Pertanyaan:
Ustadz ,bagaimana cara menjelaskan kepada orang yang tidak mau mengimani bahwa Allah bicara dengan suara dan huruf, dengan alasan karena katanya suara dan huruf itu makhluk? Sekalian ustadz dalil yang jelas yang menyatakan bahwa Allah berbicara dengan suara. (Shalaca)

Jawaban:

Alhamdulillah rabbil ‘alamin, washshalaatu wassalaamu ‘laa rasuulillah wa ‘alaa washahbihi ajma’iin.
Dalil-dalil dan atsar para salaf telah menunjukkan bahwa Allah Ta’ala berbicara dengan suara dan huruf.
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala berbicara dengan suara adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
يحشر الله العباد فيناديهم بصوت يسمعه من بعد كما يسمعه من قرب أنا الملك أنا الديان
Artinya: “Allah akan mengumpulkan hamba-hamba pada hari kiamat, kemudian Allah memanggil mereka dengan suara yang terdengar dari jarak jauh seperti suara yang terdengar dari jarak dekat: Aku adalah Al-Malik (Maharaja), Aku adalah Ad-Dayyaan (Maha Membalas)…” (H.r. Al-Bukhary, dari Abdullah bin Unais radhiyallahu ‘anhu).
Berkata Al-Bukhary rahimahullah,
وَأَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَادِي بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قَرُبَ ، فَلَيْسَ هَذَا لِغَيْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ذِكْرُهُ، وَفِي هَذَا دَلِيلٌ أَنَّ صَوْتَ اللهِ لا يُشْبِهُ أَصْوَاتَ الْخَلْقِ ، لأَنَّ صَوْتَ اللهِ جَلَّ ذِكْرُهُ يُسْمَعُ مِنْ بُعْدٍ كَمَا يُسْمَعُ مِنْ قُرْبِ
Dan sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memanggil dengan suara, di mana orang yang jauh mendengar suara ini seperti orang yang dekat, maka ini tidak mungkin dimiliki oleh selain Allah ‘Azza wa Jalla, dan ini dalil bahwa suara Allah tidak sama dengan suara-suara makhluk, karena suara Allah didengar dari jarak jauh seakan-akan didengar dari jarak dekat.” (Khalqu Af’aalil ‘Ibaad, hal. 98).
Dan dari Abu Sa’iid Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يقول الله عز و جل يوم القيامة: يا آدم، يقول: لبيك ربنا وسعديك، فينادى بصوت إن الله يأمرك أن تخرج من ذريتك بعثا إلى النار

“Allah ‘Azza wa Jalla berkata di hari kiamat, ‘Wahai Adam!’ Adam menjawab, ‘Iya wahai Rabb kami.’ Maka Allah memanggil dengan suara, ‘Sesungguhnya Allah akan memasukkan dari keturunanmu ba’tsan ke dalam neraka…‘” (H.r. Al-Bukhary)

Berkata Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, “Aku bertanya kepada bapakku tentang sebuah kaum yang mengatakan bahwa Allah berbicara dengan Musa tanpa suara.” Maka bapakku (Imam Ahmad bin Hanbal) berkata,
بلى إن ربك عز وجل تكلم بصوت هذه الأحاديث نرويها كما جاءت

Tidak demikian, sesungguhnya Rabb-mu ‘Azza wa Jalla berbicara dengan suara , hadits-hadits ini kami riwayatkan sebagaimana datangnya.” (Diriwayatkan Abdullah dalam As-Sunnah, no. 533)

Adapun dalil bahwa Kalamullah terdiri dari huruf maka di antaranya:
Dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata,
بينما جبريل قاعد عند النبي صلى الله عليه و سلم سمع نقيضا من فوقه فرفع رأسه فقال هذا باب من السماء فتح اليوم لم يفتح قط إلا اليوم فنزل منه ملك فقال هذا ملك نزل إلى الأرض لم ينزل قط إلا اليوم فسلم وقال أبشر بنورين أوتيتهما لم يؤتهما نبي قبلك فاتحة الكتاب وخواتيم سورة البقرة لن تقرأ بحرف منهما إلا أعطيته
Ketika Jibril sedang duduk di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba Jibril mendengar suara pintu dari arah atas, kemudian mengangkat kepalanya, seraya berkata: “Ini adalah pintu langit, telah dibuka hari ini, belum pernah dibuka kecuali hari ini.
Maka turunlah seorang malaikat dari pintu tersebut, kemudian Jibril berkata, “Ini adalah seorang malaikat yang turun ke bumi, dia belum pernah turun kecuali hari ini.”
Maka, malaikat tersebut mengucap salam dan berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya, yang diberikan kepadamu, belum pernah diberikan kepada seorang nabipun sebelummu, Faatihatul Kitab (Al-Faatihah) dan ayat-ayat akhir surat Al-Baqarah, tidaklah kamu membaca satu huruf di dalam keduanya kecuali kamu akan diberi.” (H.r. Muslim).
‘Abdullah bin Mas’uud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
تعلموا القرآن فإنه يكتب بكل حرف منه عشر حسنات ويكفر به عشر سيئات ، أما إني لا أقول : { الم } ولكن أقول : ألف عشر ولام عشر وميم عشر.
Pelajarilah Al-Quran, karena sesungguhnya akan ditulis dari setiap hurufnya sepuluh kebaikan, dan diampuni dengannya sepuluh kejelekan, ketahuilah aku tidak mengatakan bahwa Aliif Laam Miim (itu satu huruf), akan tetapi aku katakana: Aliif sepuluh, Laam sepuluh, dan Miim sepuluh.” (H.r. Ibnu Abi Syaibah 10/461, hadist shahih mauquf atas Ibnu Mas’uud, dan memiliki hukum marfu’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).
Dan penetapan Ahlussunnah terhadap Sifat-sifat Allah yang tercantum di dalam Al-Quran dan As-Sunnah disertai keyakinan bahwa sifat-sifat tersebut tidak serupa dengan sifat-sifat makhluk, sebagaimana firman Allah,
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: “Tidak ada yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha melihat.” (Q.s. Asy-Syuuraa: 11)
Allah Maha Melihat dan Mendengar, akan tetapi penglihatan dan pendengaran Allah tidak sama dengan penglihatan dan pendengaran makhluk-Nya.
Wallahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Abdullah Roy, Lc., M.A. dari tanyajawabagamaislam.blogspot.com
Dipublikasikan kembali oleh www.konsultasisyariah.com dengan penyuntingan bahasa seperlunya.
Artikel
www.konsultasisyariah.com

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers