Pembaca konsultasisyariah.com
Alhamdulillah dipertengahan bulan Ramadhan ini kita masih diberi
kekuatan untuk menjalankan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Pada
kesempatan ini kami akan mengetengahkan sebuah rubrik Kultum Ramadhan yang dapat membantu para dai, kyai dan asatidz menyampaikan risalah agama ini.
Ahli Ibadah, tapi Ahli Neraka
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ
الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ
الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ،
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، أَمَّا بَعْدُ
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Puji syukur kita haturkan ke
hadhirat Allah, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kita dimudahkan
untuk melaksanakan berbagai ketaatan dan ibadah kepada-Nya. Kita
bersyukur kepada Allah, atas petunjuk yang Dia curahkan kepada kita,
sehingga kita bisa menyembah-Nya,beribadah kepada-Nya dan tunduk
terhadap aturan-Nya.
Betapa banyak manusia di alam ini
yang tersesat, sehingga mereka tidak menyembah Allah, namun yang mereka
sembah adalah setan. Mereka menyembah, namun salah sasaran. Kita dan
mereka sama-sama ibadah. Bedanya, kita beribadah kepada Tuhan yang
benar, Al-Haq. Sementara mereka beribadah kepada tuhan yang batil,
menyembah thaghut, yang tidak layak untuk disembah.
Hadhirin yang saya hormati…,
Kita dan mereka sama-sama capek, kita dan mereka sama-sama
mengorbankan waktu dan tenaga. Bahkan bisa jadi, mereka lebih capek
dibandingkan kita.
Allah berfirman menceritakan keadaan salah satu ahli neraka,
عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ . تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً
“Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki api yang sangat panas (neraka).” (QS. Al-Ghasyiyah: 3 – 4).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya
menyebutkan satu riwayat dari Abu Imran Al-Jauni, bahwa suatu ketika
Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu pernah melewati sebuah kuil, yang
ditinggali seorang rahib nasrani.
Umarpun memanggilnya, ‘Hai rahib… hai rahib.’ Rahib itupun menoleh.
Ketika itu, Umar terus memandangi sang Rahib. Dia perhatikan ada banyak
bekas ibadah di tubuhnya. Kemudian tiba-tiba Umar menangis.
Beliaupun ditanya, ‘Wahai Amirul Mukminin, apa yang membuat anda menangis?. Mengapa anda menangis ketika melihatnya.’
Jawab Umar, ‘Aku teringat firman Allah dalam Al-Quran, (yang artinya) ‘Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki neraka yang sangat panas’ Itulah yang membuatku menangis.’ (Tafsir Ibn Katsir, 8/385).
Jawab Umar, ‘Aku teringat firman Allah dalam Al-Quran, (yang artinya) ‘Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki neraka yang sangat panas’ Itulah yang membuatku menangis.’ (Tafsir Ibn Katsir, 8/385).
Kaum muslimin, yang berbahagia…,
Tahukah anda mengapa mereka di neraka?
Mereka rajin ibadah, namun semua sia-sia, justru mengantarkan mereka ke neraka?
Apakah Allah mendzalimi mereka? Tentu tidak, karena Allah tidak akan
pernah mendzalimi hamba-Nya. Allah haramkan diri-Nya untuk mendzalimi
hamba-Nya.
Lalu apa sebabnya?
Tentu saja semua itu kembali
kepada pelaku perbuatan itu. Sebabnya adalah dia salah dalam beribadah.
Dia beribadah, namun salah sasarannya, salah tata caranya, salah
niatnya, salah yang disembah, atau salah semuanya. Sehingga bagaimana
mungkin Allah akan menerimanya? Dan di saat yang sama, Allah justru
memberikan hukuman kepada mereka. Wal ‘iyadzu billah..
Saudaraku sesama muslim, yang dirahmati Allah..,
Menyadari hal ini, sudah selayaknya kita bersyukur, Allah jadikan kita orang mukmin, padahal kita tidak pernah memintanya. Kita patut bersyukur, kita terlahir dari keluarga muslim, padahal kita tidak pernah diminta untuk memilihnya. Yang ini menjadi salah satu modal bagi kita agar ibadah kita diterima oleh Allah.
Menyadari hal ini, sudah selayaknya kita bersyukur, Allah jadikan kita orang mukmin, padahal kita tidak pernah memintanya. Kita patut bersyukur, kita terlahir dari keluarga muslim, padahal kita tidak pernah diminta untuk memilihnya. Yang ini menjadi salah satu modal bagi kita agar ibadah kita diterima oleh Allah.
Hadirin…,
Kita sudah memiliki modal iman,
tinggal saatnya kita berusaha agar amal kita diterima Allah. Bagaimana
caranya? Caranya: kita berupaya agar amal yang kita kerjakan adalah amal
yang benar. Benar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan syariat.
Kriteria itu, Allah nyatakan dalam firman-Nya,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi: 110).
Keterangan ayat,
- “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya” artinya dia siap bertemu Allah dengan membawa bekal amal yang diterima.
- “hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh”, itulah amal yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- “dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”, dengan ikhlas karena Allah ketika beribadah.
Itulah salah satu ayat yang menjelaskan kriteria amal yang benar dalam syariat,
- Benar niatnya: ikhlas karena mengharap balasan dari Allah
- Benar tata caranya: sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Niat yang ikhlas semata, belumlah
cukup untuk membuat amal kita diterima. Semangat, bukan modal utama
agar amal kita diterima. Karena kita juga dituntut untuk benar dalam
tata caranya.
Sebagai mukmin, kita tentu tidak
ingin amal kita ditolak karena salah prakteknya. Kita dalam beramal
telah mengeluarkan modal tenaga, waktu, atau bahkan harta. Jangan sampai
menjadi batal, karena kita kurang perhatian dengan tata cara beramal.
Karena itu, mari kita menjadi
orang yang mencintai sunah dan berusaha membumikan sunah. Berusaha
menyesuaikan amal kita dengan sunah. Dengan itu, kita bisa berharap,
amal kita diterima. Kita bisa tiru semangat para ulama dalam meniti
sunah, hingga mereka berdoa,
اللهم أمتنا على الإسلام وعلى السنة
“Ya Allah, matikanlah aku di atas islam dan sunah…” (HR. Al-Khatib dalam Tarikh Baghdad, 9/354).
Semoga Allah menerima amal kita dan tidak menjadikannya sia-sia. Amiin.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer