Syaikh Shalih bin Fauzan Abdullah Al Fauzan hafidzahullah ditanya :
Pertanyaan : Syaikh yang mulia, semoga Allah memberi kebaikan kepadamu. Apa pendapatmu terhadap orang yang berkata : Sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu ma’shum (dijaga) dari kesalahan apa yang beliau sampaikan dari Rabbnya (wahyu), jadi maksud ma’shum ini dikaitkan dengan apa yang beliau sampaikan dari Rabbnya ?

Jawaban : Benar, tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dijaga dari kesalahan terhadap wahyu yang beliau sampaikan dari Rabbnya : ” Nabi Muhammad  tidaklah berkata dengan hawa nafsunya. Namun yang dia katakan adalah wakyu dari Allah ta’ala.” (An Najm : 3-4). Demikian juga beliau dijaga dari melakukan dosa besar. Semua Nabi ‘alaihis shalaatu wa sallam dijaga dari melakukan dosa besar.
Hanya saja, yang diperselisihkan oleh para ulama’ adalah dalam perkara dosa kecil saja. Akan tetapi, tidaklah Allah menyebutkan dosa mereka kecuali menyebutkan pula taubat mereka. Mereka ma’shum dari melakukan dosa kecil diakhir kehidupan mereka. Sedangkan diawal perjalanan hidup mereka, terkadang mereka terjatuh dalam perbuatan dosa kecil, namun mereka ma’shum dari terus-menerus melakukan dosa kecil. Jadi sifat ma’shum mereka dari dosa-dosa kecil adalah diakhir kehidupan mereka, bukan diwal perjalanan hidup mereka. Sedangkan terjatuh dalam melakukan dosa besar, semua Nabi ma’shum baik diawal kehidupannya maupun diakhir kehidupannya. Demikian juga ketika menyampaikan wahyu dari Rabbnya, mereka ma’shum secara muthlaq.
(At Ta’liiq Al Mukhtashar ‘alal Qasiidah An Nuuniyah, hal. 1335)

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers