Pertanyaan:
Bolehkah memberikan zakat fitrah ke saudara atau paman, atau bibi, atau keluarga lainnya?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du
Sebelum menjawab pertanyaan, perlu kami tegaskan ulang bahwa golongan yang berhak menerima zakat fitri adalah fakir miskin. Selain itu, tidak berhak menerima zakat fitrah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan fungsi disyariatkannya kewajiban zakat fitrah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ…، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri sebagai makanan bagi orang miskin.” (HR. Abu Daud; dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani)
Asy-Syaukani mengatakan, “Dalam hadis ini, terdapat dalil bahwa zakat fitri hanya (boleh) diberikan kepada fakir miskin, bukan 6 golongan penerima zakat lainnya.” (Nailul Authar, 2:7)
Hadis di atas secara tegas menunjukkan bahwa fungsi zakat
fitri adalah untuk mencukupi kebutuhan orang miskin ketika hari raya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa salah satu kemungkinan tujuan perintah
untuk mencukupi kebutuhan orang miskin di hari raya adalah agar mereka
tidak disibukkan dengan memikirkan kebutuhan makanan di hari tersebut,
sehingga mereka bisa bergembira bersama kaum muslimin yang lainnya.
Keterangan lebih lengkap bisa anda simak di: Yang Berhak Menerima Zakat
Kemudian, ketika ada salah satu
anggota keluarga kita yang kurang mampu, baik itu saudara atau paman
atau bibi atau kerabat lainnya, bolehkah zakat fitrah kita berikan
kepada mereka?
Jawabannya boleh dan bahkan lebih
afdhal. Seseorang akan mendapatkan pahala lebih ketika dia salurkan
zakatnya kepada kerabatnya daripada dia salurkan kepada orang lain.
Karena menyalurkan zakat ke keluarga nilainya ganda: zakat dan
mempererat silaturahim. Hanya saja ada syaratnya.
Syaratnya:
kerabat tersebut bukan termasuk orang yang wajib kita nafkahi. Jika
kerabat tersebut termasuk orang yang wajib kita nafkahi, maka tidak
boleh menerima zakat dari kita.
Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya tentang zakat kepada kerabat, beliau menjawab:
Boleh memberikan zakat fitrah
atau zakat mal kepada kerabat yang miskin. Bahkan memberikan zakat
kepada kerabat, lebih diutamakan daripada memberikannya kepada orang
lain. Karena memberikan zakat kepada kerabat statusnya sebagai zakat dan mempererat silaturahim.
Namun dengan syarat, dalam
penyerahan zakat ini tidak menyebabkan terlindungi kewajiban hartanya.
Semacam orang miskin tersebut termasuk orang yang wajib dia nafkahi.
Dalam kondisi ini, dia tidak boleh memenuhi kebutuhan orang miskin
tersebut yang diambilkan dari zakatnya. Jika dia lakukan hal ini,
berarti dia telah memperkaya hartanya dengan harta zakatnya. Tentu ini
tidak boleh dan tidak halal. Namun jika dia bukan orang yang wajib dia
nafkahi, maka dia boleh menyerahkan zakatnya kepada orang miskin itu.
Bahkan menyerahkan zakat ke orang miskin yang masih kerabat, lebih
afdhal dari pada diberikan kepada orang lain, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
“Sesungguhnya zakat kepada
orang miskin nilainya zakat (saja). Sedangkan zakat kepada kerabat,
nilainya dua: zakat dan silaturahim.” (HR. Nasai, Dariri, turmudzi, Ibnu Majah dan dishahihkan al-Albani)
(Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 18. no. 301)
(Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 18. no. 301)
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer