Thaha dan Yasin Nabi Nabi?
Ar-Raghib Al-Asfahani dalam Mufradat Gharibil Qur’an, mengatakan
يس: يس قيل معناه يا إنسان، والصحيح أن يس هو من حروف التهجى كسائر أوائل السور
Yasin, ada yang mengatakan maknanya adalah Ya Insan (wahai manusia). Yang benar bahwa Yasin
adalah huruf hijaiyah yang mengawali surat, sebagaimana yang ada pada
awal surat yang lain. (Mufradat Gharibil Qur’an, hlm. 554).
Al-Hafidz Ibnu Katsir memberikan rincian perselisihan pendapat dalam masalah ini,
عن سعيد بن جبير، عن ابن عباس قال : طه: يا رجل. وهكذا روي عن مجاهد، وعكرمة، وسعيد بن جبير، وعطاء
Riwayat dari Said bin Jubair,
dari Ibn Abbas, beliau mengatakan, Thaha: “Ya Rajul” (wahai lelaki).
Demikian yang diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Said bin Jubair, dan
Atha’. Dan yang dimaksud lelaki di sini adalah Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Ibnu Katsir juga menukil riwayat yang dibawakan Al-Qadhi Iyadh –
ulama syafiiyah – dalam kitabnya As-Syifa’ bi Ta’rif Huquq Musthofa,
dari Ibnu Ja’far, dari Rabi’ bin Anas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat beliau berdiri di atas satu kaki dan mengangkat satu kaki yang lain. Kemudian Allah menurunkan,
{ طه } ، يعني: طأ الأرض يا محمد، { مَا أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى }
“Tha-ha”, artinya: Tha’ Al-Ardha (Injak tanah) wahai Muhammad, “Kami tidaklah menurunkan Al-Quran kepadamu supaya kamu celaka.” (Tafsir Ibn Katsir, 5/271 – 272)
As-Syinqithi dalam tafsirnya, Adwaul Bayan, ketika menafsirkan surat Thaha, beliau mengatakan,
أظهر الأقوال فيه عندي أنه من الحروف المقطعة
في أوائل السور ، ويدل لذلك أن “الطاء” و “الهاء” المذكورتين في فاتحة هذه
السورة ، جاءتا في مواضع أخر لا نزاع فيها في أنهما من الحروف المقطعة ،
أما “الطاء” ففي فاتحة “الشعراء” “طسم” وفاتحة “النمل” طس ” . وفاتحة
“القصص” وأما “الهاء” ففي فاتحة “مريم” في قوله تعالى : “كهيعص”.”
Pendapat yang paling kuat
menurutku, bahwa yasin adalah huruf muqatha’ah (yang dibaca secara
terpisah), yang ada di awal surat. Yang menunjukkan hal itu, bahwa huruf
Tha’ dan Ha’ yang disebutkan di awal surat ini, juga disebutkan di
surat-surat yang lain. Dan tidak ada perbedaan di kalangan ulama bahwa
kedua huruf ini adalah huruf muqatha’ah. Huruf Tha’ di sebutkan di awal
surat As-Syu’ara dan Al-Qashas: ‘Tha – siin – miim’ dan awal surat
An-Naml: ‘Tha – siin’. Sedangkan huruf Ha’, ada di awal surat Maryam,
pada firman Allah: ‘Kaaf – Ha – Ya – ‘Ain – Shaad’. (Adwaul Bayan,
4/73).
As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan,
طه : من جملة الحروف المقطعة ، المفتتح بها كثير من السور ، وليست اسماً للنبي صلى الله عليه وسلم
Thaha termasuk huruf Muqatha’ah, huruf yang sering menjadi pembukaan banyak surat. Dan bukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Taisir Karim Rahman, 501)
Sementara Ibnul Jauzi merangkum sekian perbedaan pendapat para ahli tafsir tentang Tha-ha. Beliau menyimpulkan,
واختلفوا في معناها على أربعة أقوال
“Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna kata ini dalam 4 pendapat.”
Kemudian Ibnul Jauzi merinci satu-satu:
1. Tha-ha bermakna : Ya Rajul
(Wahai lelaki). Pendapat ini diriwayatkan Al-Aufi dari Ibnu Abbas.
Meskipun ulama yang menguatkan pendapat ini juga berbeda pendapat, dari
mana asal bahawa Tha-ha dengan makna Ya Rajul.
2. Tha-ha merupakan singkatan nama. Untuk pendapat kedua ini juga terdapat perselisihan,
- Tha-ha adalah nama Allah, Tha’ mewakili Al-Lathif dan Ha’ mewakili Al-Hadi.
- Tha-ha bukan nama Allah, tapi nama makhluk. Tha’ singkatan dari Thabah (arab: طابة), nama lain kota Madinah; dan Ha’ singkatan untuk Mekah.
3. Tha-ha merupakan sumpah Allah. Menurut Al-Qurthubi, Allah
bersumpah dengan sifat-Nya : بطوله وهدايته : kebesaran dan hidayah-Nya.
4. Tha-ha maknanya adalah Tha’ Al-Ardha (injaklah tanah) sebagaimana riwayat Rabi’ bin Anas dalam hadis di atas.
(Tafsir Zadul Masir, 3/150 – 151).
Dari keterangan di atas, dan
rangkuman yang disampaikan Ibnul Jauzi, kami tidak menjumpai adanya
keterangan bahwa Thaha maupun Yasin adalah nama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Riwayat Ibn Abbas yang menyatakan bahwa Tha-ha
artinya wahai lelaki, tidaklah menunjukkan bahwa itu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Karena Tha-ha bentuknya kalimat panggilan untuk
beliau dan bukan nama beliau.
Keterangan Yang Dari Sumber tentang Thaha
Keterangan yang pernah saya dengar mengapa Thaha dijadikan nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
mereka menyamakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ibarat bulan
purnama. Bulan purnama terbit tanggal 14, berdasarkan kalender
qamariyah.
الأحرف العربي القديم قبل تحويله إلى نظام هجائي. يبدأ بحرف الألف وينتهي بحرف الغين
Di masa silam, masyarakat arab
menggunakan huruf abjad untuk mewakili angka. Diawali dari huruf alif
yang mewakili angka 1 dan diakhiri huruf ghain yang mewakili angka 1000.
Kemudian dalam perkembangannya, huruf ini menjadi huruf hijaiyah.
Urutannnya seperti yang disebutkan dalam tabel berikut:
غ
|
…
|
س
|
…
|
ك
|
ي
|
ط
|
ح
|
ز
|
و
|
ه
|
د
|
ج
|
ب
|
أ
|
1000
|
…
|
60
|
…
|
20
|
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Susunan huruf Tha-ha (طه) bernilai 9 dan 5, jika dijumlahkan hasilnya 14.
Apa yang bisa kita simpulkan dari metode ini? Metode yang digunakan murni gothak-gathik-gathuk (cocok-cocokan). Sistematika abjad di atas sudah ada sejak masa jahiliyah. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan islam.
Lebih dari itu, rumus ini tidak
berlaku untuk Yasin. Jika kita menyebut yasin sebagai nama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana Thaha, seharusnya juga
berlaku rumus yang sama. Namun itu tidak terjadi. Angka yang diwakili
huruf ya dan sin jika ditotal hasilnya 70. Teori gothak-gathik-gathuk
akan kesulitan untuk mengaitkan angka ini dengan sosok Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kesimpulannya, tidak ada dalil
tegas yang menunjukkan bahwa Thaha dan Yasin adalah nama Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada beberapa tafsir dari para ulama,
namun mereka tidak menyatakan bahwa susunan huruf-huruf itu merupakan
nama beliau. Sementara rumus huruf hijaiyah jelas tidak bisa diterima,
karena teorinya tidak terbukti secara ilmiah. Dan kita TIDAK boleh
memberikan nama untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sesuatu
yang BUKAN nama beliau, bukan pula gelar beliau.
Shalawat Thaha dan Yasin
Di tempat kita, kata Thaha dan Yasin akrab kita dengar dalam shalawat,
Shalatullah salamullah ‘ala yasin habibillah.., Shalatullah salamullah ‘ala thaha rasulillah..
Yasin dan Thaha dalam shalawat itu maksudnya adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bisa dikatakan, shalawat ini salah sasaran. Betapa tidak, nama yang mereka sebut Yasin dan Thaha bukan nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bukan gelar beliau. Sehingga sejatinya pembaca shalawat itu memberikan shalawat dan salam bukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi kepada Pak Thaha dan Pak Yasin.
Nama-nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut beberapa nama beliau. Dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
لِي أَسْمَاءً، أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَنَا أَحْمَدُ، وَأَنَا المَاحِي
الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الكُفْرَ، وَأَنَا الحَاشِرُ الَّذِي
يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي، وَأَنَا العَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ
بَعْدِي نَبِيٌّ
Saya memiliki beberapa nama:
saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi (yang menghapus), orang yang
Allah utus untuk menghapus kekufuran. Saya Al-Hasyir (yang
mengumpulkan), dimana manusia akan dikumpulkan di bawah kakiku. Saya
Al-‘Aqib (penghujung), dimana tiada nabi setelahku. (HR. Bukhari 4896
dan Muslim 2354 dan lafal ini dari shahih Muslim).
Allahu a’lam
Oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer