Allah ta’ala telah menjelaskan delapan golongan penerima zakat. Allah berfirman,
إِنَّمَا
الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا
وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ
عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yang sedang dalam perjalanan (Ibnu Sabil), sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS. At-Taubah: 60)
Pada ayat di atas, Allah tidak menyebut anak yatim sebagai salah satu penerima zakat.
Karena itu, kriteria yatim, bukan termasuk kriteria orang yang berhak
menerima zakat. Akan tetapi jika ada anak yatim yang memenuhi salah satu
dari kriteria di atas, misalnya, dia yatim fakir atau miskin, maka dia
berhak menerima zakat.
Imam Ibn Utsaimin ditanya, apakah anak yatim berhak menerima zakat? Jawab beliau,
الأيتام الفقراء من أهل الزكاة فإذا دفعت الزكاة إلى أوليائهم فهي مجزئة إذا كانوا مأمونين عليها ،
Anak yatim yang miskin, berhak
menerima zakat. Jika anda menyerahkan zakat anda kepada pengurus anak
yatim miskin ini, zakat anda sah, apabila pengurus ini adalah orang yang
amanah… (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, 18/346).
Kemudian beliau juga mengingatkan kebiasaan keliru di tengah masyarakat dengan memberikan zakat kepada anak yatim,
ولكن
هنا تنبيه : وهو أن بعض الناس يظن أن اليتيم له حق من الزكاة على كل حال ،
وليس كذلك فإن اليتيم ليس من جهات استحقاق أخذ الزكاة ، ولا حق لليتيم في
الزكاة إلا أن يكون من أصناف الزكاة الثمانية. أما مجرد أنه يتيم فقد يكون
غنيًّا لا يحتاج إلى زكاة
Ada satu catatan penting,
sebagian orang beranggapan bahwa anak yatim memiliki hak zakat, apapun
keadaannya. Padahal tidak demikian. Karena kriteria yatim bukanlah
termasuk salah satu yang berhak mengambil zakat. Tidak ada hak bagi anak
yatim untuk menerima zakat, kecuali jika dia salah satu diantara 8
golongan penerima zakat. Adapun semata statusnya sebagai anak yatim,
bisa jadi dia kaya, dan tidak butuh zakat.
(Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, 18/353).
Catatan:
Anak yatim berhak menerima santunan dari selain zakat.
Seperti infak atau sedekah. Karena zakat memiliki aturan baku yang
khusus, sehingga tidak boleh keluar dari aturan tersebut. Termasuk
diantaranya adalah aturan penerima zakat.
Berbeda sedekah atau infak, tidak
memilikki atura baku, sehingga bisa diberikan kepada anak yatim atau
anak terlantar, sekalipun dia orang mampu.
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baitsa)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer