Ada ilmu yang mesti diperhatikan
sebelum melaksanakan puasa Ramadhan. Ada larangan yang berisi perintah
untuk tidak berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan. Karena ada yang punya tujuan melaksanakan puasa sebelum itu untuk hati-hati atau hanya sekedar melaksanakan puasa sunnah biasa.
Hadits yang membicarakan hal ini disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom hadits no. 650 sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda,
لاَ تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ
"Janganlah kalian berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan kecuali seseorang yang punyakebiasaan puasa, maka bolehlah ia berpuasa." (HR. Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Dalil
ini adalah larangan berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan karena
ingin hati-hati dalam penentuan awal Ramadhan atau hanya ingin
melaksanakan puasa sunnah biasa (puasa sunnah mutlak).
2- Larangan di sini adalah larangan haram, menurut pendapat lebih kuat karena hukum asal larangan demikian sampai ada dalil yang menyatakan berbeda.
3- Dikecualikan
di sini kalau seseorang yang punya kebiasaan puasa tertentu seperti
puasa Senin Kamis, atau puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak puasa),
kalau dilakukan satu atau dua hari sebelum Ramadhan, maka tidaklah
mengapa.
4- Begitu pula dikecualikan jika seseorang ingin melaksanakan puasa wajib, seperti puasa nadzar,
kafaroh atau qodho' puasa Ramadhan yang lalu, itu pun masih dibolehkan
dan tidak termasuk dalam larangan hadits yang kita kaji.
5- Hikmah
larangan ini adalah supaya bisa membedakan antara amalan wajib (puasa
Ramadhan) dan amalan sunnah. Juga supaya kita semakin semangat
melaksanakan awal puasa Ramadhan. Di samping itu, hukum puasa berkaitan
dengan melihat hilal (datangnya awal bulan). Maka orang yang mendahului
Ramadhan dengan sehari atau dua hari puasa sebelumnya berarti
menyelisihi ketentuan ini.
6- Ada hadits yang berbunyi,
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلاَ تَصُومُوا
"Jika sudah mencapai separuh dari bulan Sya'ban, janganlah kalian berpuasa." (HR.
Abu Daud no. 2337). Hadits ini seakan-akan bertentangan dengan hadits
yang sedang kita kaji yang menyatakan larangan berpuasa satu atau
dua hari sebelum Ramadhan. Artinya, puasa sebelum itu masih boleh
meskipun setelah pertengahan Sya'ban. Dan sebenarnya, hadits ini pun
terdapat perselisihan pendapat mengenai keshahihannya. Jika hadits
tersebut shahih, maka yang dimaksudkan adalah larangan puasa sunnah mutlak yang dimulai dari pertengahan bulan Sya'ban. Adapun jika seseorang punya kebiasaan puasa seperti puasa Senin-Kamis,
puasa Daud, atau ingin menyambung puasa Sya'ban karena separuh pertama
melakukannya, begitu pula karena ingin mengqodho' puasa Ramadhan, maka
seperti itu tidaklah masuk dalam larangan berpuasa setelah pertengahan
Sya'ban.
7- Islam memberikan batasan dalam
melakukan persiapan sebelum melakukan amalan sholih seperti yang
dimaksudkan dalam hadits ini untuk puasa Ramadhan.
Semoga sajian singkat di sore ini bermanfaat bagi pengunjung Rumaysho.Com sekalian sebagai persiapan ilmu sebelum Ramadhan. Wallahu waliyyut taufiq.
Referensi:
Fathu Dzil Jalali wal Ikrom bi Syarh Bulughil Marom, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, 7: 18-27.
Minhatul ‘Allam fii Syarh Bulughil Marom, Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan ketiga, tahun 1432 H, 5: 7-8.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer