Dewan Masjid Indonesia, Fahmi Salim, berjanji akan mengawal kerjasama ini agar tidak menjadi celah bagi penyebaran ajaran Syiah di Indonesia.
“Secara pribadi dan organisasi, saya akan kawal DMI agar tidak menjadi mangsa atau alat propaganda akidah syiah di Indonesia,” katanya kepada Islampos.com saat dihubungi terpisah, Selasa (28/5/2013).
Bahkan Fahmi akan pasang badan menolak adanya syiahnisasi terkait penjajakan kerjasama ini. “Saya akan pasang badan menolak setiap celah apapun yang berpotensi Syiahnisasi,” tegasnya.
(Pz/Islampos) By Pizaro on May 28, 2013
⋙
►TEHERAN LARANG BANGUN MASJID SUNNI !!
Jahatnya Syiah :
▬ Syiah menghancurkan Masjid Sunni di Iran,
▬▬ mengadakan pelecehan mushaf dan penghancuran sekolah Qur`an,
▬▬▬ dan melarang bangun masjid Sunni di Teheran. (foto arrhmh)
Tokoh spritual Syiah,
Ali el Taskhiri, sekjen Perhimpunan Internasional Untuk Pendekatan Antar Mazhab Dalam Islam, menolak pembangunan sebuah masjid bagi kelompok SUNNI di ibukota IRAN, Teheran, sekalipun jumlah mereka di sana mencapai lebih dari 1 juta Muslim SUNNI.!!
El Taskhiri beralasan, bahwa penolakan itu dikarenakan situasi dan kondisi (sikon) yang kurang kondusif untuk mendirikan masjid bagi kaum SUNNI.
Dalam sejumlah keterangan yang disampaikannya kepada surat kabar ‘El Syorouq’ yang terbit di ALJAZAIR, ia mengatakan, sikonnya tidak memungkinkan untuk membangun masjid bagi Muslim SUNNI. Ia mengklaim, sebab penolakan itu bukan karena mereka itu adalah kelompok SUNNI tetapi hanya karena masalah teknis.!!
Menjawab pertanyaan surat kabar ALJZAIR itu seputar kapan waktu yang kondusif menurutnya untuk pembangunan masjid bagi kaum SUNNI, ia mengatakan,
▬ “Sikon seperti ini pasti akan selalu dipertimbangkan dan dipelajari oleh setiap pemerintah dan baru akan melakukannya begitu momennya sudah tepat.”
Sebelumnya,
El Taskhiri telah melontarkan kritikan pedas terhadap Syaikh Yusuf Al Qaradhawi )*** dengan menuduh yang terakhir telah memunculkan pertikaian di antara kaum Muslimin.
Kritikan itu sendiri terkait dengan upaya Al Qaradhawi )*** menyingkap rencana IRAN untuk menyebarkan paham Syiah di negeri-negeri Islam berpenganut SUNNI. Anehnya setelah itu, El Taskhiri bersama delegasi IRAN kembali meminta maaf kepada Al Qaradhawi)*** . Persisnya saat keberadaan mereka di DOHA, ibukota Qatar untuk menghadiri sebuah seminar dukungan terhadap PALESTINA dan pertemuan Ikatan Ulama Islam Internasional yang kebetulan diketahui oleh Al Qaradhawi)*** . El Taskhiri bahkan tidak sekedar meminta maaf, ia malah mencium kepala yang pertama disebut. Tindakannya ini oleh para pendampingnya ditafsirkan sebagai penerapan doktrin pokok dalam SYIAH, yaitu Taqiyyah oleh El Taskhiri.
Seperti diketahui, setelah kritikan yang dilontarkan Ali el Taskhiri (terhadap Al Qaradhawi) itu, sejumlah kelompok SYIAH menjadi berang dan menyatakan perang terhadap tokoh asal MESIR itu karena dinilai ‘menelanjangi’ kedok SYIAH.!! (almkhtsr/AS)
Masukan ini dipos pada November 3, 2008 9:32 pm/ http:// syiahberbohong.wordpress.com/ 2008/11/03/ teheran-larang-bangun-masjid-su nni/
⋙
►MASJID-MASJID AHLIS SUNNAH DIHANCURKAN DI IRAN
Perlu diketahui,
LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) di Jakarta, sebelum tahun 2000 telah menerbitkan buku tentang ratusan ulama yang dibantai di Iran zaman kekuasaan Khumeini, dan masjid-masjid Ahlis Sunnah yang dihancurkan di Iran. Daftar nama para Ulama Sunni yang dibantai dan masjid-masjid Sunni yang dihancurkan itupun dicantumkan dengan jelas disertai riwayat singkatnya. Daftar kekejaman syiah di Iran itu ditulis dalam buku berjudul Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran (Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran) oleh Abu Sulaiman Abdul Mun’im bin Mahmud al-Balusy, diterjemahkan dan diterbitkan LPPI Jakarta, 1420H/ 1999.
Di balik kedholiman itu,
▬ justru gereja Kristen ataupun sinagog Yahudi serta sekolahan-sekolahan Kristen pun ada di Teheran,
▬▬ tetapi masjid Ahlus Sunnah tidak boleh ada satupun di Teheran.
Sehingga
▬ orang Islam (Sunni) apabila berjum’atan harus ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran.
▬▬ Itulah yang perlu sekali difahami, bahwa syi’ah lebih kejam dan tidak toleran terhadap Islam dibanding orang kafir sekalipun.
⋙
►PERKEMBANGAN MASJID DI INDONESIA PALING RENDAH DIBANDING GEREJA DLL.
Sementara itu dikhabarkan, Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Iqbal Sulam menyatakan, data yang diterima dalam pembangunan rumah ibadah pada dua dekade terakhir menunjukkan bahwa perkembangan rumah ibadah umat Islam hanya 64,22 persen .
“Sedangkan pembangunan :
▬ rumah ibadah umat Kristen sebesar 131 persen,
▬ rumah ibadah umat Katolik sebesar 153 persen,
▬ rumah ibadah umat Hindu sebesar 368,9 persen
▬ dan rumah ibadah umat Budha 475,25 persen.
Tentunya hal ini tidak sebanding dengan opini yang menyudutkan umat Islam,” paparnya di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2013) seperti dikutip Sindonews.com.
►►Dari berbagai kenyataan itu, perlu diwaspadai, selama ini ALIRAN SESAT SYI'AH justru GABUNGNYA dengan NON ISLAM bahkan yang memusuhi Islam seperti Ahmadiyah.
Ketika Iran sebagai sarang syiah yang telah “sukses” dalam menghancurkan dan menghalangi masjid umat Islam (Sunni) kini MAU MERAMBAH masjid-masjid Indonesia, ▬► maka dapat dibayangkan tentu mereka akan bergabung dengan para anti Islam bahkan musuh Islam serta munafiqin. Masjid yang seharusnya sebagai sarana terbaik untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala justru dapat dipastikan akan dijadikan sarana pokok untuk jualan aliran sesat syiah. Itu jelas menyesatkan umat Islam.
Waspadalah!
(nahimunkar.com)
Raih pahala !
Bantu sebarkan artikel ini.
http://nahimunkar.com/ gawat-iran-jajaki-kerjasama-tat a-kelola-masjid-dengan-indones ia/?fb_source=pubv1
▬▬▬▬▬▬▬▬
CATATAN
)*** AL-QARADHAWI DALAM TIMBANGAN
Karena begitu banyak serangan kepada saya (lewat email & chatt), padahal blog ini hanya menayangkan artikel dari web dakwatuna.com & era**.com dan sedikit mengomentari fatwa yang plin-plan itu. Maka berikut ini saya persembahkan buat para pembaca budiman beberapa poin penting dari Kitab Al-Qaradhaawiy Fiil-Miizaan karya Syakih Sulaiman bin Shalih Al-Khurasyi, semoga ini dapat membuka mata kita.
▓░ PEMIKIRAN Dr. YUSUF AL-QARADHAWI DALAM TIMBANGAN
► Dr.Yusuf al-Qaradhawi berpendapat, bahwa orang-orang kafir itu saudara kita.
Dr.Yusuf al-Qaradhawi mengatakan :”Sebagian dari fanatisme kaum muslimin yang kita saksikan terkadang hanya sebagai reaksi terhadap fanatisme pihak lain dari saudara-saudara mereka dan warga negara non-muslim” [1]
Dia juga pernah mengatakan: ”Jika saudara-saudara dari penganut Nasrani merasa tidak senang dengan istilah ini, maka hendaklah dirubah atau dihapuskan… ” [2]
Selanjutnya, dia juga mengatakan: ”…di antara yang tidak dapat saya lupakan dalam seminar ini adalah salah seorang dari saudara kita dari kaum Qibthi mau berbicara dalam seminar ini … ” [3]
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah mengatakan:
“Orang kafir bukan sebagai saudara orang muslim. Mengenai hal itu, Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.’(QS. Al-Hujaraat:10). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang muslim itu saudara orang muslim lainnya”. Demikian, orang kafir baik Yahudi, Nasrani, penyembah berhala, Majusi, Komunis, maupun yang lainnya adalah bukan saudara orang muslim, dan tidak boleh dijadikan sahabat atau teman. Tetapi, jika pada suatu ketika dia makan bersama kita dengan tanpa menjanjikannya sebagai sahabat atau teman, atau teman, atau kebetulan makan bersama-sama, atau bertemu di suatu resepsi pernikahan, maka yang demikian itu tidak mengapa. ” [4]
Sedangkan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan :
“Adapun ucapan ‘ta akhii’ (hai saudaraku) untuk orang non-muslim, maka hukumannya adalah haram dan sama sekali tidak diperbolehkan, kecuali jika memang ada hubungan persaudaraan dari keturunan atau persusuan. Sebab, jika persaudaraan karena hubungan nasab dan persusuan itu tidak ada, maka yang tersisa hanyalah persaudaraan atas dasar agama, dan orang kafir itu bukan saudara seagama dengan orang-orang yang beriman.” [5]
► Menurut Dr.Yusuf Al-Qaradhawi, Ahlul Kitab adalah orang Muslim dengan peradaban.
Dr.Yusuf al-Qaradhawi mengatakan :
”Ahludz dzimmah dari kalangan Ahlul Kitab mempunyai posisi tersendiri, dan terhadap mereka bangsa Arab pun juga mempunyai posisi tersendiri, dan terhadap mereka bangsa arab dan kemampuan mereka berbicara dengan bahasa al-Qur’an serta penyerapan mereka terhadap kebudayaan Islam, juga keikutsertaan mereka dalam hal warisan kebudayaan dan peradaban bagi kaum muslimin dalam bentuk yang lebih besar dari yang lainnya. Dengan demikian, mereka itu muslim dengan peradaban dan kebudayaan meskipun pada hakekatnya mereka itu Kristen secara ‘aqidah dan aturan..”[6]
Yang kita ketahui secara pasti yaitu bahwa Islam adalah agama Allah Ta’ala, kita atau nenek moyang kita tidak pernah mendengar istilah “Islam peradaban” atau Islam kebudayaan” kecuali dari Dr.Yusuf al-Qaradhawi.
► Beberapa Fatwa yang ganjil
Dia pernah ditanya “Apakah hukum bermu’amalah dengan penganut agama non-Islam, baik di belahan timur maupun barat, padahal di antara mereka ada yang menjadi pemimpin kita ?” [7]
Menjawab pertanyaan itu, Dr. Yusuf al-Qaradhawi mengatakan: “Allah Ta’ala berfirman (mengenai ketetapan terhadap Bani Israil): “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik bagi manusia.”(QS.Al-Baqarah:83). Mengenai apa yang telah disyari’atkan bagi kaum muslimin, Dia berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (QS.Al-IsraaL53). Di antara ucapan yang baik dan yang lebih baik adalah mulai memberikan salam yang sesuai bagi mereka, berbasa-basi serta bermu’amalah secara baik dengan mereka, seraya menganggap hal itu sebagai salah satu sarana berdakwah kepada mereka.” [8]
Maka hal ini jelas bertentangan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Jangan kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.” [9]
Imam an-Nawawi mengatakan:
“Menurut paham kami, haram memulai salam kepada mereka, dan yang menjadi dalil bagi kami adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.” Apa yang telah menjadi pendapat kita ini, juga dikemukakan oleh mayoritas ulama dan kaum salaf pada umumnya.” [10]
Syaikh bin Baaz rahimahullah mengatakan:
“Kepada orang Kristen tidak boleh memulai memberi salam. Demikian juga kepada orang-orang kafir lainnya. Hal itu didasarkan pada sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :“Jangan kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.,” Demikian juga dengan sabda beliau: “Jika Ahlul Kitab mengucapkan salam kepada kalian maka ucapkanlah ‘wa’alaikum.” [11]
► Dr.Yusuf Al-Qaradhawi dan Ucapan Selamat Terhadap Orang Kafir
Yang lebih parah dari itu adalah fatwannya yang membolehkan memberi ucapkan ”Selamat Natal” atau “Selamat Tahun Baru” kepada kaum Nasrani. Berikut ini pertanyaan dan jawaban yang diberikan :
Pertanyaan:
Ada pesta yang diselenggarakan di sebuah rumah sakit untuk memperingati hari ulang tahun (keagamaan) dan tahun baru. Bagaimanakah hokum menghadiri pesta ini atau mengirim kartu ucapan selamat bagi para pimpinan dan juga teman atau bahkan menjawab ucapan: “Selamat Tahun Baru” atau “Selamat Natal”?
Jawaban:
“Cukup hanya dengan basa-basi dalam bentuk kartu atau yang sejenisnya dan tidak perlu menghadirinya, kecuali dalam hal itu terdapat kepentingan Islam dan Kaum Muslimin.” [12]
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:
Memberikan ucapan selamat “Hari Natal” atau hari-hari besar lainnya kepada orang-orang kafir adalah haram menurut kesepakatan ulama. Sebagaimana hal itu telah dinukil Ibnul Qayyim rahimahulla dalam kitabnya, Ahkamu Ablidz Dzimmah, dimana dia mengatakan: “Adapun memberikan ucapan selamat atas syi’ar-syi’ar keagamaan yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan ulama. Misalnya, memberikan selamat atas hari-hari besar mereka atau puasa mereka dengan mengucapkan: “Selamat Hari Raya kepada anda atau yang semisalnya……[13]
_______
Footnote :
1] lihat : Fataawa ‘Mu’aashirah (II/668)
[2] lihat : Fataawa ‘Mu’aashirah (II/870)
[3] lihat : Nahwa Wihdatin Fikriyyatin Lil ‘Aamiliin Lin Islam (hal. 81)
[4] lihat : Fataawa ‘Nuurun ’alad Darbi (I/397)
[5] lihat : Al-Majmuu’uts Tsamiin, Ibnu ’Utsaimin (3/113).
[6] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (2/671).
[7] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (2/671).
[8] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (II/2).
[9] lihat : HR. Muslima (2167).
[10] lihat : Syarh. Muslima (14/145).
[11] lihat Fataawa ’Nuurun ’alad Darbi (I/401).
[12] lihat Fataawa Mu’aashirah (II/617).
[13] lihat Al-Majmuu’uts Tsamiin (III/108-109).
GAWAT !
▬►IRAN JAJAKI KERJASAMA TATA KELOLA MASJID DENGAN INDONESIA
KETUA Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan dari Ketua Dewan Masjid negara Iran, Muhammad Jafad Ali Akbari. Pertemuan ini guna membahas mengenai peluang kerja sama untuk kemajuan masjid di kedua negara.
“Kami membicarakan tentang kemungkinan bagaimana menjajaki kerja sama antara Dewan Masjid Indonesia dan Dewan Masjid Iran, agar saling belajar pengelolaan masjid yang baik,” kata Jusuf Kalla di Kantor DMI Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Kalla menyatakan terdapat persamaan antara pengelolaan masjid di Indonesia dan di Negara Iran yang terkenal berideologi Syiah tersebut. Persamaan itu adalah peran yang masyarakat lakukan dalam tata kelola masjid.
“Masjid di Iran sama dengan di Indonesia, semuanya dikelola masyarakat, hanya beberapa yang dikelola Pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu,
Akbari mengapresiasi pertemuan tersebut dan berharap rencana kerja sama terkait pengelolaan masjid dapat terlaksana.
“Masjid adalah tempat yang sangat penting bagi umat Muslim di dunia dan masjid adalah rumah Allah. Disamping itu, masjid juga menjadi rumah bagi masyarakat,” kata mantan wakil presiden Iran itu usai pertemuan dengan Kalla.
Dalam rapatnya,
pimpinan dewan masjid itu mengusulkan adanya perayaan Hari Masjid Sedunia. Bentuk perayaan dari peringatan itu masih dirundingkan, namun akan jatuh pada 30 Mei.
Terkait status Iran sebagai negara Syiah, Sekretaris Bidang Wakaf dan Hukum Dewan Masjid Indonesia, Fahmi Salim, berjanji akan mengawal kerjasama ini agar tidak menjadi celah bagi penyebaran ajaran Syiah di Indonesia.
“Secara pribadi dan organisasi, saya akan kawal DMI agar tidak menjadi mangsa atau alat propaganda akidah syiah di Indonesia,” katanya kepada Islampos.com saat dihubungi terpisah, Selasa (28/5/2013).
Bahkan Fahmi akan pasang badan menolak adanya syiahnisasi terkait penjajakan kerjasama ini. “Saya akan pasang badan menolak setiap celah apapun yang berpotensi Syiahnisasi,” tegasnya.
(Pz/Islampos) By Pizaro on May 28, 2013
⋙
►TEHERAN LARANG BANGUN MASJID SUNNI !!
Jahatnya Syiah :
▬ Syiah menghancurkan Masjid Sunni di Iran,
▬▬ mengadakan pelecehan mushaf dan penghancuran sekolah Qur`an,
▬▬▬ dan melarang bangun masjid Sunni di Teheran. (foto arrhmh)
Tokoh spritual Syiah,
Ali el Taskhiri, sekjen Perhimpunan Internasional Untuk Pendekatan Antar Mazhab Dalam Islam, menolak pembangunan sebuah masjid bagi kelompok SUNNI di ibukota IRAN, Teheran, sekalipun jumlah mereka di sana mencapai lebih dari 1 juta Muslim SUNNI.!!
El Taskhiri beralasan, bahwa penolakan itu dikarenakan situasi dan kondisi (sikon) yang kurang kondusif untuk mendirikan masjid bagi kaum SUNNI.
Dalam sejumlah keterangan yang disampaikannya kepada surat kabar ‘El Syorouq’ yang terbit di ALJAZAIR, ia mengatakan, sikonnya tidak memungkinkan untuk membangun masjid bagi Muslim SUNNI. Ia mengklaim, sebab penolakan itu bukan karena mereka itu adalah kelompok SUNNI tetapi hanya karena masalah teknis.!!
Menjawab pertanyaan surat kabar ALJZAIR itu seputar kapan waktu yang kondusif menurutnya untuk pembangunan masjid bagi kaum SUNNI, ia mengatakan,
▬ “Sikon seperti ini pasti akan selalu dipertimbangkan dan dipelajari oleh setiap pemerintah dan baru akan melakukannya begitu momennya sudah tepat.”
Sebelumnya,
El Taskhiri telah melontarkan kritikan pedas terhadap Syaikh Yusuf Al Qaradhawi )*** dengan menuduh yang terakhir telah memunculkan pertikaian di antara kaum Muslimin.
Kritikan itu sendiri terkait dengan upaya Al Qaradhawi )*** menyingkap rencana IRAN untuk menyebarkan paham Syiah di negeri-negeri Islam berpenganut SUNNI. Anehnya setelah itu, El Taskhiri bersama delegasi IRAN kembali meminta maaf kepada Al Qaradhawi)*** . Persisnya saat keberadaan mereka di DOHA, ibukota Qatar untuk menghadiri sebuah seminar dukungan terhadap PALESTINA dan pertemuan Ikatan Ulama Islam Internasional yang kebetulan diketahui oleh Al Qaradhawi)*** . El Taskhiri bahkan tidak sekedar meminta maaf, ia malah mencium kepala yang pertama disebut. Tindakannya ini oleh para pendampingnya ditafsirkan sebagai penerapan doktrin pokok dalam SYIAH, yaitu Taqiyyah oleh El Taskhiri.
Seperti diketahui, setelah kritikan yang dilontarkan Ali el Taskhiri (terhadap Al Qaradhawi) itu, sejumlah kelompok SYIAH menjadi berang dan menyatakan perang terhadap tokoh asal MESIR itu karena dinilai ‘menelanjangi’ kedok SYIAH.!! (almkhtsr/AS)
Masukan ini dipos pada November 3, 2008 9:32 pm/ http://
⋙
►MASJID-MASJID AHLIS SUNNAH DIHANCURKAN DI IRAN
Perlu diketahui,
LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) di Jakarta, sebelum tahun 2000 telah menerbitkan buku tentang ratusan ulama yang dibantai di Iran zaman kekuasaan Khumeini, dan masjid-masjid Ahlis Sunnah yang dihancurkan di Iran. Daftar nama para Ulama Sunni yang dibantai dan masjid-masjid Sunni yang dihancurkan itupun dicantumkan dengan jelas disertai riwayat singkatnya. Daftar kekejaman syiah di Iran itu ditulis dalam buku berjudul Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran (Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran) oleh Abu Sulaiman Abdul Mun’im bin Mahmud al-Balusy, diterjemahkan dan diterbitkan LPPI Jakarta, 1420H/ 1999.
Di balik kedholiman itu,
▬ justru gereja Kristen ataupun sinagog Yahudi serta sekolahan-sekolahan Kristen pun ada di Teheran,
▬▬ tetapi masjid Ahlus Sunnah tidak boleh ada satupun di Teheran.
Sehingga
▬ orang Islam (Sunni) apabila berjum’atan harus ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran.
▬▬ Itulah yang perlu sekali difahami, bahwa syi’ah lebih kejam dan tidak toleran terhadap Islam dibanding orang kafir sekalipun.
⋙
►PERKEMBANGAN MASJID DI INDONESIA PALING RENDAH DIBANDING GEREJA DLL.
Sementara itu dikhabarkan, Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Iqbal Sulam menyatakan, data yang diterima dalam pembangunan rumah ibadah pada dua dekade terakhir menunjukkan bahwa perkembangan rumah ibadah umat Islam hanya 64,22 persen .
“Sedangkan pembangunan :
▬ rumah ibadah umat Kristen sebesar 131 persen,
▬ rumah ibadah umat Katolik sebesar 153 persen,
▬ rumah ibadah umat Hindu sebesar 368,9 persen
▬ dan rumah ibadah umat Budha 475,25 persen.
Tentunya hal ini tidak sebanding dengan opini yang menyudutkan umat Islam,” paparnya di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2013) seperti dikutip Sindonews.com.
►►Dari berbagai kenyataan itu, perlu diwaspadai, selama ini ALIRAN SESAT SYI'AH justru GABUNGNYA dengan NON ISLAM bahkan yang memusuhi Islam seperti Ahmadiyah.
Ketika Iran sebagai sarang syiah yang telah “sukses” dalam menghancurkan dan menghalangi masjid umat Islam (Sunni) kini MAU MERAMBAH masjid-masjid Indonesia, ▬► maka dapat dibayangkan tentu mereka akan bergabung dengan para anti Islam bahkan musuh Islam serta munafiqin. Masjid yang seharusnya sebagai sarana terbaik untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala justru dapat dipastikan akan dijadikan sarana pokok untuk jualan aliran sesat syiah. Itu jelas menyesatkan umat Islam.
Waspadalah!
(nahimunkar.com)
Raih pahala !
Bantu sebarkan artikel ini.
http://nahimunkar.com/
▬▬▬▬▬▬▬▬
CATATAN
)*** AL-QARADHAWI DALAM TIMBANGAN
Karena begitu banyak serangan kepada saya (lewat email & chatt), padahal blog ini hanya menayangkan artikel dari web dakwatuna.com & era**.com dan sedikit mengomentari fatwa yang plin-plan itu. Maka berikut ini saya persembahkan buat para pembaca budiman beberapa poin penting dari Kitab Al-Qaradhaawiy Fiil-Miizaan karya Syakih Sulaiman bin Shalih Al-Khurasyi, semoga ini dapat membuka mata kita.
▓░ PEMIKIRAN Dr. YUSUF AL-QARADHAWI DALAM TIMBANGAN
► Dr.Yusuf al-Qaradhawi berpendapat, bahwa orang-orang kafir itu saudara kita.
Dr.Yusuf al-Qaradhawi mengatakan :”Sebagian dari fanatisme kaum muslimin yang kita saksikan terkadang hanya sebagai reaksi terhadap fanatisme pihak lain dari saudara-saudara mereka dan warga negara non-muslim” [1]
Dia juga pernah mengatakan: ”Jika saudara-saudara dari penganut Nasrani merasa tidak senang dengan istilah ini, maka hendaklah dirubah atau dihapuskan… ” [2]
Selanjutnya, dia juga mengatakan: ”…di antara yang tidak dapat saya lupakan dalam seminar ini adalah salah seorang dari saudara kita dari kaum Qibthi mau berbicara dalam seminar ini … ” [3]
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah mengatakan:
“Orang kafir bukan sebagai saudara orang muslim. Mengenai hal itu, Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.’(QS. Al-Hujaraat:10). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang muslim itu saudara orang muslim lainnya”. Demikian, orang kafir baik Yahudi, Nasrani, penyembah berhala, Majusi, Komunis, maupun yang lainnya adalah bukan saudara orang muslim, dan tidak boleh dijadikan sahabat atau teman. Tetapi, jika pada suatu ketika dia makan bersama kita dengan tanpa menjanjikannya sebagai sahabat atau teman, atau teman, atau kebetulan makan bersama-sama, atau bertemu di suatu resepsi pernikahan, maka yang demikian itu tidak mengapa. ” [4]
Sedangkan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan :
“Adapun ucapan ‘ta akhii’ (hai saudaraku) untuk orang non-muslim, maka hukumannya adalah haram dan sama sekali tidak diperbolehkan, kecuali jika memang ada hubungan persaudaraan dari keturunan atau persusuan. Sebab, jika persaudaraan karena hubungan nasab dan persusuan itu tidak ada, maka yang tersisa hanyalah persaudaraan atas dasar agama, dan orang kafir itu bukan saudara seagama dengan orang-orang yang beriman.” [5]
► Menurut Dr.Yusuf Al-Qaradhawi, Ahlul Kitab adalah orang Muslim dengan peradaban.
Dr.Yusuf al-Qaradhawi mengatakan :
”Ahludz dzimmah dari kalangan Ahlul Kitab mempunyai posisi tersendiri, dan terhadap mereka bangsa Arab pun juga mempunyai posisi tersendiri, dan terhadap mereka bangsa arab dan kemampuan mereka berbicara dengan bahasa al-Qur’an serta penyerapan mereka terhadap kebudayaan Islam, juga keikutsertaan mereka dalam hal warisan kebudayaan dan peradaban bagi kaum muslimin dalam bentuk yang lebih besar dari yang lainnya. Dengan demikian, mereka itu muslim dengan peradaban dan kebudayaan meskipun pada hakekatnya mereka itu Kristen secara ‘aqidah dan aturan..”[6]
Yang kita ketahui secara pasti yaitu bahwa Islam adalah agama Allah Ta’ala, kita atau nenek moyang kita tidak pernah mendengar istilah “Islam peradaban” atau Islam kebudayaan” kecuali dari Dr.Yusuf al-Qaradhawi.
► Beberapa Fatwa yang ganjil
Dia pernah ditanya “Apakah hukum bermu’amalah dengan penganut agama non-Islam, baik di belahan timur maupun barat, padahal di antara mereka ada yang menjadi pemimpin kita ?” [7]
Menjawab pertanyaan itu, Dr. Yusuf al-Qaradhawi mengatakan: “Allah Ta’ala berfirman (mengenai ketetapan terhadap Bani Israil): “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik bagi manusia.”(QS.Al-Baqarah:83). Mengenai apa yang telah disyari’atkan bagi kaum muslimin, Dia berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (QS.Al-IsraaL53). Di antara ucapan yang baik dan yang lebih baik adalah mulai memberikan salam yang sesuai bagi mereka, berbasa-basi serta bermu’amalah secara baik dengan mereka, seraya menganggap hal itu sebagai salah satu sarana berdakwah kepada mereka.” [8]
Maka hal ini jelas bertentangan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Jangan kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.” [9]
Imam an-Nawawi mengatakan:
“Menurut paham kami, haram memulai salam kepada mereka, dan yang menjadi dalil bagi kami adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.” Apa yang telah menjadi pendapat kita ini, juga dikemukakan oleh mayoritas ulama dan kaum salaf pada umumnya.” [10]
Syaikh bin Baaz rahimahullah mengatakan:
“Kepada orang Kristen tidak boleh memulai memberi salam. Demikian juga kepada orang-orang kafir lainnya. Hal itu didasarkan pada sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :“Jangan kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.,” Demikian juga dengan sabda beliau: “Jika Ahlul Kitab mengucapkan salam kepada kalian maka ucapkanlah ‘wa’alaikum.” [11]
► Dr.Yusuf Al-Qaradhawi dan Ucapan Selamat Terhadap Orang Kafir
Yang lebih parah dari itu adalah fatwannya yang membolehkan memberi ucapkan ”Selamat Natal” atau “Selamat Tahun Baru” kepada kaum Nasrani. Berikut ini pertanyaan dan jawaban yang diberikan :
Pertanyaan:
Ada pesta yang diselenggarakan di sebuah rumah sakit untuk memperingati hari ulang tahun (keagamaan) dan tahun baru. Bagaimanakah hokum menghadiri pesta ini atau mengirim kartu ucapan selamat bagi para pimpinan dan juga teman atau bahkan menjawab ucapan: “Selamat Tahun Baru” atau “Selamat Natal”?
Jawaban:
“Cukup hanya dengan basa-basi dalam bentuk kartu atau yang sejenisnya dan tidak perlu menghadirinya, kecuali dalam hal itu terdapat kepentingan Islam dan Kaum Muslimin.” [12]
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:
Memberikan ucapan selamat “Hari Natal” atau hari-hari besar lainnya kepada orang-orang kafir adalah haram menurut kesepakatan ulama. Sebagaimana hal itu telah dinukil Ibnul Qayyim rahimahulla dalam kitabnya, Ahkamu Ablidz Dzimmah, dimana dia mengatakan: “Adapun memberikan ucapan selamat atas syi’ar-syi’ar keagamaan yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan ulama. Misalnya, memberikan selamat atas hari-hari besar mereka atau puasa mereka dengan mengucapkan: “Selamat Hari Raya kepada anda atau yang semisalnya……[13]
_______
Footnote :
1] lihat : Fataawa ‘Mu’aashirah (II/668)
[2] lihat : Fataawa ‘Mu’aashirah (II/870)
[3] lihat : Nahwa Wihdatin Fikriyyatin Lil ‘Aamiliin Lin Islam (hal. 81)
[4] lihat : Fataawa ‘Nuurun ’alad Darbi (I/397)
[5] lihat : Al-Majmuu’uts Tsamiin, Ibnu ’Utsaimin (3/113).
[6] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (2/671).
[7] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (2/671).
[8] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (II/2).
[9] lihat : HR. Muslima (2167).
[10] lihat : Syarh. Muslima (14/145).
[11] lihat Fataawa ’Nuurun ’alad Darbi (I/401).
[12] lihat Fataawa Mu’aashirah (II/617).
[13] lihat Al-Majmuu’uts Tsamiin (III/108-109).
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer