Para gadis dahulu, sekitar tahun tujuh puluhan, untuk menyapu halaman
rumah saja diharuskan memakai kain agar auarat kakinya tidak terlihat,
apalagi kalau sedang menyapu dalam keadaan membungkuk. Gaun yang dipakai
untuk keluar rumah disarankan oleh kedua orang tua harus tertutup.
Generasi sebelum itu, tahun enam puluhan, bahkan para gadis memakai kain
kebaya dan kerudung jika mereka keluar rumah. Saat itu akan menjadi aib
bagi keluarga jika punya seorang gadis tidak menutupi auratnya. Dengan
kata lain, gadis-gadis zaman itu masih nurut (taat) apa yang dimaui oleh orang tuanya, dan menjaga kehormatannya, juga kehormatan kedua orang tuanya.
Zaman kemudian berubah sekitar tahun delapan puluhan. Bagi mereka
yang beriman dan mendapat hidayah Allah, maka mereka tampak berpakaian
sesuai syari’at, yaitu menutupi aurat. Aurat wanita adalah seluruh
tubuh, kecuali muka dan kedua telapak tangan. Para gadis mulai memakai
gamis dengan jilbab yang menutupi auratnya. Awalnya ada tentangan dari
orang tuanya atas perubahan anak gadisnya. Hal itu perlu dimaklumi
karena memang sang orang tua tidak mengerti perkembangan ilmu agama
anaknya.
Dalam masa perubahan itu, ada gadis yang teguh dengan pendiriannya
untuk memakai busana muslimah, ada juga yang kemudian waktu tertentu
saja memakai busana muslimah. Di balik adanya sebagian orang tua yang
takut dibilang gadisnya disebut sebagai kelompok fanatic agama itu, tak
sedikit para orang tua yang beriman dan takut kepada Allah menyambut
baik anak gadisnya yang berbusana dengan menutup auratnya dengan baik.
Gelombang pro dan kontra atas busana muslimah ini mulai memanas pada
sekitar tahun 1981. Sampai ada kejadian yang sangat menakutkan. Entah
siapa yang memulai, ada seseorang yang memakai busana muslimah menebar
racun di warung-warung, atau di pasar. Maka sejak itulah setiap wanita
pemakai busana muslimah selalu dicurigai, selalu dipandang sinis dan
penuh ketakutan. Bahkan disebar istilah jilbab beracun.
Mungkin fitnah
itu bertujuan supaya para gadis (muslimah) tidak tertarik untuk memakai
busana Islami, dan membuat citra buruk bahwa memakai busana yang
tertutup itu belum tentu orang baik-baik. Syukurnya, fitnah keji itu tak
begitu lama, dan disikapi dengan sabar oleh para pemakai busana
muslimah, hinggaalhamdulillah dengan kejadian itu justru busana muslimah makin disukai dan makin banyak wanita yang memakainya.
Sejalan dengan berkembangnya para wanita menggemari busana muslimah
(gamis dengan jilbabnya) muncul pula para perancang busana berlomba
membuat busana muslimah. Dapat disebut di antaranya dari Ida Leman
sampai perancang terkenal semisal Itang Yunaz atau Ramli, mereka membuat
rancangan busana muslimah. Maka posisi busana muslimah makin mantap,
makin terangkat dan makin digemari. Tetapi tentu saja makin membuat
panas orang-orang yang anti busana muslimah.
Dengan datangnya era globalisasi, pada dunia fashion pun mengalami
perkembangan yang sangat global dan bebas tak terkendali. Pada rancangan
busana muslimah lebih berani menampilkan busana muslimah yang beragam
dan warna yang lebih gemerlap (dengan sajian bordir dan payet)
Ada juga perkembangan yang menakjubkan dari beberapa kelompok wanita
yang lebih spesifik, yaitu wanita muslimah yang memakai jubah dan cadar.
Jangan mereka dipandang sinis atau aneh atau menakutkan, karena biar
bagaimanapun mereka justru mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh
agama secara kaaffah (total). Subhanallah…semoga mereka diberi kesabaran oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Pada keadaan dimana busana muslimah telah begitu merata, rupanya
menjadikan blingsatannya para desainer umum (sekuler) untuk menciptakan
busana yang lebih berani dan bebas. Mereka ingin menyaingi keberadaan
busana yang menutupi aurat wanita. Dan mereka bikin-bikinlah
pakaian-pakaian wanita yang super berani, yang memperlihatkan bahu,
dada, punggung, perut, paha bahkan bokong.Na’udzubillahi min dzalik! Semoga Allah melindungi kami dari yang demikian!
Wanita-wanita yang tergiur rancangan pro syetan itu pada hakekatnya
telah diseret menuju ke neraka. Karena Nabi Muhammad saw telah
mengancam:
(( صِنْفَانِ مِنْ أهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَومٌ
مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأذْنَابِ البَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ ،
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ ، رُؤُوسُهُنَّ
كَأَسْنِمَةِ البُخْتِ المائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ ، وَلاَ
يَجِدْنَ رِيحَهَا ، وإنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكذَا
)). رواه مسلم .
“Dua macam manusia dari ahli neraka yang aku belum melihatnya
sekarang, yaitu: (pertama) kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti
ekor-ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya; dan (kedua)
wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan
menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk onta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan
tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga telah tercium dari
jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR Muslim, dan Ahmad dari Abi Hurairah, Shahih).
Era Wanita-Wanita Berubah Penampilan Ikuti Syetan
Pada tahun delapan puluhan, masih jarang para wanita memakai celana
jeans dan kaos. Model demikian umumnya dipakai oleh para laki-laki,
itupun yang merasa berjiwa muda atau bahkan kebarat-baratan. Tetapi lama
kelamaan celana jeans dan kaos oblong warna-warni itu dipakai oleh para
wanita, dan hingga saat ini hampir semua wanita (yang tidak berbusana
muslimah), baik muda atau tua, celana jeans itu menjadi pakaian
kebanggaan. Betapa terbaliknya keadaan itu.
Lalu bergulir lagi, biar para wanita yang memang kurang mengerti
agama dapat dimanfaatkan oleh para pembenci busana yang menutupi aurat,
dibuatlah model kaos yang super ketat dan super kecil lagi pendek untuk
ukuran orang dewasa, maka akibatnya bisa ditebak, lekuk tubuh wanita
lebih terbentuk lagi, perut dan bokong tak bisa lagi tertutupi alias
kelihatan dan memang itulah tujuan para pembenci Islam,
mengeksploitir para wanita supaya bangga terlihat perut dan bokongnya.
Padahal Islam menyuruh wanita menutupi semua auratnya kecuali muka dan
tapak tangannya. Sayangnya, para wanita muslimah yang tidak mengenal
agamanya menerima saja mereka diseret oleh para pembenci Islam, bahkan
seolah mereka merasa bangga dengan penampilan menyerupai laki-laki
ditambah perut dan bokongnya terlihat oleh orang lain.Astagfirullah.
Mewabahnya para gadis dan wanita dewasa memakai celana jeans dan kaos
super ketat ini, sebenarnya banyak resikonya, baik itu untuk para
laki-laki ataupun resiko yang ditanggung si pemakai. Bayangkan,
bagaimana laki-laki tidak tergiur melihat lekuk tubuh wanita yang
memakai celana ketat dan kaos ketat. Dan resiko bagi para wanita adalah
berbuat dosa yang terus-menerus dilakukan selama memakai pakaian yang
menyerupai laki-laki, dan resiko lain yaitu adalah pelecehan sex yang
kapan saja bisa terjadi.
Berfikirlah wahai para wanita……..apa
keuntungannya? Itu semua mengikuti syetan belaka.
عن ابن عمر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
{ ثَلَاثَةٌ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إلَيْهِمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ : الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ
الْمُتَشَبِّهَةُ بِالرِّجَالِ وَالدَّيُّوثُ , وَثَلاَثَةٌ لاَ
يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ : الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَالْمُدْمِنُ عَلَى
الْخَمْرِ وَالْمَنَّانُ بِمَا أَعْطَى } .َأَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ
وَالْحَاكِمُ, صحيح
Riwayat dari Ibnu Umar dari Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:Tiga
(golongan orang) tidak Alloh lihat mereka pada Hari Qiyamat; orang yang
durhaka terhadap kedua orang tuanya, almar’ah al-mutarojjilah (wanita
melelakikan diri) menyerupai dengan lelaki, dan dayyuts (lelaki yang
tidak cemburu terhadap keluarganya yang berbuat serong). Dan tiga orang
yang tidak masuk surga: orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,
peminum khamr (minuman keras), dan pembangkit-bangkit apa yang telah
diberikan. (Hadits Riwayat Ahmad, An-Nasa’I, dan Al-Hakim, berderajat shahih).
Artis-Artis Menjerumuskan Masyarakat
Tidak bisa dipungkiri, tampilnya artis-artis di berbagai kesempatan,
baik itu di televisi ataupun pertunjukan panggung atau pertemuan artis
di mal-mal sangat berpengaruh kepada masyarakat, terutama anak-anak
gadis (anak muda). Baik itu penampilannya yang konyol dan tidak
berakhlak, atau dalam berbusana semaunya.
Apa yang dipakai oleh si artis, kemudian masyarakat muda pada
umumnyalatah memakainya. Para anak muda yang memang sudah cenderung
tidak mengerti ajaran agamanya selalu meniru apa yang dikenakan artis,
meniru apa yang ditampilkan artis. Tak peduli itu pantas atau tidak,
sopan atau tidak, yang penting si artis pakai busana apa, langsung marak
anak-anak muda terutama anak gadis mencontohnya.
Ketika si artis wanita tampil di televisi mengenakan celana pendek
yang super pendek, maka tak lama kemudian anak-anak gadis mengenakan
celana pendek, bukan saja di rumah, tetapi pergi ketempat umum pun (ke
mal-mal) berlenggang memakai celana pendek dengan ringan tanpa canggung
dan malu, lagaknya seorang artis yang memang kebanyakan sudah hilang
rasa malunya.
Ada artis muda yang punya inisial BCL (Bunga Citra Lestari) setiap
penampilannya mengenakan gaun kemben alias dada dan punggung terbuka dan
bawah gaun sangat pendek sehingga gaun itu hanya membalut sebagian
badannya. Anehnya, BCL pernah berkata di salah satu media televisi bahwa
dia lebih percaya diri kalau memakai gaun yang bahunya terlihat, karena
merasa bahunya itu sangat indah. Dan pasti BCL sadar, tingkahnya itu
akan diikuti para penggemarnya. Maka bersoraklah para pembenci busana
muslimah.
Agaknya busana kemben ini sedang digencarkan, ya siapa lagi kalau
bukan para artis yang mempromosikannya. Tengoklah, setiap ada acara apa
saja di televisi yang menghadirkan artis-artis, selalu mereka itu
mengenakan busana dengan dada dan punggung terbuka. Sekalipun acara itu
dihadiri oleh pejabat atau orang terhormat, jika mengundang artis untuk
menyanyi atau sebagai undangan yang hadir saja, mereka tidak sungkan
memakai busana kemben. Sudah memang yang namanya artis itu tak paham
lagi arti malu. Andai kata ada yang pakai busana muslimah juga itu hanya
sebatas tuntutan peran di senetron atau sedang ada acara pada bulan
Ramadhan. Perasaan malu mereka agaknya sudah lenyap, padahal ada hadist
yang artinya : Malu itu sebagian dari iman. Lah, kalau malunya sudah tidak ada, bisa dikatakan, apa lagi yang masih tersisa bagi mereka?
Dan bisa dikatakan pula masyarakat ini rusak karena contoh dari para artis-artis.
Iklan tato menjajakan laknat
Ada lagi contoh terbaru dalam berpenampilan dan untuk merusak para
wanita yang tentu saja kebanyakan muslimah. Yaitu iklan tato yang
dibintangi Dewi Persik. Iklan ini kerap muncul di televisi-televisi.
Walaupun masyarakat tahu tingkah polah Dewi Persik ini menjijikan,
tetapi bukan hal yang tidak mungkin iklan itu manjur juga bagi
masyarakat yang memang awam agama. Mereka jadi senang dengan mentato
bagian tubuhnya. Ini pengrusakan masyarakat yang keji, karena dari segi
agama dan kesehatan sangat merugikan.
Ini bisa terjadi, karena iklan itu
terus menerus ditayangkan, sedang penerangan kepada masyarakat tentang
larangan mentato badan oleh agama tidak pernah ada, dan penerangan dari
dinas kesehatan tidak pernah ada. Padahal artis Tora Sudiro saja merasa
sangat menyesal mentato badannya. Ketika ia berniat menghilangkan tato
itu, ia mengaku kapok karena saking sakitnya. Lah, di dunia
saja menghilangkan tato sudah sebegitu sakitnya apa lagi kelak di
akherat.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat:
1248 حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ : لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ
وَالنَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ
الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ قَالَ فَبَلَغَ ذَلِكَ امْرَأَةً مِنْ
بَنِي أَسَدٍ يُقَالُ لَهَا أُمُّ يَعْقُوبَ وَكَانَتْ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ
فَأَتَتْهُ فَقَالَتْ مَا حَدِيثٌ بَلَغَنِي عَنْكَ أَنَّكَ لَعَنْتَ
الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ
وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ فَقَالَ
عَبْدُ اللَّهِ وَمَا لِي لَا أَلْعَنُ مَنْ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي كِتَابِ اللَّهِ فَقَالَتِ
الْمَرْأَةُ لَقَدْ قَرَأْتُ مَا بَيْنَ لَوْحَيِ الْمُصْحَفِ فَمَا
وَجَدْتُهُ فَقَالَ لَئِنْ كُنْتِ قَرَأْتِيهِ لَقَدْ وَجَدْتِيهِ قَالَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ( وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا
نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ) فَقَالَتِ الْمَرْأَةُ فَإِنِّي أَرَى
شَيْئًا مِنْ هَذَا عَلَى امْرَأَتِكَ الْآنَ قَالَ اذْهَبِي فَانْظُرِي
قَالَ فَدَخَلَتْ عَلَى امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ فَلَمْ تَرَ شَيْئًا
فَجَاءَتْ إِلَيْهِ فَقَالَتْ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا فَقَالَ أَمَا لَوْ
كَانَ ذَلِكَ لَمْ نُجَامِعْهَا *
1248 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. ia berkata:Allah
mengutuk pembuat tato (yaitu tanda pada badan yang dibuat dengan
melarik, mencucuk dan memasukkan warna), orang-orang yang meminta supaya
ditato, orang-orang yang menghilangkan rambut (alis) pada muka serta
orang-orang yang meminta supaya dihilangkan rambut (alis) pada wajahnya,
serta orang-orang yang merenggangkan gigi demi kecantikan untuk
mengubah ciptaan Allah. Perkataan Ibnu Mas’uditu sampai kepada seorang
wanita dari Bani Asad yang bergelar Ummu Yaakub. Dia (wanita itu) sedang
membaca al-Quran.
Lalu dia datang kepada Ibnu Mas’ud dan berkata:
Apakah benar berita yang sampai kepadaku bahwa engkau mengutuk pembuat
tato, orang-orang yang meminta supaya ditato, orang-orang yang meminta
supaya dihilangkan rambut (alis) pada muka dan orang-orang yang
merenggangkan gigi demi kecantikan untuk mengubah ciptaan
Allah؟ Abdullah bin Mas’ud berkata: Bagaimana aku tidak mengutuk
orang-orang yang juga dikutuk oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam؟ Sedangkan perkara itu ada disebutkan dalam Kitab Allah.
Wanita
itu membantah: Aku sudah membaca (Al-Qur’an) semua yang ada dari kulit
ke kulit, tetapi aku tidak mendapatinya. Ibnu Mas’ud berkata: Jika
engkau benar-benar membacanya, pasti engkau akan menemuinya. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman: ( وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخَذُوهُ
وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ) Apa yang diberikan oleh Rasul
kepada kamu, maka terimalah ia dan apa yang dia larang kepada kamu, maka
tinggalkanlah ia. Wanita itu berkata: Aku melihat sesuatu di antara
yang engkau bicarakan ini pada isterimu sekarang.
Ibnu Mas’ud berkata:
Pergilah melihatnya. Wanita itu pun masuk mendapatkan isteri Abdullah
bin Umar. Namun ia tidak melihat sesuatu pun. Maka ia datang lagi kepada
Ibnu Mas’ud dan berkata: Aku tidak melihat sesuatu pun. Ibnu Mas’ud
berkata: Ingatlah, seandainya apa yang aku perkatakan ada pada isteriku
niscaya aku tidak akan menggaulinya * (Hadits Muttafaq ‘alaih/ Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Pengrusakan kepada masyarakat memang sedang terjadi dari bidang apa
saja, khususnya pengrusakan pada masyarakat Islam. Dan memang orang
Yahudi, Nasrani dan orang-orang munafik tidak akan berhenti untuk
merusak orang-orang Islam, apalagi generasi muda Islam, apalagi
muslimahnya. Maka salah satu pengrusakan itu datang dari dunia fashion.
Mereka gerah dengan adanya busana muslimah merata di mana-mana. Maka
dengan segenap kemampuannya mereka (Yahudi, Nasrani, dan munafikin)
berusaha mencipta busana-busana yang meperlihatkan aurat wanita,
mengubah para wanita (yang kebanyakan beragama Islam) supaya senang
dengan busana yang meyerupai laki-laki (celana jeans dan kaos).
Agaknya harus semua menyadari propaganda yang merusak ummat ini.
Agaknya para wanita muda muslimah menyadari kekeliruannya, dan pahamilah
kewajiban sesunguhnya.
Dan agaknya semua perlu menyadari, biar bagaimanapun cahaya Islam tak
akan pernah redup, selalu saja kebenaran akan datang, dan yang salah
dan bathil akan kalah.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer