“Dulu,
diriku termasuk anak muda yang menggandrungi pemikiran pemikiran
produk Islam liberal, tapi itu dulu, sekarang aku sudah tobat dari
Islam liberal. Tentu ada yang bertanya,mengapa aku memutuskan tobat dari
Islam liberal?
Dalam
perjalanan hidup aku pernah merasa kebosanan yang amat sangat dengan
kajian kajian Islam model lama kemudian tampa sengaja aku menemukan
Islam Liberal, mereka menawarkan sesuatu yang ”baru” dalam mengkaji
Islam.
Namun
setelah ke sini sini aku pun menyadari bahwa ternyata apa yang mereka
lakukan tidak lain hanyalah menyontek, ya, Islam liberal memang meniru
Yahudi Liberal. Lihatlah bagaimana kaum Yahudi Liberal merontokkan
pondasi pondasi dasar agama Yahudi, di mana mereka setuju dengan
pernikahan sejenis bahkan membuka jasa konsultasi pernikahan sejenis.
Menurut mereka agama Yahudi bisa saja di rombak sesuai dengan
perkembangan zaman.
Bandingkan
dengan Islam Liberal, bagaimana mereka mendukung penuh Irshad Manji
seorang aktivis lesbian, para aktivis Islam liberal juga telah menulis
sebuah buku aneh yang mereka beri judul,” Indahnya kawin sesama jenis”.
Apa enggak serem?
Kedepannya
bisa jadi mereka akan merombak ajaran Islam secara besar besaran
sebagaimana yang telah di lakukan oleh seniornya dari kalangan Yahudi
Liberal. Tanda tandanya udah ada, lihat saja bagaimana mereka secara
gigih mendukung RUU kesetaraan gender. Padahal sudah dari sononya laki
laki dan perempuan itu beda.
Berbagai
pemikiran aneh bin ajaib akan terus mereka keluarkan. Saat ini banyak
generasi muda Islam yang mengagumi Islam liberal, saya kira wajar aja
mengingat generasi muda masih dalam proses pencarian.
Menurutku,
Islam ya Islam, enggak ada Islam liberal, Islam moderat atau Islam
radikal, itu semua adalah asesoris yang sengaja di tempelkan sehingga
Islam tampak mempunyai banyak wajah.
Sekarang
aku hanya menjalankan Islam tampa berminat lagi dengan pemikiran
pemikiran aneh. PR umat Islam juga menumpuk, mengapa kita begitu asyik
dengan dunia pemikiran yang melangit sedangkan kita sekarang masih
tinggal di bumi?
Menurutku
menyantuni anak yatim, mengayomi fakir miskin lebih bermamfaat
daripada tenggelam dalam dunia pemikiran aneh tapi tampa daya gerak
dalam mengentaskan persoalan umat. Umat Islam yang miskin tidak butuh
pemikiran aneh tapi mereka butuh uang untuk membeli beras dan minyak
sayur.
Daripada
tenggelam dalam dunia pemikiran yang aneh aneh mengapa kita tidak
menyibukkan diri membantu janda janda tua, abang abang becak, mbok mbok
yang berdagang sayur. Daripada asyik masyuk dengan berbagai teori yang
jelimet tentang Islam lebih baik kita terjun langsung ke lapangan, ikut
bersih bersih lingkungan, mungutin sampah di jalanan atau membersihkan
sungai sungai kita yang kotornya, nauzubillah.
Ya,
sekarang aku lebih suka dengan generasi muda Islam yang mempraktekan
Islam secara nyata daripada anak muda Islam yang kutu buku tapi diam
saja melihat tetanganya kerja bakti. Aku lebih respek dengan generasi
muda Islam yang bersih bersih got daripada anak muda Islam yang bangga
paham berbagai teori teori tentang ajaran Islam tapi penampilannya dekil
karena jarang mandi.
Aku
suka dengan generasi muda Islam yang menjadi solusi nyata bagi
lingkungan sekitarnya daripada generasi muda Islam yang asyik berdiskusi
sampai pagi sehingga sholat subuhnya kelewat. Aku senang dengan
generasi muda Islam yang kamar kostnya tampak rapi dan bersih walau
mereka tidak menguasai filsafat Ibnu Arabi. Daripada generasi muda islam
yang katanya sudah banyak membaca teks teks berat tapi kamarnya
berantakan seperti kapal pecah.
Sekarang, aku sudah tobat dari yang namanya Islam liberal dan kembali ke pangkuan Islam tampa embel embel.” (Choirul Hisyam)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer