Benarkah ada doa jibril menjelang ramadhan yg banyak disebarkan melalui sms ramadhan?
Mohon penjelsannya.
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Saya pernah menerima sms semacam ini dari salah seorang jamaah:
Doa malaikat jibril menjelang nisfu sya’ban:
“Ya Allah, abaikan puasa umat nabi Muhammad SAW, apabila sebelum ramadhan dia belum:
- Memohon maaf kepada kedua orang tua jika keduanya masih hidup.
- Bermaafan antara suami istri
- Bermaafan dengan keluarga kerabat serta orang sekitar.”
- dst.
Jawaban:
Terkait doa semacam ini, ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan.
Pertama, kita tidak boleh berbicara atas nama jibril
atau atas nama Rasulullah Muhammad ‘alaihimas shalatu was salam,
kecuali berdasarkan dalil. Karena yang mereka sampaikan adalah wahyu
dari Allah.
Allah berfirman tentang Jibril,
وَمَا
نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا
خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَلِكَ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا
Tidaklah
Kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah
apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan
apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. (QS. Maryam: 64)
Artinya apapun yang dilakukan
Jibril, semua karena perintah Allah, dan bukan inisiatif pribadi.
Termasuk doa yang beliau ucapkan.
Allah berfirman tentang Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى ( ) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Tidaklah dia berbicara karena hawa nafsunya ( ) Ucapannya itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm: 3 – 4)
Sehingga apapun yang beliau sabdakan terkait syariat adalah wahyu dari Allah.
Karena itu, berbicara atas nama
jibril atau Nabi Muhammad ‘alaihimas shalatu was salam tanpa dalil, sama
halnya dengan berbicara atas nama Allah tanpa ilmu dan itu dosa besar.
Allah mensejajarkan dosa berbicara atas nama Allah tanpa ilmu dengan
sederet dosa besar, seperti syirik.
قُلْ
إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ
مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا
لَا تَعْلَمُونَ
Katakanlah:
“Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak
ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia
tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan)
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-A’raf: 33).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan ancaman keras, untuk orang yang menyebarkan hadis yang lemah,
مَنْ حَدَّثَ بِحَدِيثٍ وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
“Siapa yang menyampaikan satu hadis, dan dia merasa itu dusta, maka dia termasuk salah satu pendusta.” (HR. Muslim dalam Mukaddimah, 1/8).
Kedua, riwayat yang benar tentang doa Malaikat jibril adalah sebagai berikut,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أن رسول
الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له
يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد
أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد
أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد
أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’
Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai
Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata
kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah
melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup,
namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada
mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.””
Hadis ini dinilai sahih oleh
Al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, 2:114, 2:406, 2:407, dan
3:295; juga oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Madzhab, 4:1682. Dinilai hasan
oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 8:142; juga oleh Ibnu Hajar
Al-Asqalani dalam Al-Qaulul Badi‘, no. 212; juga oleh Al-Albani di
Shahih At-Targhib, no. 1679.
Jika kita perhatikan hadis shahih di atas, kita akan mendapatkan sekian banyak perbedaan antara teks hadis dengan sms ramadhan yang banyak tersebar di masyarakat.
- Hadis di atas tidak menyebutkan waktu kapan kejadian itu berlangsung. Jibril berdoa 3 kali dan diaminkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada keterangan waktunya. Karena itu, siapa yang mengklaim bahwa itu terjadi menjelang ramadhan atau setelah nisfu sya’ban, maka dia harus membawakan dalil.
- Doa jibril: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’ sedikitpun beliau menyinggung agar minta maaf kepada orang tua atau suami-istri, atau kepada sesama, dst.
Memperhatikan hal ini, sejatinya
apa yang disebarkan melalui sms bukan doa jibril. Malaikat jibril, sama
sekali tidak pernah berdoa demikian. Beliau hanya mendoakan keburukan
untuk orang yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan. Bisa jadi
karena selama ramadhan, dia masih rajin bermaksiat, sehingga puasa yang
dia jalankan tidak membuahkan ampunan dosa. Sebagaimana yang pernah
dijelaspan pada artikel yang diterbitkan dalam bentuk buletin berikut: Puasa Tanpa Pahala – Edisi Buletin Ramadhan
Ketiga,
selanjutnya kami menghimbau kepada kaum muslimin untuk berhati-hati
dalam menyebarkan informasi agama, sebelum dia tidak memiliki sumber
otentik, yang bisa dipertanggung jawabkan.
Karena berdusta atas nama Allah atau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
statusnya jauh berbeda dengan berdusta atas nama makhluk. Allah ta’ala
memberikan ancaman sangat keras untuk setiap komentara tentang islam,
tentang agama Allah, tanpa bukti dan tanpa dalil yang kuat. Karena
berbicara tentang syariat tanpa dalil adalah sumber terjadinya kesesatan
dalam agama.
Sms di atas adalah sms dusta atas nama jibril. Siapapun yang mendapatkannya, segera dihapus dan tidak disebarkan.
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan taufiq meniti jalan kebenaran. Amin
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer