Gadis A:
“kyaa, Keren banget Boyband SUJU, gayanya trendi, rambutnya keren
abis, mukanya ada yang imut dan ganteng, aku nabung dari beberapa bulan
yang lalu buat beli tiket konsernya, ngantri 12 jam tiket juga ga
masalah”
Gadis B:
“si Boy keren banget ya, gayanya cool, anak band gitu lho, doi
juga agak berduit, masih jomblo pula, wah kalo dia nembak cewek ga akan
tertolak, mudahan akyu yang kena hehe, trus jadi suami idamanku”
Gadis C:
“si Ron tu cowok paling keren di kampus, gayanya biasa aja tapi
macho, bikin penasaran cewek-cewek, bodinya top dah, doi kan atlet
basket, banyak fans ceweknya, udah ga kehitung cewek yang nembak dia,
tapi ditolak terus, makin bikin cewek tambah penasaran aja, beruntunglah
yang jadi pendamping hidupnya”
Kurang-lebih seperti inilah gosip dan komentar yang tersebar di sebagian para kaum hawa muslimah. Yang kita sorot adalah patokan utama memilih laki-laki [jadi pendamping hidup] dengan “keren” saja. Padahal bisakah wanita bahagia dengan “keren”nya laki-laki dalam kacamata wanita tersebut?
Para wanita yang terpedaya
Para wanita memang punya sifat dasar mudah condong dengan kemilau
dunia, sampai terkadang menutup akal sehatnya. Salah satu dalilnya yaitu
mengenai mayoritas pengikut Dajjal kelak, mereka yang lemah hatinya dan
mudah terpengaruh dengan kemilau dunia karena Dajjal diberi kemampuan
membuat semacam surga di dunia yang sejatinya adalah neraka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْثَرُ مِنْ يَتْبَعُهُ الْيَهُودُ وَالنِّسَاءُ وَالأَعْرَابُ
“Kebanyakan orang yang mengikuti Dajjal itu adalah Yahudi, Wanita dan A’rob (Arab Gunung).”[1]
Ini pula yang diisyaratkan mengenai kebengkokan wanita. Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk [yang bengkok] dan ia (seorang wanita) tidak akan lurus bagimu di atas satu jalan.”[2]
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah barkata,
فَكَانَ
الْمَعْنَى أَنَّ النِّسَاءَ خُلِقْنَ مِنْ أَصْلٍ خُلِقَ مِنْ شَيْءٍ
مُعْوَجٍّ… فَلَا يُنْكَرُ اعْوِجَاجُهَا أَوِ الْإِشَارَةُ إِلَى أَنَّهَا
لَا تَقْبَلُ التَّقْوِيمَ كَمَا أَنَّ الضِّلَعَ لَا يَقْبَلُهُ
“Maknanya bahwa para wanita diciptakan asalnya adalah diciptakan dari sesuatu yang bengkok… “Janganlah diingkari kebengkokan seorang wanita, atau isyarat bahwa wanita tidak bisa diluruskan sebagaimana tulang rusuk tidak bisa diluruskan”[3]
Bahagia dengan keren?
Tentu setiap wanita berharap bahwa puncak pembuktian cinta laki-laki
adalah menikahinya kemudian membuatnya bahagia di mahligai pernikahan.
Karena memang pembuktian cinta yang sejati hanya dengan menikah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لم ير للمتحا بين مثل النكاح
“Tidak diketahui [yang lebih bermanfaat] bagi dua orang yang saling mencinta semisal pernikahan”[4]
Sadarlah wahai para wanita, Jika “keren”nya sebagaimana komentar di
atas tanpa ada kelebihan yang lain, maka bisakah ia membahagiakanmu
ketika sudah menikah nanti? Bermanfaat besarkah kerennya itu ketika sudah menikah nanti?
Bisa jadi nantinya:
-cowok boyband itu ternyata Cuma tahunya dance saja atau yang gawatnya cowok alay
-cowok band kaya itu manja dan kerennya karena menghabiskan uang orang tua
-cowok pemain basket itu banyak fans ceweknya jadi gampang selingkuh
Kerennya “cowok-cowok” yang mereka idolakan bahkan mejadi sosok suami
idaman itu termasuk kemilau dunia, yaitu hanya terlihat sedap dipandang
saja.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُمْ
فِيْهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا
وَاتَّقُوا النِّسَاءَ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau [sedap dan menarik dipandang, pent].
Dan sesungguhnya Allah ta’ala menjadikan kalian pemimpin padanya. Lalu
Dia akan melihat bagaimana amalan kalian. Maka takutlah kalian dari
fitnahnya dunia dan takutlah kalian dari fitnahnya wanita.”[5]
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” [Luqmaan: 33]
Hati-hati: Sekali salah pilih suami, susah lepas, kemudian menyesal
Ketika wanita salah memilih suami, tidak sesuai dengan yang
diharapkan, ternyata dia manja, “brengsek” serta tidak bertanggung
jawab. Maka wanita tersebut susah lepas dalam artian mereka tidak
berdaya menghadapi suaminya. Wanita dikiaskan seperti tawanan suaminya
Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ
“Hendaknya kalian berwasiat yang baik untuk para wanita karena mereka sesungguhnya hanyalah tawanan yang tertawan oleh kalian”[6]
Laki-laki bagaimana yang bisa membahagiakan?
Yaitu laki-laki yang selayaknya tidak ditolak lamarannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ
إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ، وَفَسَادٌ عَرِيضٌ
“Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridhoi akhlak dan agamanya maka nikahkanlah ia, jika tidak kalian lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas.”[7]
Cukuplah bukti bagi kita para artis selebrtitis yang sudah lengkap
pasangan hidupnya berupa paras wajah yang baik, kaya, terkenal dan
dihormati, akan tetapi mereka kawin-cerai tidak menemukan kebahagiaan.
Kemudian laki-laki yang bertanggung jawab, care dan peduli dengan anak-istrinya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كفى بالمرء إثما أن يضيع من يقوت
“Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.”[8]
Dan yang terpenting punya modal secukupnya berupa harta, bukan modal
makan cinta saja saja. Bisa kita lihat
dalam kisah ketika Fathimah binti Qais radhiyallahu ‘anha dilamar:
عن
فاطمة بنت قيس رضي الله عنها قالت: أتيت النبي صلى الله عليه وسلم،
فقلت: إن أبا الجهم ومعاوية خطباني؟ فقال رسول الله صلى الله عليه
وسلم:”أما معاوية، فصعلوك لا مال له ، وأما أبوالجهم، فلا يضع العصا عن
عاتقه
“Dari Fathimah binti Qais radhiyallahu ‘anha, ia berkata: ‘Aku
mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata,
“Sesungguhnya Abul Jahm dan Mu’awiyah telah melamarku”. Lalu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Adapun Mu’awiyah adalah orang fakir, ia tidak mempunyai harta. Adapun Abul Jahm, ia tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya”.”[9]
Dan masih ada kriteria lainnya mengenai laki-laki yang bisa
membahagiakan engkau wahai para wanita muslimah, silakan membaca di
kitab nikah.
Dan pertimbangkan nasihat orang yang menasehati untuk wanita:
“hati-hati memilih suami, terlalu kaya nanti bisa jadi gampang
menginjak-injak istri, terlalu ganteng nanti bisa jadi gampang
selingkuh, terlalu pintar nanti bisa jadi gampang membodohi istri”
wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid
9 Jumadil akhir 1432 H, Bertepatan 1 Mei 2012
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] “Al Mu’jam Al Kabiir” no: 19903, riwayat lainnya Imam Ahmad 7/190 dengan sanad shahih
[2] HR Muslim II/1091 no 1468
[3] Fathul Bari 6/368, Darul Ma’rifah, Beirut, Asy-Syamilah
[4] HR. Ibnu Majah no. 1847, Al-Hakim 2/160, Al-Baihaqi 7/78 dishahihkan oleh Al-Albani dalam As- silsilah As-shahihah no. 624
[5] HR. Muslim no.2742
[6] HR At-Thirmidzi no 1163, Ibnu Majah no 1851 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani
[7] HR. At Tirmidzi no. 1084, dihasankan oleh Al-Albani di Shahih Sunan At Tirmidzi
[8] HR. Ahmad, Abu Dawud. Al Hakim berkata bahwa sanad hadits ini shahih
[9] HR. Bukhari-Muslim
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer