apakah dosa maksiat di bulan romadhon dilipatgandakan sebagaimana pahala ketaatan di lipatgandakan juga ?
Dari: Fulan via Milis Pm Fatwa Pengusaha Muslim
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Terdapat hadis dari Ummi Hani’ radhiyallahu ‘anha, yang diriwayat At-Thabrani dan lainnya,
فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ
“Takutlah kalian terhadap bulan ramadhan. Karena pada bulan ini, kebaikan dilipatkan sebagaimana dosa juga dilipat-gandakan.”
[HR. At-Thabrani dalam Al-Ausath 4983 dan As-Shaghir 698, dan kata
Al-Haitsmi dalam Majma’ Az-Zawaid (3/190), ‘Dalam sanadnya terdapat
perawi bernama Isa bin Sulaiman, dia dinilai lemah oleh Ibn Ma’in. Dia
bukan orang yang sengaja berdusta, akan tetapi dia lemah hafalannya].
Kesimpulannya, hadis ini adalah hadis yang lemah, sebagaimana keterangan Ibnu Muflih dalam Adab As-Syar’iyah (3/430).
Hanya saja, para ulama menegaskan
bahwa dosa yang dilakukan pada waktu mulia atau di tempat mulia,
derajatnya lebih besar dibandingkan dosa yang dilakukan di tempat atau
waktu biasa.
Ibnu Muflih dalam karyanya Adab As-Syar’iyah, beliau membuat satu judul bab,
فصل زيادة الوزر كزيادة الأجر في الأزمنة والأمكنة المعظمة
“Bab: pelipatan dosa sebanding dengan pelipatan pahala, pada tempat dan waktu yang diagungkan.” (Adab As-Syar’iyah, 3/430).
Kemudian beliau menyebutkan keterangan gurunya,
قَالَ
الشَّيْخُ تَقِيُّ الدِّينِ : الْمَعَاصِي فِي الْأَيَّامِ الْمُعَظَّمَةِ
وَالْأَمْكِنَةِ الْمُعَظَّمَةِ تُغَلَّظُ مَعْصِيَتُهَا وَعِقَابُهَا
بِقَدْرِ فَضِيلَةِ الزَّمَانِ وَالْمَكَانِ انْتَهَى كَلَامُهُ وَهُوَ
مَعْنَى كَلَامِ ابْنِ الْجَوْزِيِّ وَغَيْرِهِ
Syaikh Taqiyuddin mengatakan, ‘Perbuatan maksiat
yang dilakukan di hari-hari istimewa atau tempat istimewa. Nilai
kemaksiatannya dan hukumannya, semakin marah setingkat dengan nilai
keistimewaan waktu dan tempat tersebut.’ Demikian keterangan beliau, dan
itu semakna dengan keterangan Ibnul Jauzi dan ulama lainnya.
Selanjutnya Ibnu Muflih menyebutkan hadis di atas, dan beliau menyatakan statusnya dhaif. (Adab As-Syar’iyah, 3/430)
Keterangan yang sama juga pernah
disampaikan oleh Imam Ibnu Baz. Dalam majmu’ Fatawa beliau ditanya,
apakah dosa ketika ramadhan juga dilipat gandakan sebagaimana pahala?
Jawab beliau,
فاذا كان
الشهر فاضلا والمكان فاضلا ضوعفت فيه الحسنات ، وعظم فيه إثم السيئات ،
فسيئة في رمضان أعظم إثما من السيئة في غيره ، كما أن طاعة في رمضان أكثر
ثوابا عند الله من طاعة في غيره ، ولما كان رمضان بتلك المنزلة العظيمة كان
للطاعة فيه فضل عظيم ومضاعفة كثيرة وكان إثم المعاصي فيه أشد وأكبر من
إثمها في غيره
Apabila datang satu bulan yang
mulia atau tempat mulia maka pahala kebaikan dilipatkan, dan dosa
maksiat nilainya besar. Karena itu, perbuatan maksiat di bulan ramadhan,
dosanya lebih besar dari pada perbuatan maksiat di luar ramadhan.
Sebagaimana ketaatan di bulan ramadhan, pahalanya lebih banyak di sisi
Allah, dari pada ketaatan di luar ramadhan. Mengingat ramadhan memiliki
kedudukan yang sangat agung, maka ketaatan di dalamnya memiliki
keutamaan yang besar dan dilipatkan sampai banyak sekali. Sebaliknya,
dosa maksiat ketika itu, lebih besar dibandingkan dosa maksiat di luar
bulan itu. (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 14/440).
Karena itu, berhati-hatilah
dengan bulan ramadhan. Kita minta petunjuk kepada Allah, semoga
diringankan untuk meninggalkan maksiat. Amiin
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer