Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili dalam bukunya Tajrid Al-Ittiba’ (hlm. 146 – 154) menyebutkan bahwa ditinjau dari manfaatnya, amal yang dilakukan oleh hamba terbagi menjadi dua,
Pertama, amal yang
manfaatnya hanya bisa dirasakan oleh orang yang melakukannya saja, dan
tidak memberikan pengaruh kebaikan kepada orang lain. Itulah semua
ibadah yang dilakukan oleh seseorang, yang tidak ada hubungan dengan
orang lain. Seperti shalat, dzikir, membaca Alquran, dst. Kita
istilahkan amal semacam ini dengan amal qashir.
Kedua, amal yang
manfaatnya bisa dirasakan oleh makhluk yang berada di sekitarnya,
memberikan pengaruh kebaikan kepada masyarakat lainnya. Seperti membayar
zakat, berdakwah, mengajarkan kebaikan, dan semua amal yang manfaatnya
bisa dirasakan orang lain. Kita istilahkan amal ini dengan amal
muta’adi.
Islam sebagai agama yang rahmatan
lil ’alamin, memotivasi umatnya untuk menjadi hamba yang memberikan
banyak manfaat bagi yang lainnya. Hamba yang menjadi sumber kebaikan
bagi lingkungan sekitarnya. Karena, dengan itu, dia bisa menjadi hamba
yang terbaik. Allah berfirman,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. (QS. Ali Imran: 110)
Ibnu Katsir menukil pendapat
beberapa ahli tafsir: Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Atha’, Rabi’ bin
Anas bahwa para sahabat, Allah sebut sebagai umat terbaik karena mereka
adalah orang-orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Disebabkan
kriteria yang Allah sebutkan dalam lanjutan ayat: ‘menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar’, sehingga mereka menjadi sumber
kebaikan bagi yang lain.
Karena jasa besar mereka,
menyebarkan kebaikan dan menjadi sumber kebaikan, Allah memberikan
jaminan kepada orang ini, dia akan mendapatkan kucuran pahala dari
setiap orang yang mengikutinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
“Siapa
yang mengajak kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti
orang yang mengikutinya, tidak akan dikurangi sedikitpun dari pahala
mereka…” (HR. Muslim 2674, Abu Daud 4609 dan yang lainnya).
Semakin banyak yang mengikuti ajakan kebaikan yang dia sampaikan, semakin besar peluang baginya untuk mendapatkan pahala.
Wanita Penebar Dosa
Di saat yang sama, Islam melarang keras kaum muslimin untuk menjadi
manusia yang paling merugikan bagi masyarakatnya. Manusia yang menjadi
sumber keburukan dan sumber dosa bagi lingkungannya. Manusia yang
menjadi sebab orang lain berbuat maksiat. Jika sahabat disebut manusia
terbaik karena menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar,
maka manusia paling buruk adalah manusia yang menyuruh kepada
kemungkaran, dan pada saat yang sama mencegah dari perbuatan ma’ruf.
Itulah manusia yang tidak bisa diharapkan kebaikannya, dan kita tidak
bisa merasa aman dari keburukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ، وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ
“Sebaik-baik kalian adalah
orang yang bisa diharapkan kebaikannya (untuk orang lain) dan terjamin
aman dari keburukannya (terhadap orang lain). Sejelek-jelek kalian,
orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan tidak ada jaminan aman
dari keburukannya.” (HR. Turmudzi 2263 dan dishahihkan Al-Albani)
Salah satunya, para wanita penebar dosa.
Para wanita yang menjadi sebab banyak lelaki melakukan zina mata… para
wanita yang mengobral harga diri dan kehormatannya. Para wanita yang
mengumbar aurat di depan umum, tanpa rasa malu.
Indonesia nampaknya akan bernasib
sebagaimana Pattaya Thailan, atau seperti kawasan pantai Bali. Kawasan
berhias zina dan pelacuran. Indonesia, di setiap lorong jalan, aurat
berceceran di mana-mana. Berjejal para wanita yang berlomba-lomba untuk
menampakkan auratnya. Berlomba mencari lirikan setiap lelaki di
sekitarnya. Ke manapun seorang lelaki soleh menghadap, dia tidak bisa
lepas dari aurat dan aurat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ
حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا، أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ، فَزِنَا العَيْنِ
النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ المَنْطِقُ، والقلب تَمَنَّى وَتَشْتَهِي،
وَالفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ
“Sesungguhnya
Allah menetapkan jatah zina untuk setiap manusia. Dia akan
mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: Zina mata dengan melihat, zina
lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat,
sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari 6243 dan Muslim 2657).
Itulah wanita penebar dosa… para
wanita yang menjadi sumber maksiat. Wanita yang menjadi pembantu iblis
untuk menjerumuskan manusia ke neraka. Karena jasa besar para wanita
penjajah aurat ini, Iblis layak berterima kasih kepada mereka.
Dosa Bertumpuk
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ من الناس ناساً مفاتيح للخير مغاليق
للشر، وإنَّ من الناس ناساً مفاتيح للشر مغاليق للخير، فطوبى لمن جعل الله
مفاتيح الخير على يديه، وويل لمن جعل الله مفاتيح الشر على يديه
“Sesungguhnya
diantara manusia ada orang yang menjadi pembuka pintu kebaikan dan
penutup pintu keburukan. Sebaliknya ada diantara manusia yang menjadi
pembuka pintu keburukan dan penutup pintu kebaikan. Karena itu, sungguh
beruntung orang yang Allah jadikan sebagai kunci pintu kebaikan ada di
tangannya, dan celaka bagi orang yang Allah jadikan kunci pintu
kejahatan ada di tangannya.” (HR. Ibn Majah dan dihasankan Al-Albani).
Siapapun yang menjadi sebab
keburukan, sebab orang lain bermaksiat, maka dia akan menanggung setiap
orang yang berdosa karena sebabnya. Semakin banyak para lelaki yang
melihat auratnya, semakin besar dosa yang dia dapatkan.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تُقتَل نفس ظلمًا، إلا كان على ابن آدم الأول كِفْلٌ من دمها، لأنه كان أول من سن القتل
“Tidak
ada satupun jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak Adam yang
pertama menanggung darahnya. Karena dialah orang yang pertama kali
mengajarkan praktek pembunuhan.” (HR. Muslim 1677).
Ancaman yang Mengerikan
Mengingat betapa besar kesalahan orang ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberikan ancaman yang sangat keras bagi wanita pengumbar aurat.
Beliau menyebutnya wanita yang berpakaian tapi telanjang. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ
مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ
كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ
عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ
الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا،
وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Dua
jenis penghuni neraka yang belum pernah aku lihat. (1) Sekelompok orang
yang membawa cambuk seperti ekor sapi, dan dia gunakan untuk memukuli
banyak orang. (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, jalan
berlenggak-lenggok, kepalanya seperti punuk onta, mereka tidak masuk
surga dan tidak mendapatkan harumnya surga, padahal bau harum surga bisa
dicium sejarak perjalanan yang sangat jauh.” (HR. Ahmad 8665 dan Muslim 2128).
Wanita berpakaian tapi telanjang,
merekalah wanita yang mengumbar aurat, berpakaian tipis transparan,
atau ketat membentuk lekuk tubuh. Segeralah bertaubat kepada Allah, dan
jangan menjadi sumber dosa bagi lingkungan Anda.
Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua..
Oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer