Segelintir orang bertanya mengenai kehalalan cuka, yang dalam bahasa
Inggris disebut vinegar, dalam bahasa kimianya disebut asam asetat.
Apakah vinegar atau cuka ini dihukumi halal ataukah haram?Di antara
alasan yang mengharamkan vinegar ini karena merupakan turunan dari
alkohol. Thoyyiblah, kita lihat ulasan ringkas dari Rumaysho.Com akan
masalah ini.
Sekilas Mengenal Asam Asetat
Beberapa ulasan dari wikipedia sengaja dinukil dan disusun sebagai berikut.
Apa itu Asam Asetat atau Asam Cuka?
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Bagaimana Sifat Asam Asetat?
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan
dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar,
kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar
atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah
kontak. Sarung tangan latex tidak melindungi dari asam asetat, sehingga
dalam menangani senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet
nitril. Asam asetat pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun
dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 °C
(102 °F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di udara
(ambang ledakan: 5,4%-16%).
Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui
fermentasi bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat
dihasilkan melalui jalur alami, namun kebanyakan hukum yang mengatur
bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka haruslah berasal dari proses
biologis. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia, 75% di
antaranya diproduksi melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternatif.
Mengenai Cuka yang Diproduksi dari Alkohol
Acetobacter adalah sebuah genus bakteri penghasil asam
asetat, ditandai dengan kemampuannya mengubah etanol (alkohol) menjadi
asam asetat (asam cuka) dengan bantuan udara. Ada beberapa bakteri dari
golongan lain yang mampu menghasilkan asam asetat dalam kondisi
tertentu, namun semua anggota genus Acetobacter dikenal memiliki
kemampuan ini.
Bakteri-bakteri Acetobacter dikenal penting secara komersial, antara
lain karena dapat digunakan dalam produksi cuka (dengan sengaja mengubah
etanol pada anggur menjadi asam asetat namun dapat juga merusak anggur,
dengan menghasilkan asam asetat atau etil asetat, yang merusak rasa
anggur tersebut.
Pertumbuhan Acetobacter pada anggur dapat dicegah dengan sanitasi
yang efektif, pemisahan udara dari anggur secara sempurna, maupun
penggunaan secukupnya sulfur dioksida sebagai pengawet pada anggur.
Di laboratorium, Acetobacter dikenali dengan mudah dengan pertumbuhan
koloninya di medium yang mengandung 7% etanol, dan ditambahi kalsium
karbonat secukupnya untuk memburamkan medium sebagian. Ketika koloni
tersebut membentuk asam asetat yang cukup, kalsium karbonat kemudian
melarut sehingga terbentuk daerah bening yang jelas pada medium.
(Wikipedia)
Hukum Cuka Vinegar
Cuka atau vinegar asalnya dihukumi halal. Allah Ta'ala berfirman,
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
"Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah : 57).
Cuka termasuk makanan yang thoyyib (baik). Tidak ada dalil
yang mengharamkan cuka sehingga cuka dihukumi halal sebagaimana asalnya.
Dalil yang mendukung cuka adalah makanan yang thoyyib adalah hadits
dari 'Aisyah berikut, di mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَ الأُدُمُ - أَوِ الإِدَامُ - الْخَلُّ
“Sebaik-baik bumbu dan lauk adalah cuka” (HR. Muslim no. 2051).
Juga ada hadits dari Jabir bin 'Abdillah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertanya kepada keluarganya tentang lauk. Mereka lantas menjawab bahwa tidak di sisi mereka selain cuka. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda,
نِعْمَ الأُدُمُ الْخَلُّ نِعْمَ الأُدُمُ الْخَلُّ
“Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR. Muslim no. 2052).
Rincian Hukum Cuka dari Mana Cuka Berasal
Ada beberapa rincian hukum cuka dari mana cuka berasal sebagai berikuta:
1- Jika cuka berasal dari khomr (segala
sesuatu yang memabukkan), lalu diolah dengan tangan manusia menjadi
cuka, maka tidaklah halal. Hadits yang mendukung hal ini,
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَبَا طَلْحَةَ سَأَلَ النَّبِىَّ -صلى الله
عليه وسلم- عَنْ أَيْتَامٍ وَرِثُوا خَمْرًا قَالَ « أَهْرِقْهَا ». قَالَ
أَفَلاَ أَجْعَلُهَا خَلاًّ قَالَ « لاَ »
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Abu Tholhah pernah bertanya pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai anak yatim yang diwarisi khomr. Lantas beliau katakan, "Musnahkan khomr tersebut." Lalu Abu Tholhah bertanya, "Bolehkah aku mengolahnya menjadi cuka?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Tidak boleh." (HR. Abu Daud no. 3675. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa ini adalah penjelasan yang amat jelas
bahwa khomr jika diolah menjadi cuka (dengan tangan manusia), maka itu
tidak dibolehkan. Jika hal itu dibolehkan, maka tentu harta anak yatim
lebih pantas untuk diperlakukan seperti itu karena harta mereka sudah
sepantasnya dijaga, dikembangkan dan diperhatikan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga
melarang membuang-buang harta. Jika diperintah untuk dimusnahkan
berarti yang dimaksud adalah membuang-buang harta. Maka sudah dimaklumi
bahwa mengolah khomr menjadi cuka tidak membuat khomr tersebut jadi
suci.
2- Jika khomr berubah dari cuka dengan sendiri
(secara alami). Maka ini kembali ke hukum asal cuka yang telah diulas,
yaitu suci dan halal. Imam Malik rahimahullah sampai-sampai
mengatakan, "Aku tidak suka seorang muslim mewariskan khomr lantas khomr
tersebut diolah (dengan tangan) lantas menjadi cuka. Namun jika khomr
tersebut menjadi cuka dengan sendirinya, maka tidak mengapa untuk
disantap."
3- Jika alkohol bukan aslinya dari khomr,
maka tidak ada masalah. Seperti yang kita lihat dari proses saat ini
yang berlaku, cuka (asam asetat) diproduksi bukan dari khomr, tetapi
dari proses fermentasi tetes tebu, yang diolah menjadi alkohol, lalu
aldehid dan menjadi asam asetat.
Silakan lihat pembagian di atas dari Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, 22: 121 dan Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 113941.
Semoga Allah beri hidayah dan menjadi ilmu yang bermanfaat.
---
Saat safar di Puncak Bogor, Hotel Parama, 15 Sya'ban 1434 H
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer