“Sesungguhnya daulah bani Umayah hancur disebabkan oleh Ja’ad Al Mu’athil.”[1] Dan berkata:”Jika muncul kebid’ahan-kebid’ahan yang menyelisihi Rasulullah maka Allah akan akan membalas (dengan kejelekan) pada orang yang menyelisihi Rasul dan memberi kemenangan kepada yang lainnya.”[2].
Dan
dalam tempat yang lain beliau berkata: “Maka iman kepada Rasul dan
Jihad membela agamanya adalah sebab kebaikan dunia dan akhirat dan
sebaliknya kebid’ahan dan penyimpangan agama serta penyelisihan
terhadap sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam adalah sebab kejelekan dunia dan akhirat.”[3]
Bahaya
syiah terhadap kaum muslimin merupakan satu kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri oleh setiap muslim lebih-lebih yang telah meneliti dan
membaca sejarah mereka sejak masa awal pertumbuhan dan perkembangannya
sampai saat ini, rentang waktu yang cukup panjang dengan segala
peristiwa berdarah yang telah menumpahkan darah ribuan bahkan jutaan
kaum muslimin.
Mengenal dan
meneliti bahaya dan implikasi syiah merupakan pembahasan yang cukup
luas dan panjang lagi penting agar setiap muslim dapat mengambil
pelajaran, kemudian tidak terperosok dalam satu lubang berkali-kali.
Apalagi dimasa sekarang mereka telah berusaha dengan segala sarana dan
prasarana yang mereka miliki untuk menyebarkan dakwah mereka di seluruh
pelosok dunia dengan perlahan-lahan namun pasti yang pada akhirnya
mereka akan menampakkan hakikatnya bila telah mencapai apa yang menjadi
tujuan mereka. Oleh sebab itu memahamkan masyarakat Islam tentang
bahaya mereka dalam ideologi, politik, ekonomi dan sosial kaum muslimin
saat ini merupakan hal yang mendesak, karena besarnya bahaya syiah
terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat dan Negara Islam, apalagi
di Indonesia yang kebanyakan kaum muslimin belum mengenal siapa mereka
dan bagaimana bahaya mereka terhadap kaum muslimin ditambah lagi dengan
munculnya nama-nama baru perwujudan dari syiah ini seperti IJABI
(Ikatan Jamaah Ahlil Bait Indonesia),[4] yang telah mulai menancapkan kuku-kuku beracunnya ke dalam tubuh kaum muslimin dengan tameng kecintaan ahlil bait.
Mudah-mudahan dengan pembahasan ini dapat memberikan peringatan kepada
segenap kaum muslimin dan menjadi teguran kepada sebagian kaum
muslimin yang mencoba menganggap syiah sebagai kawan dan sahabat, dan
menganggap mereka tidak membahayakan dan merugikan kaum muslimin.
Bahaya Syiah terhadap Ideologi dan Pemikiran Kaum Muslimin
Bahaya mereka dalam bidang ini banyak sekali, diantaranya:
1.
Memasukkan kesyirikan kedalam masyarakat Islam bahkan sebagian Ahlil
Ilmu menetapkan mereka sebagai orang yang pertama membuat kesyirikan
dan penyembahan kubur pada umat Islam.
Hal
ini terjadi lantaran sikap ekstrim mereka dalam mencintai para imam
Syiah, sehingga membawa mereka kepada sikap ekstrim terhadap kuburan,
dan membuat riwayat-riwayat yang dijadikan oleh mereka sebagai dasar
amalan tersebut.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Ar Rodd Alal Akhnaa’iy hal.47
: “Orang pertama yang memalsukan hadits-hadits pembolehan bepergian
untuk menziarohi keramat-keramat yang ada diatas kuburan adalah ahlil
bidah dari kalangan Rafidhah (Syiah) dan yang
sejenisnya dari orang-orang yang meninggalkan masjid dan mengagungkan
tempat keramat yang ada padanya kesyirikan, kedustaan dan kebid’ahan
terhadap agama Islam yang tidak ada padanya hujjah dari Allah Ta’ala ,
karena Al kitab dan As Sunnah hanya menyebutkan ibadah di masjid-masjid dan tidak di tempat-tempat keramat.”
Sekarang
tempat-tempat keramat dan tempat-tempat ziaroh syiah menjadi tempat
kesyirikan dan paganis, dan ini dapat dilihat di negeri-negeri Syiah
seperti Iran demikian juga buku-buku mereka memperbolehkan bahkan
menyeru kepada kesyirikan tersebut.
Syaikh
Musa Jaarullah berkata, setelah menziarohi negara Iran dan Irak dan
tinggal disana beberapa bulan bahwa dia telah melihat tempat-tempat
keramat dan kuburan-kuburan ditempat mereka disembah.
Syaikh Abul Hasan Annadwiy berkata tentang bangunan keramat di kuburan Ali Ar Ridha dalam makalahnyaMin Nahri Kaabul Ila Nahri Al Yarmuuk hal 93 majalah Al I’tishom,
tahun (41) edisi ke-3 setelah menziarohi Iran : “Setiap orang asing
yang menziarohi keramat Ali Ar Ridho akan merasa seakan-akan di dalam
masjid Al Haram, dia mendengar teriakan, tangisan dan desis ratapan,
dipenuhi oleh laki-laki dan perempuan , dihiasi dengan hiasan-hiasan
yang megah yang dibuat dengan harta benda yang sangat banyak sekali.”[5]
Imam Al Aluusiy pengarang kitab At Tuhfah Al Itsba Asyariyah menyatakan,
bahwa mereka (kaum syiah) selalu ekstrim menyembah dan menthawaf-i
kuburan para imam mereka bahkan sampai shalat menghadapnya tidak
menghadap Ka’bah dan masih banyak lagi yang lainnya yang pernah
dilakukan oleh kaum musyrikin terhadap berhala mereka. [6]
Kemudian
beliau berkata: “Jika ada padamu keraguan tentang hal itu silahkan
pergi ke sebagian tempat keramat-keramat mereka agar kamu melihat
kenyataan ini dengan kedua matamu.”[7]
Inilah
persaksian mereka yang telah melihat langsung keadaan mereka akan
tetapi amat disayangkan musibah dan bencana ini akhirnya terbawa dan
masuk kenegeri-negeri Islam dan menjadi kebiasaan sebagian kaum
muslimin sehingga merusak aqidah dan ideologi mereka.
2. Merusak agama Islam dan menyesatkan kaum muslimin
Demikianlah
pemikiran syiah dengan segala keanehan dan kesesatannya terus
didakwahkan dan disebarkan dengan segala sarana yang mereka miliki
untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang yang akan mengikutinya dan
semakin banyak orang yang meninggalkan agama Islam yang shahih dengan
segala provokasi para syaikh mereka yang selalu berusaha memperbanyak
jumlah pengikut mereka. Provokasi ini didasarkan diatas kedustaan dan
penipuan yang mereka pakai dalam menipu pengikut mereka dan orang-orang
awam dari kaum muslimin diantaranya adalah slogan tidak ada perbedaan
antaraSunni dan Syiah dan pernyataan mereka bahwa keganjilan ajaran syiah sesungguhnya ada dasarnya di dalam riwayat-riwayat ahli sunnah.
Tidak
diragukan lagi dakwah dan penyebaran aqidah Syiah dan provokasi yang
berisi ketetapan syiah merupakan bagian dari Islam adalah salah satu
sebab penting dalam usaha merusak dan menyesatkan kaum muslimin,
apalagi sekarang ada Negara Ayatullah di Iran yang mereka
jadikan sarana untuk menghadapi kemunculan dan kebangkitan Islam karena
munculnya Negara yang merusak citra keindahan dan kesempurnaan Islam,
dan memberi gambaran yang berlawanan dengan keinginan dan kebangkitan
Islam yang sejati akan menghapus dan mengendorkan semangat dan
keinginan untuk bangkit mendirikan kekhilafahan yang berdasarkan kepada
Al Quran dan As Sunnah. Di dada para pemuda Islam, hal ini telah
dimanfaatkan oleh para penjajah (kolonialis) dan mereka sangat
bergembira dan memperhatikan kemunculan pemikiran dan ajaran-ajaran
kebid’ahan melalui orang-orang yang dinamakan Orientalis yang
memiliki kedudukan, seperti penasehat bagi kementrian luar negeri
mereka dan mereka tidak pernah lupa dengan sejarah mereka terhadap kaum
muslimin.
Bagaimanapun juga,
munculnya Syiah dengan ajaran-ajaran anehnya tanpa diragukan lagi
menghambat manusia untuk berjalan dijalan Allah dan menyesatkan kaum
muslimin dari agamanya yang lurus.
3. Penyebab munculnya Golongan Zindiq
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan dasar kesesatan Ismailiyah dan Nusairiyah dan sekte-sekte lainnya dari orang-orang mulhid dan zindiq adalah pembenaran berita dan riwayat dusta Rafidhah Syiahyang mereka paparkan dalam menafsirkan Al Quran dan hadits, beliau berkata: “Para pemimpin Ubaidiyiin(bani
Ubaid) hanya menegakkan dasar dakwahnya dengan kedustaan-kedustaan
yang dibuat-buat oleh kaum Rafidhah, agar pengikut syiah yang sesat
dapat menerimanya. Kemudian orang-orang tersebut berpindah dari mencela
para sahabat kepada mencela Ali kemudian mencela Allah, oleh karena
itu ajaranSyiah Rafidhah adalah pintu dan jalan yang menghantar kepada kekufuran dan penyimpanga.” [8]
Bahkan Syaikh Muhibuddib Al khothib mencatat bahwa tasayu’ (ajaran Syiah) menjadi satu faktor pendukung tersebarnya ajaran komunis dan bahaiyah di Iran[9].
4. Berusaha menyesatkan kaum muslimin dengan merusak sunnah Rasululloh shallalahu ‘alaihi wassalam.
Ini
merupakan usaha yang mereka lakukan untuk menyesatkan kaum muslimin,
sehingga mereka masuk ke kalangan ahlil hadits dan setelah itu
memasukkan riwayat-riwayat palsu mereka sehingga banyak para ulama
Islam yang terkecoh dengannya, akan tetapi Alhamdulillah Allah tidak
membiarkan begitu saja bahkan membangkitkan para imam ahlil hadits
untuk membongkar makar busuk mereka itu. Syaikh As Suwaidiy berkata :
“Sebagian Ulama mereka bergelut dengan ilmu hadits , mendengar
hadits-hadits dari para ahli tsiqat dari ahli sunnah serta menghapal
sanad-sanad periwayatan ahli sunnah yang shahih, lalu menghiasi diri
dengan ketakwaan dan wara’ sehingga mereka diakui termasuk kalangan
ahli hadits kemudian mereka meriwayatkan hadits-hadits yang shahih dan
hasan dan memasukkan hadits-hadits palsu mereka.[10]
Al Alusiy menyatakan bahwa diantara mereka itu adalah Jaabir Al Ju’fiy [11], bahkan Ibnul Qayim menjelaskan bahwa Syiah telah memalsukan hadits tentang Ali dan ahlil bait sebanyak lebih dari 3000 hadits.[12]
Bahaya Syiah terhadap Kaum Muslimin dalam Bidang Politik
Syiah
seperti telah ditandaskan dalam kitab-kitab pokok mereka tidak
meyakini keabsahan negera apapun juga di dunia Islam kecuali
kekhilafahan Ali bin Abi Thalib dan anaknya Al Hasan dan menganggap
khalifah di dunia Islam ini adalah Thaghut dan negaranya tidak sah
sebagaimana dalam riwayat-riwayat mereka: “Setiap panji yang ditegakkan
sebelum bangkit imam yang ditunggu-tunggu kebangkitannya, maka
pelakunya adalah thoghut.
Oleh
Karena itu jadilah syiah tempat yang mapan bagi musuh-musuh Islam dan
orang-orang yang berkonspirasi menghancurkan Islam sampai sekarang, dan
itu terbukti dengan pengakuan dari mereka seperti duta besar Rusia di
Iran Kanyaz Dakurki yang mengambil nama samaran Syaikh Isa sebagaimana
dijelaskan oleh majalah yang diterbitkan kementrian rusia tahun
1924-1925, demikian juga Jenderal berkebangsaan Inggris Juaifir
Alikhaan dan lain-lainnya.
Syaikhul
Islam menyatakan: “Kebanyakan penganut agama Syiah tidak beriman
kepada Islam, akan tetapi menampakkan diri sebagai orang Syiah karena
dangkal dan bodohnya akal Syiah untuk mengantarkan mereka kepada
tujuan-tujuan kepentingan mereka. (Minhajus Sunnah 2/48)
Orang
yang mengerti sejarah Islam akan berpendapat para pengaku Syiah
ternyata adalah musuh yang paling berbahaya yang menyerang negara
Islam, karena mereka itu secara lahiriyah adalah muslimin akan tetapi
di bathinnya menyimpan kekufuran dan permusuhan yang besar sekali
terhadap Islam, sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
“Sesungguhnya asal setiap fitnah dan bencana adalah Syiah, dan orang
yang mengikuti mereka dan kebanyakan pedang yang menumpahkan darah kaum
muslimin adalah dari mereka dan pada mereka bersembunyi para zindiq.”[13].
Dan
karena mereka menganggap kaum muslimin lebih kufur dari yahudi dan
nashrani, sehingga mereka bersama bahu membahu dalam menghancurkan umat
Islam , Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Sungguh kami dan kaum
muslimin telah melihat apabila kaum muslimin diserang musuh kafir maka
Syiah bersama mereka menghadapi kaum muslimin.”[14]
Lihatlah kisah masuknya Hulaghu Khan (raja
Tartar Mongol) ke negeri Syam tahun 658 H, dimana kaum Syiah menjadi
penolong dan pembantu mereka yang paling besar dalam menghancurkan
Negara Islam dan menegakkan Negara mereka. Dan ini telah diketahui
dengan jelas dalam buku-buku sejarah khususnya di Iraq dimana menteri
khalifah waktu itu yang bernama Ibnul Alqaamiy dan kaum Syiah menjadi
pembantu Hulaghu Khan dalam menaklukkan Iraq dan menumpahkan darah kaum
muslimin yang tidak terhitung jumlahnya. Ringkas kejadiannya Ibnul
Alqaamiy adalah seorang menteri pada khalifah bani Abasiyah yang bernama
Al Mu’tashim seorang Ahli Sunnah, akan tetapi dia lengah dan tidak
memperhatikan bahaya Syiah sehingga mengangkat seorang Syiah sebagai
menterinya, padahal menterinya ini telah merencanakan makar busuk dalam
rangka menghancurkan negaranya dan kaum muslimin serta menegakkan
Negara Syiah, ketika mendapat jabatan tinggi tersebut maka dia
memanfaatkannya untuk merealisasikan makarnya menghancurkan Negara
Islam dengan melakukan tiga marhalah:
Pertama:
melemahkan tentara muslimin dengan menghapus gaji dan bantuan kepada
para tentara dan mengurangi jumlahnya. Ibnu Katsir berkata: “Menteri
Ibnul Alqaamiy berusaha keras untuk menyingkirkan para tentara dan
menghapus namanya dari dewan kerajaan. Pada akhir masa pemerintahan Al
Muntashir,[15] tentara
kaum muslimin mendekati jumlah seratus ribu tentar, dan dia terus
berusaha menguranginya sehingga tidak tinggal kecuali sepuluh ribu orang
tentara saja.[16]
Kedua :
menghubungi Tartar, Ibnu Katsir memaparkan bahwa dia menghubungi
Tartar dan memotivasi mereka untuk merebut wilayah Islam serta
mempermudah mereka untuk itu lalu dia menceritakan keadaan yang
sesungguhnya dan menceritakan kelemahan-kelemahan para tokoh pemimpin
Islam.[17]
Ketiga:
melarang orang memerangi Tartar dan menipu khalifah dan masyarakat
Islam, Ibnul Alqoomiy melarang orang untuk memerangi Tartar dan menipu
khalifah dan para penasehatnya, dengan mengatakan bahwa Tartar tidak
ingin perang akan tetapi ingin membuat perjanjian damai dengan mereka
dan meminta khalifah untuk menyambut mereka untuk kemudian berdamai
dengan memberi separuh hasil pemasukan negeri Iraq untuk tartar dan
separuhnya untuk khalifah. Lalu khalifah berangkat bersama tujuh ratus
orang dari para hakim, ahli fiqih, amir-amir dan pembantu-pembantunya…
lalu dengan tipu daya ini terbunuhlah khalifah dan orang yang
bersamanya dari para panglima tentara dan prajurit pilihannya tanpa
susah payah dari Tartar. Sedang orang-orang Syiah lainnya menasehati
Hulaghu Khan untuk tidak menerima perdamaian kholifah dengan
mengatakanbahwa kalau terjadi perdamaianpun tidak akan bertahan kecuali
setahun atau dua tahu saja kemudian kembali seperti sebelumnya dan
memotivasi Hulaghu khan untuk membunuh Kholifah, dan dikisahkan yang
menyuruh membunuh khalifah adalah Ibnul Alqaamiy dan Nushair Ath
Thusiy.[18]
Kemudian
mereka masuk ke negeri Iraq dan membunuh semua orang yang dapat
dibunuh dari kalangan laki-laki, perempuan, anak-anak, orang jompo, dan
tidak ada yang lolos kecuali ahli dzimmah dari kalangan Nashrani dan Yahudi serta orang-orang yang berlindung kepada mereka dan ke rumah Ibnul Alqaamiy .[19]
Dalam
peristiwa tragis tersebut, terbunuh lebih dari belasan juta orang dan
belum ada dalam sejarah Islam bencana seperti bencana yang ditimbulkan
orang tartar mongol, mereka membunuhi orang-orang bani Haasyim, menawan
para wanita Abasyiyah dan selain Abasyiyah. Lalu apakah ada orang
yang berloyalitas kepada ahli bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam lalu memudahkan kaum Kafir untuk membunuh dan menawan mereka dan kaum muslimin?[20]
Lihatlah
dan renungkanlah kejadian besar ini dan ambillah pelajaran wahai Ahli
Sunnah dalam melakukan pendekatan terhadap mereka!!!![21]
Bahaya Syiah dalam Bidang Sosial
Orang
Syiah yang hidup bersama kaum muslimin selalu menyembunyikan
hakikatnya dan selalu menggunakan tipu daya, khianat dan berbuat jahat
cukuplah pernyataan Syaikh Islam ibnu Taimiyah tentang mereka menjadi
saksi akan hal tersebut sejak dahulu kala dan dapat dirasakan di zaman
kita ini, berkata Syaikhul Islam: “Adapun Rafidhah (Syiah), mereka
tidak berinteraksi sosial dengan orang lain kecuali menggunakan
kenifakan karena agama yang ada dihatinya adalah agama yang rusak yang
membawanya untuk berdusta, khianat, menipu, dan berbuat jahat terhadap
orang sehingga dia melakukan kejahatan apa saja.[22]
Ini
persaksian seorang tokoh Sunni, mungkin ada yang mengatakan: “Itukan
hanya tuduhan belaka tanpa bukti. Akan tetapi, jika kita melihat
kembali kekitab-kitab rujukan mereka didapatkan pemaparan beliau ini
sesuai. Lihatlah dalam kitab Rijal Al Kisysyiy ada kisah
seorang Syiah kepada imamnya bagaiman dia membunuh sejumlah orang yang
menyelisihinya, ia berkata: “Diantara mereka ada yang saya naik ke atap
rumahnya dengan tangga dan saya bunuh, ada yang saya ajak keluar di
malam hari, ketika dia keluar pintu langsung saya bunuh, ada yang saya
temani dalam perjalannya,lalu ketika bersendirian saya bunuh.[23]
Syaikh
Syiah yang bernama Ni’matullah Al Jazaairiy bercerita tentang menteri
Ar Rasyid yang bernama Ali bin Yaqthiin, dia di penjara bersama
sejumlah orang yang menyelisihinya (dalam madzhab), lalu dia
memerintahkan para budaknya untuk merobohkan atap penjara tempat mereka
lalu mereka mati seluruhnya, dan jumlah mereka waktu itu lima ratus
orang, kemudian dia ingin mengelak dari tuntutan darah mereka lalu dia
mengutus orang ke Imam Maulana Al kaadzim dan sang imam membalas dengan
menulis jawabannya: “Seandainya engkau telah memberitahukan saya
sebelum membunuh mereka, maka kamu lolos dari tuntutan darah tersebut
dan ketika kamu tidak memberitahukan saya terlebih dahulu, maka
bayarlah sebagain tebusannya satu kambing untuk setiap orang dan seekor
kambing itu lebih baik daripada mereka.”[24]
Lihatlah
bagaimana mereka tinggal ditengah-tengah kaum muslimin, bagaimana imam
mereka menyetujui pembunuhan lima ratus orang, hanya sekedar mereka
bukanlah orang syiah dan hanya memerintahkan membayar satu kambing per
orang lantaran tidak izin dahulu kepada imam mereka dan jika sudah izin
kepada imam mereka atau wakilnya yaitu para faaqiih maka bisa berbuat semaunya.
Kemudian
tokoh Syiah ini berkomentar tentang kisah tersebut: “Lihatlah tebusan
yang rendah ini yang tidak sampai menyamai tebusan (diyat) adik mereka
yaitu anjing buruan karena diyatnya (tebusan) dua puluh dirham dan
tidak pula diyat (tebusan) kakak mereka yaitu orang Yahudi atau Majusi
karena diyatnya (tebusannya) delapan ratus dirham.”[25]
Sejarah
membuktikan bahwa mereka banyak menyulut fitnah dikalangan kaum
muslimin, karena mereka berani mencela dan melecehkan para sahabat
dalam setiap pertemuan tahunan mereka, dan kalau kita melihat sejarah
terjadinya pertumpahan darah antara Syiah dengan Ahlis Sunnah yang
pertama di Baghdad adalah tahun 238 H, kemudian berlanjut fitnah-fitnah
yang telah benyak memakan korban dari kalangan kaum muslimin.
Diantara bahaya Syiah terhadap tatanan social masyarakat Islam adalah pembolehan nikah Mut’ah yaitu
kesepakatan rahasia untuk melakukan hubungan suami istri kepada wanita
yang telah sepakat dengannya walaupun dari kalangan Pekerja Seks
Komersil (PSK) atau wanita yang masih bersuami, lihat pendapatnya Ath
Thusiy, ia berkata: “Tidak mengapa bermut’ah dengan wanita fajiroh,26] dan khumainiy juga berfatwa bolehnya bermut’ah dengan pezinah.”[27] Oleh karena itu, mereka mungkin bersepakat untuk sehari, dua hari atau sekali dan dua kali.
Al Aluusy berkata: “Barangsiapa yang melihat keadaan orang-orang Syiah sekarang dalam masalah Mut’ahtidak
butuh dalam menghukum mereka berzina kepada bukti-bukti karena seorang
wanita berzina dengan dua puluh laki-laki dalam satu hari satu malam
dan mengatakan bahwa dia berbuat mut’ah. Dan buat mereka tersedia
lokalisasi-lokalisasi untuk Mut’ah yang berpajangan, disana para wanita
dan mereka memiliki mucikari-mucikari yang menghubungkan laki-laki
dengan para wanita atau para wanita dengan para laki-laki sehingga
mereka memilih yang mereka senangi dan memberikan upahnya dan menarik
para wanita tersebut kepada laknat Allah.”[28]
Bukankah ini semua merupakan bahaya yang sangat besar, ambillah pelajaran wahai Ulil Abshar!
Bahaya Syiah dalam Bidang Ekonomi
Demikian
pula Syiah memiliki pengaruh jelek dalam bidang ekonomi bagi kaum
muslimin, hal ini cukup jelas kalau di pandang dari bahaya mereka dalam
bidang-bidnag yang lain, sebab kerusakan politik, ideologi, dan
pemikiran serta tatanan sosial amat berpengaruh dalam bidang ekonomi,
lihatlah fitnah-fitnah yang mereka timbulkan banyak menghabiskan harta
benda, nyawa, dan waktu sehingga memberikan kesempatan yang luas bagi
musuh-musuh Islam menghancurkan ekonomi dan budaya kaum muslimin.
Apalagi dipandang dari sudut aqidah, mereka yang menganggap harta dan
jiwa kaum muslimin yang bertentangan dengan mereka adalah harta yang
boleh dirampas dan diambil dengan dakwaan yang dusta, bahwa hal itu
adalah hak ahlil bait padahal harta-harta tersebut dipergunakan untuk
merealisasikan keinginan-keinginan khusus mereka dan untuk menjalankan
makar dan tipu daya mereka dalam menghadapi umat Islam .
Dr Ali Assaalus berkata: “Dari kenyataan madzhab Ja’fariyah pada
saat-saat ini kita dapatkan orang yang ingin berhaji harus menghitung
jumlah hartanya semua, kemudian membayar seperlima harga hartanya untuk
diserahkan kepada para ahli fiqih, yang berfatwa kewajiban khumus dan
yang tidak membayarnya tidak dibolehkan haji dengan demikian para ahli
fiqih Syiah tersebut telah menghalalakan pengambilan harta dengan
kebatilan.”[29]
Berkata
Syaikhul Islam : “Adapun pendapat Rafidhah bahwa Khumus hasil
pendapatan kaum muslimin diambil dari mereka dan dibayarkan kepada
orang yang mereka anggap sebagai pengganti imam yang maksum atau kepada
yang lainnya, adalah pendapat yang tidak pernah dikatakan oleh seorang
sahabatpun, tidak juga Ali, dan yang lainnya serta tidak dikatakan
oleh seorang tabiin dan dari kerabat bani Hasyim atau yang lainnya.
Semua
penukilan dari Ali atau Ulama ahlil bait seperti Al Hasan, Al Husein,
Ali bin Al Husein, Abu Ja’far Al baaqir, Ja’far bin Muhamad adalah
kedustaan karena itu menyelisihi riwayata yang mutawatir dari sejarah
Ali bin Abi Thalib, karena beliau memerintah kaum muslimin selama empat
tahun dan belum pernah mengambil dari kaum muslimin sedikitpun
hartanya, bahkan tidak ada dimasa pemerintahannya pembagian khumus sama
sekali. Adapun kaum muslimin tidak diambil khumus hartanya oleh beliau
atau orang lain, dan kaum kufarlah yang kapan dirampas dari harta
mereka diambil seperlimanya dengan dasarAl Kitab dan As Sunnah, akan
tetapi di zaman beliau kaum muslimin tidak melakukan peperangan dengan
kaum kufar, disebabkan adanya perselisihan diantara mereka dari fitnah
dan perpecahan. Demikian juga telah diketahui secara pasti, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah mengambil khumus harta kaum muslimin dan tidak juga meminta dari seorang muslim pun khumus hartanya.[30]
Demikianlah,
mereka mengambil khumus dalam rangka untuk memenuhi kepentingan dan
keinginan ulama-ulama mereka dan inilah selintas tentang bahaya Syiah
yang telah menjadi satu kenyataan, dan bukan untuk menjelaskan
keseluruhannya dan cukuplah kitab-kitab para ulama Islam telah
menjelaskan semuanya dan kita hanya dituntut unruk membaca kembali dan
berhati-hati dari mereka dan gerakannya.
Semoga Allah menjaga kita dari mereka, dan menunjuki kita ke jalan yang lurus.
Penulis : Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Artikel UstadzKholid.com
[1] Lihat Majmu’ Fatawa 13/182
[2] Ibid 13/177
[3] Ibid 13/179
[4] . Nama ini juga dikenal dalam istilah internasional dengan Jam’iyah Ahlil Bait, yang
menunjukkan bahwa gerakan ini bersifat internasional dan bukan hanya
nasional saja dan sebenarnya mereka tidak pantas dijadikan sebagai
jamaah ahlil bait karena mereka telah mencela para Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang merupakan ahli baitnya beliau, maka berhati-hatilah!!!.
[5] Lihat lebih detail lagi dalam kitab Ushul Madzhab Syiah Al Itsna Asyarah hal 1071-1072
[6] Mukhtashor At-Tuhfah Al Itsna Asyarah hal.300
[7] Ibid
[8] Minhajus Sunnah 4/3
[9] Lihat dalam Al-Khuthuth Al-Aridhoh hal. 44- 45
[10] Dinukil oleh penulis Ushul Madzshab Syiah Itsna Asyara dari Naqdhi Aqaaidi Syiah, lihat Ushul Madzhabhal 1194.
[11] Suyuf Al-Musyriqah hal.50
[12] Lihat kitab Manaarul Muniif. Hal.116
[13] Minhajus Sunnah 3/243
[14] Ibid 4/110.
[15] Kholifah sebelum Al Mu’tashim
[16] Al-Bidayah Wan Nihaayah 13/202.
[17] Ibid
[18] Lihat kisah lengkapnya di Al Bidayah Wan Nihayah 13/201.
[19] Al-Bidayah Wan Nihayah 13/201-202.
[20] Lihat Minhajus Sunnah 3/38.
[21] Dan masih banyak kisah-kisah lainnya seperti kisah Daulah Shofawiyah dll, yang sangat penjang sekali untuk diceritakan dalam kesempatan yang sempit ini.
[22] Minhajus Sunnah 3/260.
[23] Rijal Al Kisyi hal 342-343 (dinukil dari Ushul Madzhab Syiah hal 1232)
[24] Al Anwaar An-Nu’maniyah 2/308
[25] Ibid
[26] An-Niyaahah hal.490
[27] Tahriril Wasilah 2/292
[28] Dinukil dari Ushul Madzhab Syiah hal. 1235-1236
[29] Atsar Al-Imamah fil Fiqih Ja‘fari hal.391
[30] Minhajus Sunnah 3/154
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer